Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kehilangan Air Dan Efisiensi Pada Saluran Sekunder Macan Di Daerah Irigasi Jatiluhur Aryani, Stevani Dinda; Suryadi, Edy; Sofiyuddin, Hanhan A.
Journal of Knowledge and Collaboration Vol. 1 No. 3 (2024): Journal of Knowledge and Collaboration
Publisher : Arbain Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/wffn4b91

Abstract

Modernisasi irigasi adalah upaya untuk mendukung ketahanan pangan dengan meningkatkan layanan irigasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Ketidakmerataan distribusi air menyebabkan kehilangan air yang signifikan, dipengaruhi oleh faktor seperti evaporasi, perkolasi, penyadapan air, dan kerusakan infrastruktur. Sub Sistem Macan di Daerah Irigasi Jatiluhur, yang mengairi lahan pertanian di Kabupaten Subang, memiliki kondisi jaringan yang bervariasi dengan beberapa saluran yang tidak berfungsi optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya kehilangan air dan efisiensi saluran irigasi di Sub Sistem Macan, khususnya akibat evaporasi dan rembesan. Penelitian dilakukan melalui survei kondisi jaringan, pengukuran debit saluran menggunakan metode mid section SNI 8066:2015, dan analisis kehilangan air akibat evaporasi dan rembesan menggunakan metode inflow-outflow serta persamaan Moritz. Data primer diperoleh dari pengukuran lapangan dan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan variasi kehilangan air di setiap saluran. SS Macan dengan beton precast memiliki kehilangan air terendah sebesar 0,23 m³/s dan efisiensi tertinggi 93,11%, sementara SS Jatiroke dengan lining tanah memiliki kehilangan air tertinggi sebesar 0,50 m³/s dan efisiensi terendah 83,95%. Kehilangan air akibat evaporasi meningkat seiring dengan luas permukaan saluran, dengan nilai tertinggi pada SS Macan sebesar 6,11 x 10^-4 m³/s. Jenis lining saluran sangat mempengaruhi efisiensi irigasi. Beton precast dan pasangan batu menunjukkan efisiensi tinggi dalam mengurangi kehilangan air, sedangkan saluran tanah menunjukkan efisiensi lebih rendah. Studi ini menyarankan evaluasi dan peningkatan material lining serta pemeliharaan rutin untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi.
Pengembangan Model Empiris Penentuan Kebutuhan Air Irigasi Penyiapan Lahan Padi Sawah Hemat Air Arif, Chusnul; Purwanto, Moh Yanuar J; Saptomo, Satyanto Krido; Sutoyo; Heryansyah, Arien; Sofiyuddin, Hanhan A.
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 4 No. 1 (Juni 2024)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56860/jtsda.v4i1.94

Abstract

Currently, in KP-01 the determination of irrigation water requirements for land preparation (KAIPL) for rice fields is still based on the Van de Goor & Zijlstra (VGZ) equation with the assumption of constant discharge. This method is practical in planning but tends to be wasteful in implementation. Therefore, the aim of this paper is to develop an empirical model for determining KAIPL that is more water efficient by implementing intermittent irrigation. The model was developed from the application of inundation at certain periods and water levels for three different soil textures. The empirical model was developed from the VGZ equation by adding constants as factors for intermittent irrigation and soil texture (called the MVGZ model). Then compared with the results of measurements in the field during 2 growing seasons in DI Cihea, West Java. The results show that the constant values for the MVGZ model with heavy, medium and light soil textures are 0.79; 0.76 and 0.73. With this constant, accuracy is obtained with a coefficient of determination (R2) of 0.99. Field validation results show that the MVGZ model is close to the measurement results with water savings of 28-34% compared to the VGZ model. Therefore, the MVGZ model can be applied to determine KAIPL which is more water efficient.