Articles
QIRAAH DALAM PANDANGAN ATH-TABARI
Umi Nuriyatur Rohmah;
Ahmad Khoirur Roziqin
As-Syifa: Journal of Islamic Studies and History Vol 1 No 1 (2022): JANUARI
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1019.586 KB)
|
DOI: 10.35132/assyifa.v1i1.191
Ibn Jarir al-Thabari is a Qur'anic scholar who specializes in qiraah and Qur'anic sciences. In the field of tafsir, he has a spectacular tafsir titled jami 'al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an, in which he uses qiraah to interpret the verses of the Qur'an, and the understanding of qira'at al-Thabari has a significant impact on the results of his interpretation. As a result, the purpose of this study is to ascertain the meaning of qiraah al-Thabari and its impact on the interpretation of Qur'anic verses in tafsir jami 'al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an. As a consequence of this research, al-Thabari has numerous criteria that must be followed when picking qiraah, including the legitimacy of the chain, conformity to the Arabic language, and adherence to Ottoman tradition. Al-Tabari is quite picky about which qiraah references he uses in his interpretation. As a result, qiraah mutawatirah pays him close attention. According to Al-Tabari, qiraah mutawatirah must extend all the way to the source of qiraah. Qiraah mutawatirah must be supported by a chain of sanad that truly relies on the qiraah priest and on traditions that have well-known reputation, can be trusted, and must be absolutely muttasil with the Prophet Muhammad SAW as a person who received revelation from the Koran.
Jilbab, Hijab Dan Telaah Batasan Aurat Wanita
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 1 No 2 (2018): 2018
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (497.834 KB)
|
DOI: 10.35132/albayan.v1i2.41
Hijab or headscarves in Indonesian terms are clothes that cover a woman’s body, which is also God’s command in the Koran. Although there are small number of Ulama who argue that it is not an obligation because they do not us command verb (fi’il amr). The different is even more striking not obligatory or not because the majority of Ulama sya that hijab or headscarves is obligatory ot in ither terms the obligation to wear hijab for women. But the main point in this paper is which part of the woman’s body that must be closed. Whether all body or any party of the body that may be opened. It is important ti discuss woman’s genitals because in some areas of Islam, there are those cover all the bodies and some other areas that show face and two palms. Therefore, more extensive research is needed in discussing this matter. Plus it is strengthened by opinions of Ulama, in order too enlighten the views of Islamic people in the issue of hijab or headscarves.
Sabar Dalam Al-Qur'an
Ulum, Khoirul;
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): 2021
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v4i1.106
Selama empat belas abad ini, khazanah intelektual Islam telah diperkaya dengan berbagai macam perspektif dan pendekatan dalam menafsirkan al-Quran. Di antaranya adalah dengan menggunakan metode tematik. Metode tafsir tematik adalah menetapkan topik atau masalah yang akan dibahas kemudian menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama dengan topik dan dilengkapi dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan dan yang perlu dicatat topik yang dibahas diusahakan pada persoalan yang langsung menyentuh kepentingan msyarakat agar Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dapat memberi jawaban terhadap problem masyarakat itu. Secara bahasa “صَبَرَ” dapat berarti tabah hati, manahan, menanggung, mencegah, sedangkan secara istilah sabar dapat berarti mencegah dalam kesempitan, memlihara diri dari kehendak akal dan syara’ dan dari hal yang menuntut untuk memeliharanya. Adapun term-term lain yang identik dengan “صَبْر” Sabar adalah Iffah (عِفَّة), Hilm (حِلْم), Qana’ah (قَنَعَةُ), dan Zuhud.Terkait sabar dalam al Qur’an, ditemukan beberpa konsep bahwa sabar dalam beberapa hal, yaitu; sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi kemaksiatan, sabar dalam mengingat perbuatan dosa dan sabar dalam meghadapi kesulitan.
