Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Inventarisasi Sistem Pengetahuan Teknologi Perbatikan Dalam Masyarakat Banyumas resticka, gita anggria; nurdianto, erwita; haryanti, sri nani
Jurnal Ilmiah Lingua Idea Vol 8 No 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.016 KB) | DOI: 10.20884/1.jili.2017.8.2.253

Abstract

Batik adalah salah satu warisan nusantara yang unik, keunikan batik ditunjukkan dengan berbagai motif yang memiliki makna tersendiri. Bahasa sebagai subsistem dari kebudayaan berfungsi sebagai alat penyusun, penyimpan, penyampai, dan penunjuk kebudayaan. Dari bahasa yang digunakan seseorang tercermin kebudayaan pemikirnya, yang meliputi cara hidup dan cara berfikir yang dapat ditelusuri atau dilihat dari kosakata atau leksikon yang digunakan oleh masyarakat bahasa pendukung suatu kebudayaan. Penamaan merupakan simbolisasi dari adanya usaha manusia untuk mengenali dan memahami segala sesuatu yang kompleks dan beragam. Fakta lingual ini sekaligus menunjukkan bahwa dalam bahasa Jawa terdapat simpanan kekayaan leksikon yang dapat menjadi potret harmoni orang Jawa dengan lingkungannya. Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan budaya juga mempengaruhi perkembangan leksikon atau istilah yang berhubungan dengan budaya tertentu. Leksikon muncul seiring dengan kebutuhan manusia untuk mengidentifikasi hasil budaya yang ada. Pemakaian leksikon terkait erat dengan berbagai macam hal yang ada dalam budaya masyarakat pengguna leksikon tersebut. Berkembangnya kebudayaan pada masyarakat tertentu dapat dilihat salah satunya dari perkembangan leksikon tentang budaya tersebut. Konsep penamaan dalam sistem teknologi perbatikan adalah suatu sistem tanda bahasa yang dapat dijabarkan dalam pola, konteks, dan interpretasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menguak sistem pengetahuan teknologi perbatikan masyarakat Banyumas yang tercermin dalam satuan lingual bahasa Jawa.
PENERAPAN NILAI-NILAI KARAKTER JENDERAL SOEDIRMAN MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF DAN BERBICARA PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANYUMAS Gita Anggria Resticka; Erwita Nurdiyanto; Nila Mega Marahayu
Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dj.2021.3.1.909

Abstract

Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan nasional yang memiliki nilai karakter atau nilai kepahlawanan yang berupa sikap, jiwa dan semangat yang senantiasa ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh pendirian, pemberani serta memiliki moral dan perilaku yang pantas diteladani oleh generasi muda. Nilai-nilai tersebut perlu dijunjung tinggi dengan penuh kebanggaan dan diamalkan dalam berbagai kegiatan pembangunan serta kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengenalan nilai-nilai kepahlawanan telah dilakukan dan disosialisasikan pada generasi muda melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini. Dalam menumbuhkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air dengan menjunjung nilai-nilai karakter yang berbudi luhur dalam diri siswa telah dilakukan melalui metode pembelajaran yang kreatif, inovatif yaitu melalui pembelajaran menulis kreatif dan berbicara dengan menggunakan media sastra berupa cerita pendek. Melalui media sastra cerita pendek inilah, siswa dapat menghayati perannya dalam kehidupan dengan menjunjung nilai-nilai karakter Jenderal Soedirman yang dituangkan dan dikembangkan dalam dunia imajinasi karya sastra serta sekaligus memberikan peran serta para siswa dalam membangun generasi muda berkarakter melalui pesan moral yang ditulisnya. Fokus pembinaan dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu keterampilan menulis kreatif khususnya cerita pendek, langkah-langkah menulis, langkah-langkah pembelajaran menulis, berbicara sebagai seni dan ilmu, serta ragam seni berbicara dengan mengambil tema nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan dan berhasil. Hal ini dapat dilihat melalui karya sastra kreatif berupa cerita pendek yang dibangun dari penghayatan terhadap nilai-nilai karakter Jenderal Soedirman yang diabadikan dalam sebuah produk buku kumpulan cerita pendek. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap masalah-masalah dalam pembelajaran menulis kreatif dan berbicara pada siswa SMP Negeri 2 Banyumas, sehingga dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa siswa.
EKOLEKSIKON BURUNG MERPATI SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS LINGKUNGAN: PERSPEKTIF EKOLINGUISTIK Erwita Nurdiyanto; Gita Anggria Resticka; Sri Nani Hari Yanti
SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik Vol 23 No 1 (2022): Semiotika: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik
Publisher : Diterbitkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember bekerja sama dengan Himpunan Sarjana - Kesusastraan Indonesia (HISKI), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/semiotika.v23i1.24367

