Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STRATEGI GURU AGAMA HINDU DALAM MENGAJAR PADA MASA PANDEMI C0VID-19 Satridevi, Ni Wayan; Damayanti, Ni Luh Ayu Eka; Sugiarti, Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 2 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi guru agama Hindu dalam mengajar pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Inpres Dwipa Karya, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah dan untuk mengetahui kendala dan upaya yang dilakukan oleh guru agama Hindu dalam mengajar pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian: deskriptif kualitatif. Metode observasi menggunakan observasi nonpartisipan. Subjek dalam penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Inpres Dwipa Karya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan strategi guru agama Hindu dalam mengajar pada masa pandemi Covid-19: Menentukan ide konsep strategi pembelajaran; Perencanaan strategi: guru membuat Silabus, RPP. Metode pembelajaran: home visit method, assignment method. Media pembelajaran: buku agama Hindu budi pekerti, upadesa. Kegiatan pembelajaran: pendahuluan, kegiatan inti, penutup; Pelaksanaan strategi pembelajaran: melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode home visit dan assignement method. Kendala: keadaan lingkungan kurang kondusif; kurangnya fasilitas pembelajaran. Upaya: membuat lingkungan menjadi nyaman untuk belajar; menyediakan buku materi pelajaran untuk siswa.
PENEMPATAN DAN MAKNA PATUNG GANESHA DI DESA TORUE KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG krisnawan, i kadek; Suparta, I Ketut; Damayanti, Ni Luh Ayu Eka
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i1.466

Abstract

Ganesha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa yang merupakan sumber inspirasi yang mendasari kreativitas Umat Hindu dalam mewujudkan kerinduannya terhadap Tuhan. Oleh karena itu, penempatan Patung Ganesha perlu mempertimbangkan kaidah-kaidah tata ruang, menurut etika religius Hindu. Berdasarkan hasil observasi penempatan Patung Ganesha di Desa Torue yang di Perempatan jalan, pertigaan jalan, aling-aling rumah dan pelangkiran. Sehingga adanya keberagaman terkait dengan penempatan Patung Ganesha, maka memberikan suatu pemaknaan yang berbeda juga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penempatan Patung Ganesha dan makna Patung Ganesha. Teori yang digunakan yaitu teori simbol dan teori makna. Jenis penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian disimpulkan: 1) penempatan Patung Ganesha meliputi: a. Perempatan jalan b. pertigaan jalan, c. aling-aling, d. Pelangkiran. 2) Makna Patung Ganesha meliputi: a. Makna Patung Ganesha di perempatan dan pertigaan jalan sebagai penolak bala dan penanda jalan, b. Makna patung Ganesha di aling-aling sebagai Pelindung dari hal negatif terhadap keharmonisan rumah tangga dan pembawa rezeki, c. Makna Patung Ganesha di pelangkiran adalah sarana untuk memfokuskan diri dan hiasan.
DOMINASI WANITA HINDU DALAM PELAKSANAAN UPACARA KEAGAMAAN Ariana, I Kadek Oka; Yasini, Ketut; Damayanti, Ni Luh Ayu Eka
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.705

Abstract

Hindu women in West Tolai Village are more dominant in carrying out the Tawur Agung Kesanga ceremony than men. When carrying out religious ceremonies there should be cooperation between men and women so that activities can run smoothly. The aim of this research is to determine the causes and impacts of the dominance of Hindu women in religious ceremonies. The theories used are nurture theory and reception theory. This type of qualitative descriptive research, with data collection techniques: observation, interviews, literature and documentation. Determining informants used purposive sampling technique. From the research results it was concluded: 1) factors that Hindu women dominate the implementation of the Tawur Kesanga ceremony include: a. Traditional Role, b. Social norms and gender expectations, c. Involvement in traditional activities, d. Women as magic in the family, e. Women find it easier to communicate, f. Multitasking ability, g. Spiritual heritage and cultural knowledge, p. The role of women in ceremonial celebrations. 2) The implications of holding religious ceremonies dominated by Hindu women include: a. The role of religious celebrations is to provide a sense of peace, b. Inclusiveness and involvement of women in religious celebrations, c. Renewal of traditions, d. The important role of women in religion, e. Breaking down gender stereotypes.
UPACARA MAPEPEGAT NGABEN DI DESA OGOTION KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH Dewi, Ni Ketut Novira; Damayanti, Ni Luh Ayu Eka; ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.700

Abstract

Mapepegat is an important procession in Ngaben. Based on the Yama Tattwa text, appendix 10b, mapepegat is carried out after the ceremony has been completed in the hall before the body is taken to the grave, but in the Hindu community in Ogotion Village, the mapepegat ceremony is carried out twice, namely before the body is taken to the cemetery and after it has finished nganyut (throwing the ashes of the body into the sea). Seeing this difference is very important to research about the mapepegat Ngaben ceremony. The research objectives are: 1 to determine the form of implementation of the mapepegat Ngaben ceremony; 2 to find out the meaning of the Mapepegat Ngaben ceremony. The type of research is qualitative, determining informants using purposive sampling. Data collection methods are observation, interviews, documentation and literature study. Data analysis: data collection, data condensation, data presentation, conclusion drawing/verification. The theory used is the theory of structural functionalism and the theory of meaning, so that the research results obtained are: 1. The form of the mapepegat ngaben ceremony in Ogotion Village includes family and community, religious and spiritual, norms and values, adaptation and integration, religious goals and social motivation. 2 The meaning of the mapepegat Ngaben ceremony in Ogotion Village includes spiritual meaning, meaning of offerings and respect, meaning of social solidarity, meaning of cultural identity and meaning of spiritual communication.