Peranan Perempuan Dalam Ranah Jihad
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 5 No 2 (2022): 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v5i2.229
Banyak yang meyakni dan memaknai bahwa Jihad fisik adalah jihad yang sesuai dengan tuntunan Islam, dan hal tersebut melahirkan gerakan ekstrem, baik dengan cara bom bunuh diri, atau mencenderai sesama manusia. Banyak juga yang memahami bahwa ranah jihad hanya tertuju pada kaum adam saja, tanpa memperdulikan peran seorang wanita dalam ranah jihad. Jihad tidak bisa hanya dimaknai dengan mengangkat senjata atau perang. Pemaknaan jihad lebih dari itu. Pun Jihad tidak bisa hanya dikuasai oleh para lelaki saja. Peranan wanita yang bertugas sebagai ibu rumah tangga, yang mengasuh dan merawat anak merupakan tugas yang berat, dan bisa dimaknai sebagai jihad. Bahkan seorang yang menuntut ilmu pun juga bisa dikatakan sebagai jihad. Dengan memakai metode library research, tulisan ini mengangkat peranan wanita dalam ranah jihad. Apa saja peranan wanita yang masuk dalam ranah jihad. Dan bagaimana peranan para istri Nabi Muhammad ketika kaum muslimin sedan berperang. Penulis menyimpulkan, bahwa peranan wanita khususnya di zaman sekarang, jihadnya tidak kalah penting dengan jihad para sahabat wanita di zaman Rasul. Mencari ilmu dengan statuss pelajar, merawat anak-anaknya, taat kepada suami, termasuk jihad bagi perempuan.
Sejarah Dan Proses Kodifikasi Qiraat Sab'ah: Melacak Warisan Penting Dalam Tradisi Membaca Al-Qur'an
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 6 No 2 (2023): 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v6i2.432
Salah satu di antara keringanan yang diberikan oleh Allah kepada ummat Nabi Muhammad, Shallahu ‘alahi wa Sallam adalah varian bacaan al-Quran, atau yang lebih dikenal dengan qiraat. Qiraat adalah madhhab/cara tertentu dari beberapa madhhab cara mengucapkan kalimat-kalimat al-Quran yang dipilih oleh salah seorang imam qiraat yang berbeda dengan madhhab lainnya.Sejarah munculnya perbedaan bacaan, atau qiraat, terjadi sejak awal pertama kali wahyu diturunkan, namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa qiraat terjadi di Madinah, karena di kota tersebut berkumpul suku-suku Arab. Karena di antara faedah adanya qiraat adalah untuk memudahkan orang Arab membaca al-Quran. Perkembangan qiraat tidak bisa dilepaskan dari hadith sab’at ahruf, hal ini karena memang hadith tersebut menjadi legitimasi untuk membolehkannya membaca al-Quran dengan gaya bahasa suku Arab. Diantara faedah munculnya qiraat adalah untuk memudahkan ummat, khususnya orang Arab dalam membaca al-Quran, karena mereka juga terdapat berbagai suku-suku, sehingga dialek atau lahjah diantara mereka juga berbeda. Setelah melalui tahapan yang berlandaskan 3 kaidah (Mutawatir, Rasm Ustman, kaidah Arab), Ibnu Mujahid menyederhanakan qiraat menjadi tujuh, yang kita kenal dengan qiraah sab’ah, yang semula berjumlah lebih dari dua puluh. Ijtihad dari Ibnu Mujahid kemudian dijadikan landasan bagi ulama setelahnya dalam qiraah sab’ah.
Interaksi Dan Resepsi Masyarakat Bondowoso Terhadap Al Qur’an
Ulum, Khoirul;
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 7 No 2 (2024): 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v7i2.849
Studi mengenai Living Qur’an merupakan studi al-Qur’an yang tidak hanya bertumpu pada eksistensi tekstualnya, melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir terkait dengan kehadiran al-Qur’an dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa tertentu pula. Kajian living al-Qur’an semakin menarik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Islam terhadap ajaran agamanya. Kita banyak menjumpai kegiatan-kegiatan keagamaan, baik di tempat-tempat tertentu seperti masjid maupun di media cetak dan elektronik. Penelitian ini mengangkat tema “Pembacaan dan Pemaknaan Al-Qur'an (Studi Masyarakat Bondowoso). Sebagai upaya dan aplikasi kajian living al-Qur’an. Lokasi yang menjadi focus kajian adalah di Kabupaten Bondowoso. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) sekaligus. Sumber utama penelitian ini adalah ayat-ayat al-Qur’an yang hidup dalam masyarakat berupa fenomena prilaku maupun respons lainnya sebagai pemaknaan terhadap ayat tersebut. Sedangkan sumber sekundernya dapat berupa literatur- literatur pendukung sumber primer. Berdasarkan kajian mengenai Interaksi dan Resepsi Masyarakat Bondowoso terhadap Al-Qur'an, maka terdapat beberapa kesimpulan bahwa interaksi dibagi menjadi dua moment, yaitu rutinan dan moment insidental menyesuaikan hajat (kebutuhan). Pelaksanaan tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan model-model ritual pembacaan al-Qur’an meliputi: (1). Khataman al-Qur’an. (2). Yasinan. (3). Tahlilan. Sedangkan resepsi dari interaksi tersebut terdapat tiga makna. Diantaranya; sebagai kitab bacaan mulia, obat hati dan sarana perlindungan dari bahaya siksa di hari akhir. Tiga makna tersebut, tidak mesti berjalan secara bersamaan, dan terkadang mempunyai makna bersamaan sekaligus.
