Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Komparatif untuk Mengidentifikasi Kala dan Aspek Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia pada Portal Berita Online Hidayati, Yanti; Rahmi Fauzah, Nunik Nur
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.371 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i12.5058

Abstract

Kala atau tense dan aspek dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Jepang merupakan hal yang sulit untuk dipisahkan. Karena, kedua-duanya menyatakan perbuatan atau kejadian lampau atau selesai, sedang atau masih berlangsung, dan akan atau belum dilakukan, yang kebanyakan diekspresikan dengan menggunakan bentuk verba yang sama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan kala dan aspek bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pada portal berita online. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini ditemukan 6 (enam) jenis kala, yaitu kako no jyoutai, Genzai no jyoutai, Kako dekigoto, Mirai no dekigoto ni tsuite kakushin, Genzai jishou serta shinri honshitsu. Sedangkan kala pada bahasa Indonesia, terdapat 10 (sepuluh) data dengan penanda 5 kata dan 5 frasa. Aspek dalam bahasa Jepang ditemukan 4 (empat) jenis data aspek katsuyou gobi ~ta, ~ru dan 6 (enam) data te - kei+iru、aru. Sedangkan aspek dalam bahasa Indonesia ditemukan 6 (enam) jenis, yaitu kontinuatif, inseptif, progresif, repetitif, perfektif, serta imperfektif. Sedangkan data untuk aspek sesatif tidak ditemukan pada penelitian ini
FUKUGOUGO DI PABRIK PENGOLAHAN MAKANAN FRESHCENTER SHOKUBUN (KAJIAN MORFOSEMANTIK) Fauzah, Nunik Nur Rahmi; Hidayati, Yanti; Ulfiyah, Evi
KLAUSA (Kajian Linguistik, Pembelajaran Bahasa, dan Sastra) Vol 8 No 1 (2024): KLAUSA Vol 8 No 1 (2024)
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/klausa.v8i1.959

Abstract

Abstrak: Dalam percakapan yang digunakan didalam lingkungan kerja pabrik pengolahan makanan ditemukan kosakata yang dibentuk melalui proses penggabungan atau fukugougo. Tujuan penelitian untuk menganalisis variasi jenis fukugougo dan makna fukugougo yang ada di pabrik pengolahan makanan Freshcenter Shokubun. Teori yang digunakan merupakan teori dari Shibatani. Sumber data merupakan percakapan yang dilakukan para pegawai pabrik dilingkungan kerja dengan data berupa fukugougo yang ditemukan didalam percakapan tersebut. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik libat catat. Dari penelitian ini ditemukan 9 data teridentifikasi sebagai fukugougo, 4 data merupakan native compound, 1 data berupa sino japanese compound, dan 2 data merupakan hybrid compound. Dari segi makna, ditemukan 4 fukugougo maknanya berasal dari 2 kata pembentuknya, 2 fukugougo maknanya hanya berasal dari salah satu kata pembentuknya saja, dan 1 fukugougo makna katanya tidak terbentuk dari salah satu kata pembentuknya. Kata Kunci: fukugougo, morfosemantik, pengolahan makanan, kata majemuk
The The Meaning of Indonesian Culture in the Vocabulary of Indonesian Language Textbooks for Japanese Speakers Fauzah, Nunik Nur Rahmi; Hidayati, Yanti
Philosophica: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 6 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : English Literature Department, Faculty of Economics, Law, and Humanities

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/po.v6i2.2625

Abstract

The aim of this research is to describe the lexical and cultural meanings, as well as the functions of cultural vocabulary in Indonesian language textbooks for Japanese learners. The research employs an ethnolinguistic approach and utilizes a descriptive method. Data is collected through observation and note-taking techniques. The data sources include the books Yasashii shoho no Indonesia Go,Nichijou Indonesia Go Kaiwa Neitibu Hyougen, and Kaisoku Masutaa Indonesia Go. The data under consideration consists of cultural vocabulary. Ten cultural vocabulary terms were identified: koucha, yakitori, rebaran, oukyuu, borobudu-ru jiin, gado gado, chanan, gamuran, and sarun. The cultural meanings derived from these vocabulary terms encompass etiquette and familiarity, mutual respect in diversity, forgiveness, and social bonds, orderliness, conceptualization, and structure, religiosity, environmental appreciation, artistic passion, tolerance, cooperation, simplicity, and courtesy. In terms of functionality, some lexicons undergo functional changes, while others remain unchanged. Lexicons such as koucha, yakitori, gado gado, gamuran, kubaya, and sarun experience functional changes, whereas rebaran, oukyuu, Borobudu-ru jiin, and chanan remain unchanged.
VERBA ORIRU (降りる) SEBAGAI POLISEMI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK) Hidayati, Yanti; Fauzah, Nunik Nur Rahmi; Hermawan, Yosua
KLAUSA (Kajian Linguistik, Pembelajaran Bahasa, dan Sastra) Vol 8 No 2 (2024): KLAUSA Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/klausa.v8i2.1105