Abstract

Ecolinguistics diversity becomes the richness of language, especially in lexicon, grammatical and metaphorical expressions that function to preserve their living environment. The purpose of the research is as a strategic effort to keep the local language based on the environment. This research is essential because the various terms used in the speech community of the Banyumas pigeon lover community can be used as an additional for environmental-based language learning. The method is a qualitative by using an ecolinguistic approach focused on interpretative perspective and based on the perspective of the subject of research in order to understand the meaning of the text (the social construct). The researcher constructs the meaning of the text through his involvement in interacting directly with nature, especially everything related to doves. This study identifies the persistence and displacement of the dove lexicon in the Banyumas community as well as the Banyumas community's perspective on the dove ecolexicon. The pigeon lexicon is a means of maintaining the language of the Banyumas people. Various activities of the Banyumas people's speech community related to the pigeon ecosystem can indirectly show the Banyumas people's perspective on their environment. It can be used as local-based language learning materials with ecolinguistic atmosphere.
Pelatihan Penyiaran Berita SMK Negeri 3 Banyumas sebagai Sumber Literasi Kearian Lokal Masyarakat Banyumas Gita Anggria Resticka; Erwita Nurdiyanto; Nila Mega Marahayu
Jurnal Inovasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Indonesia Emerging Literacy Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53621/jippmas.v2i1.131

Abstract

Penyiaran berita termasuk dalam bidang jurnalistik. Saat ini kebutuhan akan tenaga professional jurnalisitik sangat tinggi, sehingga banyak dibuka sekolah atau perguruan tinggi dengan penjurusan broadcasting. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan strategi-strategi khusus untuk dapat menghasilkan lulusan yang kreatif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan pasar jurnalistik. Tujuan dalam pelaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan keterampilan penyiaran berita pada siswa jurusan broadcasting di SMK Negeri 3 Banyumas. Mitra kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah SMK Negeri 3 Banyumas yang merupakan satu-satunya sekolah seni di wilayah karesidenan Banyumas yang memiliki jurusan broadcasting. Tema kegiatan pengabdian yaitu seni dan budaya Banyumas sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat setempat. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu sosialisasi melalui worskhop mengenai materi-materi yang berkaitan dengan penyiaran berita khususnya penyusunan naskah berita dan pembacaan naskah berita. Selanjutnya, siswa melaksanakan praktik lapangan dengan mengumpulkan, mengolah, mendeskripsikan dan menyusun naskah berita, mengedit serta melaporkan dalam sebuah tayangan yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas melalui unggahan youtube. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa produk penyiaran berita audiovisual bertema seni dan budaya Banyumas dengan mengambil objek sentra Batik Papringan di desa Papringan, kecamatan Banyumas dan wisata religi makam Mbah Agung Karang Banar desa Kalisalak, kecamatan Kebasen
Peningkatan Apresiasi Sastra Melalui Teatrikal Puisi Bagi Siswa SMK Negeri 3 Banyumas Erwita Nurdiyanto; Gita Anggria Resticka; Nila Mega Marahayu
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2021): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.803 KB) | DOI: 10.24090/sjp.v1i1.4879

