Andi Tajrin
Department Of Oral And Maxillofacial Surgery, Faculty Of Dentistry, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Relationship between Region Abscess Maxillofacial and Climate in South Sulawesi Andi Tajrin; Muhammad Ruslin; Abul Fauzi; Muhammad I. Rasul; Leen D. K. Seleng
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 4 No. 3 (2019): (Available online: 1 December 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.691 KB) | DOI: 10.15562/jdmfs.v4i3.922

Abstract

Objective: To determine the relationship between regiomaxilofacialabscesses with the monsoon and dry seasons.Material and Methods: Type of research used in this study isdescriptive observational. The research design used in this study is thecross sectional study.Results: The results of this study are not significant in the designationof the relationship between abscess maxillofacial and climate in SouthSulawesi, because it is caused by several factors including the numberof samples and the interval of data used, as well as environmentalfactors such as temperature and air pressure.Conclusion: This study regarding the relationship betweenmaxillofacial region abscess and climate in South Sulawesi showedthat as many as 31 abscess cases in Ibnu Sina Hospital, 9 abscess casesin Unhas Teaching Hospital, 3 cases of abscesses in East of IndonesiaUniversity Hospital occurred during monsoon season, while 27 cases ofIbnu Hospital abscess Sina, 2 abscess cases in Unhas Teaching Hospital,3 abscess cases in East of Indonesia University Hospital occurredduring dry season. This indicates that there is a relationship betweenthe development of abscesses when it’s monsoon season or whenbarometric pressure is low.
The differences of the oral hygiene status in patients with cleft lip and palate pre operative and post operative in Takalar Regency Muhammad I. Rasul; Andi Tajrin; Muhammad Ruslin; Abul Fauzi; Kumiko Fujiwara; Makoto Noguchi; Sitti NW. Al-Bashir
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 5 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v5i3.1023

Abstract

Objective: This study aims to determine the difference in oral hygiene status in patients with cleft lip and palate pre operative and post operative in takalar regency. The sample in this study were patients with cleft lip and palate preoperative and postoperative with a total sample of 20 people consisting of 10 people for the preoperative group and 10 people for the postoperative group.Material and Methods: This study is observational analytic and the design of this study is Cross Sectional Study. Determination of samples was done by quota sampling. Assessment of oral hygiene status was obtained from OHI-S scores. The data obtained were tested with chi-square test and t-test by SPSS.Results: In the group of patients with cleft lip and palate preoperative had an average oral hygiene status of 2.69 while the postoperative group was 2.04 with p-value of 0.062 (> 0.05). Conclusion: There was no difference in the status of oral hygiene in patients with cleft lip and palate preoperative and postoperative in Takalar regency.
Therapeutic management of odontogenic abscess in maxillofacial area in patient confirmed covid-19: A case report and literatur review Andi Tajrin
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 6 No. 1 (2021): (Available online: 1 April 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v6i1.1182

Abstract

Objective: The purpose of writing this case report and literature review is to discuss the management of therapy in covid-19 patient with odontogenic abscess in the maxillofacial area.Method: A 65-year-old male patient came to the Ibnu Sina Makassar Hospital, complaining of swelling of the right submandibular blood extending to the buccal, sublingual, submental, and temporal. Patient was in a limp condition, shortness of breath (dyspnea), coughing, difficulty opening his mouth, difficulty eating and swallowing with pulse 121 times / minute, breathing 32 times / minute, and oxygen saturation of 94% (simple mask of 5 lpm). Patient was diagnosed with the right submandibular abscess extending to the right buccal, right temporal, right and left sublingual, and submental with sepsis due to gangrene of tooth root 46. Surgical incision and drainage of the abscess was performed under general anesthesia.Results: Incision and drainage of the abscess in the patient was carried out even with the suspicion that the patient was indicated as having been exposed to covid-19 by following the principle of preventing covid-19 infection.Conclusion: Surgical preparation, appropriate therapeutic management, and proper use of PPE will help provide the best service to patients while protecting medical personnel in the current Covid-19 pandemic era.
Komplikasi pascareseksi mandibula (laporan kasus) Hasmawati Hasan; Andi Tajrin; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.134 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i2.25