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai makna verba oriru sebagai polisemi dalam bahasa Jepang. Polisemi dalam bahasa Jepang disebut dengan tagigo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna dasar dan makna perluasan beserta hubungan antara makna dasar dan makna perluasan yang terdapat pada verba oriru dalam kalimat bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (Moleong). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak catat. Data penelitian diperoleh dari Korpus Ninjal nlb.ninjal.ac.jp. Data dianalisis menggunakan Kokuritsu Kokugo Kenkyuujo Kihon Doushi Handobukku dan Oubunsha Kokugojiten. Dari data yang telah dikumpulkan, ditemukan verba oriru memiliki lima makna dasar dan empat makna perluasan. Makna dasarnya yiatu: 1) gerak ke bawah oleh mahluk hidup; 2) Gerakan ke bawah melalui suatu jalur oleh makhluk hidup; dan 3) gerak ke bawah oleh benda mati; 4) kendaraan bergerak ke jalan yang lebih rendah; 5) bergerak keluar dari kendaraan. Makna perluasannya yaitu: 1) kemunculan kabut, embun es, dan embun; 2) pengunduran diri, 3) pelepasan hak dan kesempatan, dan 4) penampakan makhluk khayalan.
Struktur Percakapan Host Utama Dalam Talk Show Oshareizumu fitriyany, Elsy; Hidayati, Yanti; Syukur, Andi Abd Khaliq
IZUMI Vol 13, No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/izumi.13.2.143-151

Abstract

This research analyzes the conversational structure of the main host in the talk show "Oshareizumu." The primary focus is on the speaking style and interaction strategies used by the main host, Ueda. A pragmatic approach is employed as the theoretical framework, referencing the theories of Yule (2014) and Lidia Tanaka (2014). This study identifies three instances of pauses, three instances of overlap, and one hundred and nineteen occurrences of backchannel or aizuchi. Ueda's intensive and active speaking style demonstrates a high level of involvement in interactions. The results show that Ueda performs his role effectively, as evidenced by a conversational structure with minimal pauses and overlaps, extensive use of backchannel, and an intensive speaking style. These findings suggest that Ueda's contributions significantly enhance the attractiveness of the talk show.
Writing Errors Hiragana and Katakana In PGSD, PTIK, and PBI IPB Cirebon Study Programs Maulina Prastika, Tiara; Kristianto Gunawan, Theodore; Hidayati, Yanti
Devotion : Journal of Research and Community Service Vol. 4 No. 2 (2023): Devotion: Journal of Research and Community Service
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/devotion.v4i2.405

Abstract

The research aims to describe hiragana and katakana letter writing errors made by students of PGSD, PTIK, and PBI study programs of Invada Institute of Education and Language and describe the causes of letter writing errors made by these students. The sources of data used are essay writing or sakubun about students' daily activities based on the Marugoto A1 book and questionnaires. The method used is descriptive qualitative and uses a questionnaire to find out the causes of errors in writing the letters. The results of this study show that there are 35 data of correspondent name writing errors, both mixed writing and errors on several letters, 40 data of time writing errors, 73 data in the form of place writing errors, and 20 data of writing errors on activities or daily activities. The factors underlying the letter writing errors are the lack of memorization, writing, and not re-reading the material given and the difficulty when memorizing the letters hiragana and katakana
Pembentukan dan Makna Gairaigo dalam Anime Yuru Camp Season 1 (2018) Ayudya, Aldi Bisma; Hidayati, Yanti; Anwar, Aulia Arifbillah
NAWA: Journal of Japanese Studies Vol. 2 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69908/nawa.v2i1.43171

Abstract

In the era of globalization, the Japanese language has increasingly absorbed foreign vocabulary, particularly English, a phenomenon known as Gairaigo. This can be observed across various fields, including in the dialogues of the anime Yuru Camp Season 1 (2018), which depicts the use of Gairaigo in outdoor activities. This study aims to analyze the formation and meaning of gairaigo in Yuru Camp Season 1 (2018) through a morphosemantic approach based on Nomoto’s (2019) theory of gairaigo formation. Gairaigo refers to vocabulary borrowed from foreign languages, particularly English, into the Japanese language. In this research, the researcher uses a descriptive qualitative method to describe and analyze the formation patterns and semantic shifts of gairaigo in the anime. Data were collected through the observation and note-taking technique from the dialogues of 12 episodes of the anime under analysis. The results show that there are 20 gairaigo data points, encompassing various formation categories such as grammatical adaptation, abbreviation, creation (wasei-gairaigo), and konshugo (a combination of wago or kango with gairaigo). The findings suggest that gairaigo in Yuru Camp is not only used in everyday conversation but also undergoes various shifts in meaning depending on the context and usage within popular culture. This study is expected to provide new insights into the role of gairaigo in audiovisual media and how its adaptation process occurs in modern Japanese language.