Pendampingan Branding dan Marketing (UMKM) Mie Cemol Desa Rantau Fajar
Pratiwi, Wiwied;
Rikiyashi, Afkan;
Roziqin, Ahmad Khoirur;
Az-Zahra, Asih;
Hidayah, Freni Mega;
Faqih, Habib;
Nawang Wulan, Hidayah;
Ali, Irfan;
Huda, Irhamul;
Saputra, Muhammad;
Mahdalena, Putri Ayu;
Muhimmatul ulya, Syilwa;
Salamah, Soviatus
Educommunity Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : CV. Edutechnium Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.71365/ejpm.v3i1.73
Desa rantau fajar dibuka oleh jawatan Transmigrasi pada tahun 1957, oleh jawatan pembukaan tanah wilayah sukadana dengan membuka tanah-tanah yang masih berupa hutan rimba belantara, setelah dibuka kemudian didatangkan penduduk Transmigrasi dari pulau jawa. Pada tanggal 08 Agustus 1957 Desa Rantau Fajar didatangi transmigrasi dari Rayon Solo, Yogyakarta, Banyu Mas, Jawa Timur, Dan Pekalongan sejumlah 400 KK dengan jumlah jiwa 1.317 orangKegiatan pengabdian kepada masyarakat di dusun 05 Desa Rantau Fajar pada bulan Februari 2025. Dalam pelaksanaan kegiatan meliputi wawancara dan survey lapangan, mengikuti kegiatan produksi, pendesainan lebel kemasan serta membranding di social media. Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode Asset Bassed Community Development (ABCD). Dari metode ini maka dapat menginspirasi perubahan positif dengan berfokus pada kebutuhan dan masalah yang ada. Dalam metode ABCD ada 4 proses pemberdayaan berbasis asset. Diantaranya adalah pengkajian, langkah lanjutan, rencana perubahan dan yang terakhir adalah pemantapan Kegiatan pengabdian masyarakat berbasis pendampingan terhadap pelaku UMKM berupa pendampingan Branding dan marketing UMKM Mie Cemol Mbah Ganol. Dengan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan omset penjualan serta memperluas jangkauan pemasaran. Produk Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Mie Cemol merupakan salah satu ekonomi kreatif yang ada di Desa Rantau Fajar. Pemilik usaha Mie Cemol bernama bapak Giono dan ibu Sitar yang dirintis sejak 1980. Suami istri tersebut merintis bersama kurang lebih sudah 45 tahun. Berbagai masalah dan cerita sudah di lalui. Setelah diadakan survey ditemukan masalah yakni Produk UMKM tersebut belum memiliki brand/label kemasan dan strategi marketing . Dan berdasarkan penelitian produk yang dijual di pasar agar dapat diterima masyarakat secara luas maka memerlukan tampilan yang menarik. Salah satu bagian produk yang menarik bagi konsumen adalah kemasan. Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tetapi juga sumber informasi karena pada kemasan terdapat label. Salah satu potensi yang diangkat dalam pengabdian masyarakat adalah UMKM mie cemol yang merupakan hasil bumi yang diolah sehingganya bisa menjadi produk yang layak jual. Melihat potensi yang ada dari bahan baku pembuatan mie cemol hingga SDM yang memadai maka tim penyusun akan melaksanakan pendampingan branding dan marketing UMKM di desa Rantau Fajar. Kegiatan yang dilaksanakan mulai dari survey, wawancara, ikut memproduksi hingga pengemasan dan branding social media. Setelah diberikan label kemasan menjadi lebih menarik dan tentunya penjualan semakin meningkat. Banyak orang yang memesan via whatsapp. Usaha tersebut semakin terkenal karena telah di branding pula oleh tim pengabdian.