Abstract

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat dilakukan dengan bahasa lisan dan bahasa tulis. Puisi merupakan salah satu contoh interaksi yang diungkapkan secara fiksi. Unsur pembentuk puisi sama dengan genre sastra lainnya. Salah satu bentuk apresiasi sastra yaitu pembacaan puisi dengan unsur musikalitas dan ikonisitas yang memukau. Apresiasi sastra bukanlah merupakan keterampilan, melainkan seni atau kiat yang menekankan estetika dan penghargaan sastra. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bekerja sama dengan sekolah SMK Negeri 3 Banyumas. Peserta kegiatan ini adalah siswa-siswi yang memiliki minat terhadap teater, khususnya yaitu ekstrakurikuker teater. Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan apresiasi sastra siswa SMK Negeri 3 Banyumas melalui teatrikal puisi. Manfaat dari diadakannya kegiatan ini diharapkan para siswa dapat mengimplementasikan pada pertunjukkan teatrikal puisi lainnya. Luaran kegiatan berupa pementasan teatrikal pusi berjudul “Indonesia Tanah Air Mata”. Luaran dari kegiatan pengabdian diharapkan siswa SMK Negeri 3 Banyumas dapat meningkatkan kreativitasnya dalam mengapresiasi sastra yang tertuang dalam bentuk seni pertunjukkan.   A language is a communication tool that can be done with spoken and written languages. Poetry is one example of fictionally expressed interactions. The poetry-forming element is the same as other literary genres. One form of literary appreciation is the reading of poetry with elements of musicality and iconicity that amazes. Literary appreciation is not a skill, but rather an art or tip that emphasizes aesthetics and literary awards. This community service activity is in collaboration with Banyumas SMK Negeri 3 school. Participants of this activity are students who have an interest in theater, especially extracurricular theater. The purpose of this devotional activity is to increase the literary appreciation of students of SMK Negeri 3 Banyumas through theatrical poetry. The benefits of this activity are expected that students can implement other theatrical poetry performances. Outside the activity in the form of theatrical staging is titled "Indonesia Tanah Air Mata". Outside of the devotional activities, students of SMK Negeri 3 Banyumas are expected to increase their creativity in appreciating literature contained in the form of performing arts.  
Peningkatan Keterampilan Penulisan Populer Media Massa pada Remaja di Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) Karangklesem Purwokerto Selatan Gita Anggria Resticka; Erwita Nurdiyanto; Nila Mega Marahayu; Octaria Putri Nurharyani
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2022): November 2022 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/altifani.v2i6.289

Abstract

Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK), Karangklesem Purwokerto Selatan merupakan organisasi komunitas yang mengembangkan pembelajaran-pembelajaran kreatif berbasis mainan. RKWK berkembang dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan yang dikelola oleh relawan, remaja dan masyarakat sekitar. Salah satu peran para remaja / relawan RKWK yaitu mengonsep berbagai pembelajaran kreatif berbasis permainan yang inovatif dan menyenangkan. Salah satu kompetensi pendukung yang harus dimiliki yaitu berkaitan dengan keterampilan menulis. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan pendekatan group achievement theory yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu member input, mediating variable, dan group output. Khalayak sasaran pada kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu para remaja / relawan yang mengelola unit kegaiatan di RKWK. Capaian dari kegiatan pengabdian ini yaitu terbentuknya keterampilan menulis, berbahasa, menyunting, dan meningkatkan daya kreativitas berpikir kritis. Produk dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu artikel populer dengan berbagai jenis tulisan populer yang siap submitted di media massa.
SWEAR WORDS AS A TOOL OF EVIDENCE FOR INVESTIGATION OF VERBAL CRIMES SEMANTIC AND PRAGMATIC BASED FORENSIC LINGUISTICS STUDY (UNGKAPAN MAKIAN SEBAGAI ALAT BUKTI INVESTIGASI TINDAK KEJAHATAN VERBAL KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK BERBASIS SEMANTIK DAN PRAGMATIK) Erwita Nurdiyanto; Gita Anggria Resticka
Jurnal Gramatika Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.049 KB) | DOI: 10.22202/jg.2021.v7i1.4612

Abstract

The linguistic forensic is one of the branches of applied linguistics related to the law i.e. language as proof in civil case or. One form of the linguistic phenomenon that is used as a tool of investigation evidence of verbal crimes is the use of the word cuss. The use of the word cuss is one of the linguistic evidence that can have a different meaning depending on the context that is behind it. The focus of this study is to identify linguistic texts containing the word that potentials affect the law. This study aims to uncover the implicit meaning of the word and describe the use of negative connotations that can lead to conflicts and legal cases. The forensic linguistic approach method is a method of implementing languages that can solve language-based problems in various legal contexts. The results of this study show that forensic linguistics on the analysis of the linguistic structure of the phrase in semantic terms, pragmatic and analysis of discourse relating to the legal texts can be utilized by the judge or the police to uncover the truth and know the violation of verbal crimes such as hate speech, humiliation, or defamation.
Sistem Fonologi dan Dinamikanya dalam Bahasa Jawa di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen M Malihatun; Siti Junawaroh; Erwita Nurdiyanto
HUMANIKA Vol 29, No 2 (2022): December
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/humanika.v29i2.48780