Abstract

Kasus komplikasi setelah reseksi mandibula akibat ameloblastoma telah dilaporkan berupa patahnya plat, merupakan kasus yang jarang ditemukan. Laporan kasus ini bertujuan menjelaskan penatalaksaan kasus komplikasi patahnya plat pascareseksi mandibula. Laporan kasus: Seorang pasien berumur 21 tahun datang ke rumah sakit swasta dengan keluhan rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah bekas operasi pascareseksi mandibula akibat tumor ameloblastoma dengan tindakan radikal dan pemasangan plat. Dari anamnesis pasien menyatakan tiba-tiba terjadi rasa nyeri dan tidak nyaman pada rahangnya. Pemeriksaan intraoral pasien sulit membuka mulut. Pemeriksaan ekstraoral tampak pembengkakan. Pada pemeriksaan foto ronsen panoramik terlihat plat tidak menyatu lagi. Pasien didiagnosis mengalami kepatahan plat penyangga mandibula. Penatalaksanaannya dengan tindakan operasi penggantian plat yang utuh untuk mengembalikan fungsi mastikasi pasien. Simpulan: Komplikasi patahnya plat pasca reseksi mandibula pada pasien ameloblastoma dapat terjadi dan perawatannya dengan penggantian plat yang utuh dan lebih kuat.
Abses spasium temporal akibat infeksi odontogenik Syamsiar Toppo; Hendra Chandha; Andi Tajrin; Sulastri .
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.851 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i4.187

Abstract

Abses pada spasium temporal jarang dilaporkan dalam literatur. Infeksi gigi sering dilaporkan adalah berasal dari bakteri yang berhubungan dengan abses. Abses pada spasium temporal dapat merupakan perkembangan sekunder dari sinusitis maksila, fraktur sinus maksilaris, artroskopi temporomandibular, dan injeksi obat. Infeksi odontogenik dapat dengan mudah menyebar di sepanjang otot dan wajah, dan juga dapat menyebabkan abses parapharingeal atau akumulasi pus pada leher dan wajah. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang dengan keluhan bengkak pada pipi kanan, dialami sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, kemudian meluas di bawah mata. Pasien mengalami riwayat nyeri dan demam. Pemeriksaan fisik pada wajah menunjukkan pembesaran dan pembengkakan di daerah pipi sebelah kanan pasien. Gambaran radiologi panoramik menunjukkan terdapat sisa akar (multiple nekrosis) pada mandibula dan maksila dextra. Dilakukan insisi drainase ekstra oral pada jaringan kulit di daerah temporal. Dilakukan kultur pus, kemudian dilanjut pemberian terapi antibiotik.
Penatalaksanaan reseksi mandibula dengan pemasangan plat AO pada kasus ameloblastoma Syamsiar Toppo; Andi Tajrin; Mufidah Al'amri
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.991 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i5.196

Abstract

Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dari jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, tumbuh lambat, agresif secara lokal dan dapat menyebabkan deformitas wajah yang besar. Tumor ini mempunyai kecenderungan untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak memadai. Seorang pasien berusia 50 tahun datang dengan keluhan pembesaran pada pipi kiri sejak 2 tahun yang lalu, dengan diagnosis ameloblastoma multikistik. Perawatan yang dilakukan untuk mencegah kembalinya rekurensi ameloblastoma yaitu dengan dilakukan reseksi mandibula dan pemasangan plat AO. Disimpulkan bahwa penatalaksanaan reseksi tumor mengurangi tingkat rekurensi tumor, tetapi mengakibatkan trauma besar pada jaringan sehingga membutuhkan rekontruksi yang tepat.
Ranula: sebuah laporan kasus Asmawati Amin; Andi Tajrin; Aswar Sandi
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.373 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i6.198