Jilbab, Hijab Dan Telaah Batasan Aurat Wanita
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 1 No 2 (2018): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v1i2.41
Hijab or headscarves in Indonesian terms are clothes that cover a woman’s body, which is also God’s command in the Koran. Although there are small number of Ulama who argue that it is not an obligation because they do not us command verb (fi’il amr). The different is even more striking not obligatory or not because the majority of Ulama sya that hijab or headscarves is obligatory ot in ither terms the obligation to wear hijab for women. But the main point in this paper is which part of the woman’s body that must be closed. Whether all body or any party of the body that may be opened. It is important ti discuss woman’s genitals because in some areas of Islam, there are those cover all the bodies and some other areas that show face and two palms. Therefore, more extensive research is needed in discussing this matter. Plus it is strengthened by opinions of Ulama, in order too enlighten the views of Islamic people in the issue of hijab or headscarves.
Sabar Dalam Al-Qur'an: Kajian Tafsir Maudhu'i
Ulum, Khoirul;
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v4i1.106
Selama empat belas abad ini, khazanah intelektual Islam telah diperkaya dengan berbagai macam perspektif dan pendekatan dalam menafsirkan al-Quran. Di antaranya adalah dengan menggunakan metode tematik. Metode tafsir tematik adalah menetapkan topik atau masalah yang akan dibahas kemudian menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama dengan topik dan dilengkapi dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan dan yang perlu dicatat topik yang dibahas diusahakan pada persoalan yang langsung menyentuh kepentingan msyarakat agar Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dapat memberi jawaban terhadap problem masyarakat itu. Secara bahasa “صَبَرَ” dapat berarti tabah hati, manahan, menanggung, mencegah, sedangkan secara istilah sabar dapat berarti mencegah dalam kesempitan, memlihara diri dari kehendak akal dan syara’ dan dari hal yang menuntut untuk memeliharanya. Adapun term-term lain yang identik dengan “صَبْر” Sabar adalah Iffah (عِفَّة), Hilm (حِلْم), Qana’ah (قَنَعَةُ), dan Zuhud.Terkait sabar dalam al Qur’an, ditemukan beberpa konsep bahwa sabar dalam beberapa hal, yaitu; sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi kemaksiatan, sabar dalam mengingat perbuatan dosa dan sabar dalam meghadapi kesulitan.
Peranan Perempuan Dalam Ranah Jihad
Roziqin, Ahmad Khoirur
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 5 No 2 (2022): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35132/albayan.v5i2.229
Banyak yang meyakni dan memaknai bahwa Jihad fisik adalah jihad yang sesuai dengan tuntunan Islam, dan hal tersebut melahirkan gerakan ekstrem, baik dengan cara bom bunuh diri, atau mencenderai sesama manusia. Banyak juga yang memahami bahwa ranah jihad hanya tertuju pada kaum adam saja, tanpa memperdulikan peran seorang wanita dalam ranah jihad. Jihad tidak bisa hanya dimaknai dengan mengangkat senjata atau perang. Pemaknaan jihad lebih dari itu. Pun Jihad tidak bisa hanya dikuasai oleh para lelaki saja. Peranan wanita yang bertugas sebagai ibu rumah tangga, yang mengasuh dan merawat anak merupakan tugas yang berat, dan bisa dimaknai sebagai jihad. Bahkan seorang yang menuntut ilmu pun juga bisa dikatakan sebagai jihad. Dengan memakai metode library research, tulisan ini mengangkat peranan wanita dalam ranah jihad. Apa saja peranan wanita yang masuk dalam ranah jihad. Dan bagaimana peranan para istri Nabi Muhammad ketika kaum muslimin sedan berperang. Penulis menyimpulkan, bahwa peranan wanita khususnya di zaman sekarang, jihadnya tidak kalah penting dengan jihad para sahabat wanita di zaman Rasul. Mencari ilmu dengan statuss pelajar, merawat anak-anaknya, taat kepada suami, termasuk jihad bagi perempuan.