Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Ratna Dewi Kartikasari
Buana Bastra Vol 3 No 1 (2016): BUANA BASTRA
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengaji tentang ragam bahasa Pedagang Kaki Lima (PKL) saat melakukan transaksi jual beli dengan pembeli. Ragam bahasa PKL merupakan ragam bahasa yang dapat menambah kosa kata bahasa khususnya Bahasa Indonesia dalam kajian Sosiolinguistik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena berupa data tertulis. Analisis penelitian menunjukkan bahwa ragam bahasa PKL memilik ciri khas masing-masing, baik sesama jenis dagangan maupun tidak sesama jenis dagangan. Pedagang yang berasal dari daerah tertentu cenderung mengikuti bahasa pembeli. Apabila pembeli terlihat menggunakan bahasa Jawa pedagang pun mengikuti meskipun tidak semampu bahasa pembeli yang asli orang Jawa. Pedagang dan pembeli di Terminal Purabaya Surabaya banyak yang menggunakan bahasa Indonesia saat berdagang dengan pembeli luar daerah maupun daerah yang sama. Kata Kunci: ragam, pedagang kaki lima, sosiolinguistik, bahasa
PERBANDINGAN CERITA RAKYAT INDONESIA SI LEUNGLIDENGAN CERITA RAKYAT JEPANG HANASAKA JIISAN (Kajian Struktural) Amelia Dwi Damayanti; Ratna Dewi Kartikasari
Bahterasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Februari
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jpbsi.v1i3.9523

Abstract

Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat pada masalalu, dan menjadi ciri khas setiap negara dengan budaya yang beragam,termasuk kekayaan budaya dan sejarah masing-masing negara. Beberapacerita rakyat memiliki kesamaan, meskipun berasal dari negara yangberbeda. Salah satu cerita rakyat yang memiliki kesamaan dari segiinstrinsik adalah cerita rakyat Hanasaka Jiisan yang berasal dari Jepangdan cerita rakyat Si Leungli yang berasal dari Indonesia. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menemukan perbandingan cerita rakyatIndonesia dan Jepang dengan menggunakan pendekatan struktural.Pendekatan struktural menganalisis struktur cerita danmembandingkannya dengan menggunakan unsur intrinsik dan ekstrinsikpada masing-masing cerita. Hasilnya yaitu terdapat beberapa persamaandan perbedaanya cerita dari Indonesia maupun Jepang contohnya temadalam cerita menggunakan tema tentang ketulusan, menggunakan alurmaju, beramanat tentang setiap manusia haruslah saling mengasihi, baikkepada sesama manusia maupun kepada makhluk tuhan lainnya, padacerita rakyat tersebut tersimpan pesan moral bahwa kesabaran,ketabahan, dan kebaikan hati selalu menghasilkan kebaikan dikemudianharinya serta menggunakan sudut pandang orang ketiga. Selain itu,terdapat kesamaan dari unsur ekstrinsik cerita rakyat Si Leungli danHanasaka Jiisan yaitu mengenai latar belakang sosial budaya danpendidikan.Kata kunci: Pendekatan Struktural, Sastra Bandingan, CeritaRakyat, Indonesia, Jepang.
RAGAM BAHASA PEDANGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA (SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUSTIK) Ratna Dewi Kartikasari
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 3, No 2 (2018): Metalingua, Edisi Oktober 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3825.674 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v3i2.7039

Abstract

THE USE OF VARIATION OF SLOW LANGUAGE ON STREET CHILDREN (SOCIOLINGUISTIC STUDY) Syahraini Nursyifa Camila; Ratna Dewi Kartikasari
Prawara: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.947 KB) | DOI: 10.20884/1.jpbsi.2022.3.2.6386

Abstract

Our communication uses language, but often outside Indonesian language is retarded because of the influence of language, so that the use of language is rarely done in everyday life, especially in this day and age. as the national language is maintained. Indonesian is the language of unity, so as Indonesians who care about and respect their national language, we must protect and share our language, namely Indonesian. If we have used good and correct Indonesian, people around us will be infected directly. The researcher used a qualitative descriptive method with the technique of observing and recording the environment.
Analisis Sastra Bandingan Dengan Pendekatan Feminisme Dalam Novel "Dearest Love" Dan "Catatan Bella Soang, Vampir Kucrut Jatuh Cintrong": Analisis Perbandingan Novel Regina Nandira Putri; Ratna Dewi Kartikasari
Bersatu: Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika Vol. 3 No. 2 (2025): Maret: Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika
Publisher : LPPM Politeknik Pratama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/bersatu.v3i2.863

Abstract

Penelitian ini menganalisis representasi perempuan dalam dua novel: Dearest Love karya Betty Neels dan Catatan Bella Soang, Vampir Kucrut Jatuh Cintrong karya Oben Cedric. Menggunakan pendekatan kualitatif dan feminisme dalam sastra, penelitian ini menganalisis peran gender, representasi hubungan kekuasaan, perjuangan dan hambatan perempuan, serta penggunaan humor dalam kedua karya tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua karya ini mengkritik ketidaksetaraan gender dengan cara yang berbeda: Dearest Love menyoroti ketegangan yang dialami perempuan dalam menghadapi peran tradisional dalam pernikahan. Sementara itu, Catatan Bella Soang memberikan kebebasan lebih bagi perempuan melalui karakter Bella Soang, yang bebas dari norma-norma gender dan menggunakan humor untuk menantang ekspektasi sosial. bertujuan untuk menganalisis bagaimana kedua novel tersebut menggambarkan peran gender dan perjuangan perempuan. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang representasi feminisme dalam sastra.
Pengembangan Modul Elektronik Pembelajaran Karya Fiksi Berbasis Kearifan Lokal Bogor untuk Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Dinda Septiandari; Ratna Dewi Kartikasari
Jurnal Arjuna : Publikasi Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Matematika Vol. 3 No. 5 (2025): Jurnal Arjuna : Publikasi Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Matematika
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/arjuna.v3i5.2321

Abstract

This research is motivated by the problems faced by students in understanding fictional texts. Many students struggle to connect literary content with their personal experiences or real-life contexts, resulting in low reading interest, poor comprehension, and limited participation in literature learning. To address this issue, this study aims to develop an electronic module on fictional works based on Bogor’s local wisdom, to be integrated into Indonesian language learning at the secondary school level. The module is designed using local folk stories from the Bogor region—such as legends, myths, and traditional tales—which are rich in cultural and moral values. This approach seeks to make literary material more relatable, contextual, and meaningful for students, thus enhancing their engagement and understanding. This research employs the Research and Development (R&D) method using the ADDIE model, which consists of five stages: 1) Analysis, 2) Design, 3) Development, 4) Implementation, and 5) Evaluation. Data collection techniques include observation, interviews with teachers and students, expert validation (media, content, and language), and questionnaires to assess students’ responses to the developed module. The results indicate that the module received a very high level of validation from experts: 94.4% from media experts, 96.6% from content experts, and the Sundanese translation was reviewed and verified by language experts. Student responses during both initial and main trials showed that the module was categorized as highly feasible and effective. These findings demonstrate that the electronic module meets technical, pedagogical, and cultural standards. In conclusion, this study contributes to the development of culturally responsive teaching materials and offers an innovative and engaging alternative for literature instruction. It also supports students in deepening their appreciation for local culture while improving their ability to understand and analyze fictional texts more effectively.