Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DI PUSKESMAS BOGOR TENGAH TAHUN 2019 Sari, Lia Indria
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSDA YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v7i2.437

Abstract

Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam enam bulan pertama setelah dilahirkan. Pemberian pengganti susu ibu (PASI) sebelum anak berumur enam bulan tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan kemungkinan terkontaminasi dan meningkatkan risiko terkena penyakit, khususnya diare. Angka pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2017, pemberian ASI ekslusif di Indonesia hanya 35%. Angka tersebut masih jauh di bawah rekomendasi WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebesar 50%. WHO dan UNICEF merekomendasikan standar emas pemberian makan pada bayi yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan didahului dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, mulai umur 6 bulan berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan di Wilayah Puskesmas Bogor Tengah, pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang dan alat ukur yang digunakan adalah angket. Berdasarkan pengetahuan pemberian MP-ASI paling besar diberikan oleh ibu yang pengetahuannya kurang baik atau ibu yang berpendidikan SD dengan jumlah 30 orang, lalu di Tingkat Usia 20-35 tahun sebanyak 65 orang, lalu di Tingkat Pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebanyak 39 orang, lalu diTingkat Paritas Multipara sebanyak 44 orang. Saran : a. Petugas kesehatan di Puskesmas harus memberikan dukungan penuh kepada ibu agar memberikan ASI saja pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan pada saat kunjungan-kunjungan yang dilakukan ibu hamil dan menyusui. Selain kepada ibu, petugas kesehatan juga perlu melakukan penyuluhan kepada orang-orang terdekat ibu untuk memberikan informasi seputar praktek pemberian ASI Eksklusif dan pemberian ASI yang benar, hal ini dikarenakan pengetahuan yang benar tentang pemberian ASI Eksklusif dan pemberian MP-ASI dari orang terdekat ibu juga sangat mempengaruhi keberhasilanibu dalam mempraktekkan kedua hal tersebut.
Karakteristik Ibu Postpartum yang Melakukan Pijat Laktasi di RS Azra Kota Bogor Tahun 2020-2021 Sari, Lia Indria; Fivethia Hermana, Ligar Lestari
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSDA YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v11i1.575

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Pijat Laktasi adalah pemijatan yang dilakukan pada beberapa bagian tubuh, yaitu kepala, leher, bahu, punggung, dan payudara. Yang berfungsi menimbulkan efek relaksasi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang berperan sebagai hormon pengeluar ASI. RS Azra Kota Bogor tahun 2020-2021 tentang ibu postpartum yang melakukan pijat laktasi Tahun 2020 berjumlah 46 orang dan Tahun 2021 berjumlah 25 orang. Tujuan : Untuk mengetahui Karakteristik Ibu PostPartum yang melakukan Pijat Laktasi di RS Azra Bogor Tahun 2020-2021. Metode : Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu Postpartum yang melakukan Pijat Laktasi di RS Azra Kota Bogor Tahun 2020-2021 sebanyak 71 orang, Teknik pengukuran data menggunakan data sekunder dan alat ukur yang digunakan adalah data rekam medik yang diperoleh dari RS Azra Kota Bogor Tahun 2020-2021. Hssil : Berdasarkan Usia Ibu Postpartum yang melakukan Pijat Laktasi tertinggi yaitu pada usia Ibu 20-35 tahun sebanyak 63 orang dengan presentase 89,0%, sedangkan berdasarkan Pekerjaan, Ibu yang bekerja mencapai jumlah tertinggi yaitu sebanyak 45 orang dengan presentase 63,0%. Kesimpulan : Karakteristik ibu postpartum yang melakuakn pijat laktasi di RS Azra Kota Bogor berdasarkan usia terbanyak di usia ibu 20-35 tahun dan berdasarkan pekerjaan adalah ibu yang bekerja.Kata Kunci : Ibu Postpartum, Pijat laktasai
KARAKTERISTIK IBU YANG MELAKUKAN BABY GYM PADA BAYI USIA 3-24 BULAN DI ARSENIO MAM AND BABY CARE DI KECAMATAN KEMANG KABUPATEN BOGOR BARAT Sari, Lia Indria; Madanie, Anggun Janur
Jurnal Ilmiah Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi Vol 7 Jilid 2 Agust
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN AL - IKHLAS CISARUA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa kanak-kanak dikenal sebagai masa keemasan dan kritis dalam perkembangan anak, yang sering disebut sebagai masa emas. Data populasi menunjukkan bahwa jumlah anak-anak di dunia mencapai angka yang signifikan, dengan sebagian besar dari mereka berusia 0-4 tahun. Namun, masalah keterlambatan perkembangan masih menjadi isu serius, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Stimulasi dini, seperti yang diberikan melalui baby gym, telah terbukti efektif dalam mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam hal kemampuan motorik. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan praktik baby gym yang dilakukan oleh ibu terhadap bayi usia 3-24 bulan di Arsenio Mam and Baby Care, Kabupaten Bogor Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 3-24 bulan yang melakukan home care di Arsenio mam and baby care sebanyak 30 orang. Dalam penelitian penulis menggunakan teknik total sampling.Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melakukan baby gym pada bayi usia 3-24 bulan di Arsenio Mam and Baby Care memiliki pendidikan tinggi, sementara distribusi berdasarkan usia ibu sebagian besar ibu usia 20-35 tahun melakukan baby gym pada bayi usia 3- 24 bulan. Sebagian besar ibu yang memiliki pekerjaan melakukan baby gym pada bayinya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan tentang praktik baby gym dan faktor-faktor yang memengaruhinya, untuk meningkatkan perhatian terhadap perkembangan anak usia dini
Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Melalui Sosialisasi Pemeriksaan IVA Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Fristiyanti, Regina Ayu; Avia Dewi, Yuanita Viva; Sari, Lia Indria; Ahmad, Mukhlisiana; Zaizafun, Deaneta Salwa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 5 No 4 (2025): JPMI - Agustus 2025
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.3733

Abstract

Kanker serviks merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia dengan prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat serta keterbatasan akses terhadap layanan deteksi dini menjadi faktor utama yang memengaruhi tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran wanita usia subur mengenai kanker serviks serta pentingnya deteksi dini dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Kegiatan dilaksanakan dengan metode pendekatan partisipatif, mencakup edukasi kesehatan, diskusi interaktif, demonstrasi prosedur IVA, serta evaluasi pengetahuan peserta melalui pre-test dan post-test. Sebanyak 38 orang peserta mengikuti kegiatan ini. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan. Nilai rata-rata pre-test sebesar 46,05?±?19,66 meningkat menjadi 81,84?±?11,00 pada post-test, dengan selisih rata-rata sebesar 35,79 poin. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Paired T-test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), yang menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik antara nilai sebelum dan sesudah intervensi. Selain itu, sebanyak 81,57% peserta menyatakan kesediaan untuk menjalani pemeriksaan skrining IVA. Temuan ini menunjukkan bahwa sosialisasi pemeriksaan IVA merupakan intervensi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker serviks, serta berkontribusi pada pencapaian transformasi sistem kesehatan nasional.