Abstract

Ranula adalah bentuk kista akibat obstruksi glandula saliva mayor yang merupakan sebuah fenomena retensi duktus pada glandula sublingualis yang terdapat pada dasar mulut sehingga mengakibatkan terjadinya pembengkakan di bawah lidah yang berwarna kebiru-biruan. Ranula berasal dari kata Latin rana, yang berarti katak. Dinamakan ranula, karena ranula tersebut menonjol mirip perut katak, bila tonjolan tersebut menjadi sangat besar pada dasar mulut, suara penderita dapat menjadi “croacking” seperti suara katak. Prevalensi Ranula yaitu 0,2% setiap 1000 orang dan merupakan penyakit rongga mulut dengan ranking 41 yang paling sering diderita. Pada umumnya, ranula sering terjadi pada anak-anak dan remaja, namun penderita ranula juga dapat ditemukan pada orang dewasa. Seorang pasien perempuan berusia 13 tahun datang dengan keluhan lidah terdorong ke atas karena benjolan yang terdapat di bawah lidahnya dan didiagnosis sebagai ranula sublingualis. Makalah ini merupakan sebuah laporan kasus ranula dibawah lidah yang telah dilakukan prosedur pembedahan dengan eksisi dan marsupialisasi. Pasca operasi pasien diinstruksikan untuk melakukan kontrol sekali dalam 3 bulan.
Kista radikuler dan kista dentigerous Surijana Mappangara; Andi Tajrin; Fatmawati .
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.541 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i6.200

Abstract

Kista didefinisikan sebagai rongga patologis yang berbatas/dilapisi sel epitel dan mengandung fluid atau semifluid. kista odontogenik adalah rongga yang berisi cairan patologis yang dilapisi oleh epitel odontogenik. Kista odontogenik yang paling sering terjadi adalah kista radikuler dan kista dentigerous. Kista radikuler adalah suatu jenis kista odontogenik dimana inflamasinya berasal atau didahului dengan adanya granuloma periapikal kronis dan ditemukan sel malassez di membran periodontal. Kista dentigerous adalah kista yang membungkus mahkota gigi yang tidak erupsi dan melekat ke servikal gigi. seorang pasien datang dengan diagnosis kista dentigerous berdasarkan hasil pemeriksaan radiografi. Dilakukan perawatan enukleasi pada kista tersebut. Prognosis perawatan adalah baik. Keberhasilan perawatan bergantung pada tingkat ketelitian operator dalam mendeteksi dan menangani kista radikuler dan kista dentigerous.
Penatalaksanaan Ameloblastoma dengan Menggunakan Metode Dredging Netty Kawulusan; Andi Tajrin; Nur Rachmi Maudy Chasanah
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.977 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i6.202

Abstract

Ameloblastoma adalah tumor jinak yang berasal dari gigi, Tumor ini dapat tumbuh dari berbagai macam epitel odontogenik yang tersisa di antara jaringan lunak alveolar dan tulang. Seorang Perempuan berumur 47 tahun datang dengan keluhan ada pembengkakan pada pipi bagian kiri bawah sekitar 2 tahun yang lalu. Massa semakin lama semakin membesar, disertai gigi goyang dan tidak sakit. Pemeriksaan fisik pada wajah pasien terlihat pembengkakan pada daerah submandibula. Pemeriksaan foto ronsen tampak gambaran radiolusen pada daerah mandibula sinistra dengan disertai resorbsi pada akar gigi, tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, asma dan hipertensi.
Perawatan bedah pada kasus infeksi odontogenik spasium submandibula: laporan kasus: Surgical treatment for odontogenic submandibular space infection: case report Fadel Reza Rafsan Hasmi; Andi Tajrin; Nurul Ramadhanty
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.117 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i2.276

Abstract

Latar Belakang: Abses submandibula merupakan salah satu infeksi odontogenik pada bagian leher dalam yang banyak disebabkan oleh infeksi gigi. Infeksi odontogenik sangat sering ditemukan di bidang bedah mulut dan maksilofasial dan dapat diderita baik oleh laki-laki dan wanita serta tidak mengenal usia. Pada beberapa kasus, infeksi dapat berkembang menyebar ke spasium-spasium yang berada di sekitarnya, sehingga menyebabkan kondisi yang lebih parah. Tujuan: Mendeskripsikan sebuah laporan kasus mengenai cara mendiagnosis dan penatalaksanaan abses submandibula secara pembedahan. Laporan Kasus: Seorang pasien perempuan berusia 16 tahun datang ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Gigi dan Mulut Hasanuddin dengan keluhan utama tidak bisa membuka mulut, nyeri, dan bengkak pada daerah rahang bawah dan pipi selama 7 hari. Simpulan: Kondisi gawat darurat seperti ini memerlukan tindakan pemberian obat-obatan dan tindakan pembedahan untuk menghilangkan keluhan dari pasien dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi di jaringan sekitar yang dapat menyebabkan terjadinya osteomielitis dan keadaan berbahaya lainnya.