Abstract

Bahasa Jawa Ambal atau selanjutnya disebut BJA dikelompokkan ke dalam bahasa Jawa dialek Ngapak dan Bandek. Secara administrative, Kecamatan Ambal terdiri atas 32 desa. Berdasarkan jumlah desa tersebut, ditemukan adanya perbedaan dari masing-masing tempat. Perbedaan tersebut meliputi unsur fonologi dan unsur leksikon. Penelitian ini mengkaji fonologi yang ada di BJA. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan sistem fonologi BJA dan (2) memaparkan perubahan bunyi serta variasi bunyi yang ada dalam BJA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini dapat memberikan deskripsi yang rinci dan detail terkait fonologi BJA. Sumber data diambil dari sampel desa berjumlah empat desa yaitu Desa Sidomukti, Desa Kaibon Petangkuran, Desa Banjarsari, dan Desa Peneket. Dari empat desa tersebut, diambil masing-masing satu informan penutur BJA yang memenuhi beberapa kriteria untuk dijadikan sumber data primer. Data dikumpulkan menggunakan teknik cakap bertemu muka berteknik dasar pancing. Pertanyaan yang diajukan mengacu pada 800 kosakata Budaya Dasar yang telah dimodifikasi kembali. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa fonem yang digunakan BJA sejumlah 32 fonem yang terdiri atas 10 fonem vokal dan 22 fonem konsonan. Semua fonem tersebut dapat berdistribusi dengan baik di semua posisi, kecuali beberapa fonem. Ditemukan pula adanya perubahan bunyi serta variasi bunyi dalam BJA. Variasi bunyi yang ditemukan berupa variasi bunyi vokal. Variasi bunyi vokal yang ditunjukkan di Desa Sidomukti dan Desa Banjarsari menggunakan fonem vokal /a/ seperti bahasa Jawa dialek Ngapak. Sementara itu, fonem vokal /i/ dan /I/ berubah menjadi fonem vokal /e/ dan /ɛ/, serta fonem vokal /u/ dan /U/ berubah menjadi fonem vokal /o/ dan /ͻ/ di Desa Kaibon Petangkuran. Terakhir, di Desa Peneket fonem vokal /a/ berubah menjadi fonem vokal /ͻ/. Namun, fonem konsonan /k/ masih digunakan seperti bahasa Jawa dialek Ngapak.
MODELING OF COVID-19 TOPICS ON PUBLIC HEALTH MESSAGE COMMUNICATION PATTERNS ON RADAR BANYUMAS SOCIAL MEDIA Gita Anggria Resticka; Erwita Nurdiyanto; Gigih Ariastuti Purwandari
Haluan Sastra Budaya Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/hsb.v7i1.66599

Abstract

The global outbreak of Covid-19 has emerged as one of the most devastating and challenging threats to all peoples of the world. The purpose of this study is to identify the theme and topic of Covid-19 on the pattern of public health message communication on social media Radar Banyumas. The spread of Covid-19 disease was found to correlate with social media activity as a tool to promote Covid-19 News. Topic modeling revealed from time to time in the Radar Banyumas mass media can help understand the impact of the outbreak on the emotions, beliefs, and thoughts of the affected communities. This can open up great opportunities for proper education and dissemination of information on public health recommendations. This study shows that data from Banyumas Radar mass media is useful for infodemiology studies. This topic modeling consistently categorizes public health messages, risk factors, pandemic situations, the impact of Covid-19, measures to slow the spread of Covid-19, preventive measures, health authorities and government policies, negative psychological reactions, social stigma related to Covid-19, Covid-19 cases, Covid-19 in Banyumas, and Covid-19 cases in Indonesia.
BANYUMAS PROPER NAMES: STRUCTURE AND CULTURAL REFLECTION Gita Anggria Resticka; Erwita Nurdiyanto; Sri Nani Hari Yanti
Leksema: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/ljbs.v6i1.2441

Abstract

Proper name is a linguistic symbol that reflects people’s perspectives and thoughts over something. This study aims to reveal current naming convention in Banyumas from linguistic perspective and to describe naming classification which covers list of proper names, their sociocultural background, the meanings, and the functions. This study used descriptive-qualitative method with snowball technique for the sampling. Banyumas proper names are dominated by the use of monomorphemic form. The languages used to give proper names come from local language, Bahasa Indonesia, as well as foreign languages.The naming structure covers first name, functioning as gender and birth order markers; middle name, containing ethnical or foreign element; and last name, containing family name. Naming reference mostly uses adjectives, famous figures’ names, nature elements, flower names, puppet characters’ names, and/or numbers and symbols. Prefix su- also characterizes some proper names in Banyumas. Cultural reflection from Banyumas proper names is that the proper names chosen by the name givers, mostly parents, resemble their hope and prayer for their children. Proper name as a part of culture and folklore becomes ethnical identity for the people themselves.