Articles
MANAJEMEN PEMANFAATAN KULINER NUSANTARA DALAM MENARIK WISATAWAN MANCANEGARA PADA KAYUMANIS RESTO JIMBARAN
Sauta, Syahrul;
Sulistyawati, Anastasia
TOURISM: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and MICE Vol 4 No 1 (2021): Tourism: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and MICE
Publisher : Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32511/tourism.v4i1.762
Satu dari banyak restoran di Bali, yang mampu menyajikan citarasa global dan lokal adalah Kayumanis Resto Jimbaran. Tujuan penelitian adalah memahami citra dan keunggulan menurut rekomendasi wisatawan Mancanegara, mendeskripsikan strategi resource based view Barney, dan mix marketing Kotler Kayu manis Resto Jimbaran. Metode penelitian adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan Kayumanis Resto Jimbaran menggali sumber daya khas otentik Indonesia dalam bentuk modern tanpa melupakan ciri tradisinya mampu menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan. Tiga alasan teratas rekomendasi wisatawan (mancanegara) adalah: suasana indah dan santai, hidangan khas, dan hidangan otentik nusantara. Kayumanis Resto Jimbaran dilihat dari mix marketing, yaitu: produk, berbagai menu Nusantara ditunjang penyajian. Harga, disesuaikan rasa dan pelayanan. Distribusi (place) menjangkau kawasan Private Estate & Spa Jimbaran. Promosi melalui bauran promosi. Sarana fisik bangunan tradisional dilengkapi kebun tropis. Orang, SDM profesional. Proses, pelayanan cepat (booking online).
Development Of The Ogoh-Ogoh Parade From A Religious Ritual To A Tourist Attraction In Bali
Prianta, Putu Agung;
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 7 No 1 (2024): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v7i1.194
The Ogoh-ogoh parade has become one of the events in the Hindu religious rituals to welcome Nyepi Day. Its initial development from a cultural element transformed into a religious ritual and further commodified into a tourist attraction. The research aims to explore the historical development of the Ogoh-ogoh parade in the context of religion and tourism and to understand the impact of the Ogoh-ogoh parade's transformation on the cultural identity and religious practices of the Balinese community. The theories employed include cultural transformation, cultural commodification, and cultural change. A qualitative method with data collection through literature study was used. The research findings reveal various histories of Ogoh-ogoh: the pitra yadnya (Sang Kalika), the Barong Landung, the boredom of statue craftsmen, the Ngusaba Ndong-Nding, and the adaptation of scarecrow. It became a tourist object because Ogoh-ogoh is not mentioned in Hindu scriptures or sacred texts. The impacts of the parade as a tourist attraction include changes in interpersonal community relationships, an increase in anomalies, cultural identity and religious rituals, and an increase in tourist visits. This study is expected to provide new insights into how the religious community and the Balinese society in general respond to the pressures of modernization and globalization.
The Excellence Of ITDC Nusa Dua Bali As A World-Leading Mice Tourism Venue
Prianta, Putu Agung;
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 8 No 1 (2025): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v8i1.243
MICE is a promising tourism industry sector in Indonesia, driven by global business growth and the need for companies to hold meetings, incentives, and business trips. This study aims to understand: the history of the establishment of ITDC Nusa Dua, Bali, as the most comprehensive integrated tourism area in Indonesia; to understand the advantages of ITDC, as a leading MICE tourism venue in the world; and to understand the benefits of MICE tourism in Nusa Dua, Bali, for the development of various sectors in Bali and Indonesia. The theories used are MICE theory and sustainable tourism theory. Qualitative research method. The data collection technique is literature study. The results of the study show that the development of convention tourism has long been designed by the Indonesian Government together with UNDP since 1969, culminating in the establishment of BTDC in 1973. The Nusa Dua Tourism Area, which is now ITDC, became the first integrated MICE destination with international standards. Its success is supported by strategic factors such as geographical location, natural beauty, accessibility, and thorough planning by international consultants. MICE tourism contributes significantly to the growth of various sectors in Bali, both directly in organizing events and other supporting sectors.
Peranan Generasi Z dalam Event Jimbafest 2023 di Jimbaran Hijau
Prianta, Putu Agung;
Sulistyawati, Anastasia
Journal of Tourism and Creativity Vol. 8 No. 2 (2024): Creative Tourism
Publisher : Rumah Jurnal UNEJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.19184/jtc.v8i2.47526
One strategy to optimize Gen Z employees as organizational assets is to utilize them by placing Gen Z according to their roles. HRD must be able to assess employee competencies and capabilities so that they can assign them the right position, because balancing roles in teamwork is important to create a conducive work environment and productive collaboration. This research aims to determine the role of Generation Z teamwork at the Jimbafest event and identify the role of Gen Z that needs to be improved so that the event can run more optimally. This research uses a mix of methods, including JMP software and data collection via questionnaires. The research results show that the roles of Plant, Specialist, and Resource Investigator are very lacking and must be improved to be able to create more productive work teams and complete work more effectively. Generation Z who contribute to a performance or activity must be more creative and imaginative in coming up with brilliant ideas, have experience and in-depth understanding in their field, and must be able to be good networkers or facilitators.
The Role Of Cultural Values In Motivating The Competencies Of Hindu Balinese Human Resources In Tourism To Gain Manager Level Positions In Rated Hotels In Bali
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 1 (2018): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v1i1.1
Menghadapi pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah terealisasi sejak 2015, Bali sebagai gerbang utama pariwisata Indonesia harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Pariwisata Hindu di Bali (SDM PHB). Winata (2014: 6) melihat bahwa adat istiadat menyebabkan SDM PHB memiliki komitmen rendah karena sering libur untuk urusan adat. Dampaknya, ada kasus hotel di Kuta yang tidak mau merekrut SDM PHB. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah peranan nilai budaya Bali sebagai potensi dan kendala kompetensi SDM PHB dalam mencapai posisi manajer pada hotel berbintang di Bali?. Penelitian ini memakai metode Triangulasi Konkuren, dengan pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Penentuan sampel secara purposive sampling. Lokasi penelitian di Sanur, Kuta, dan Nusa Dua. Data dianalisis dengan teori Motivasi McClelland (1976), teori Kompetensi Spencer dan Spencer (1993) yang dibahas secara deskriptifinterpretatif ditunjang dengan perhitungan PCA (Principal Component Analysis). Hasil penelitian menunjukkan SDM PHB memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi baik yang dimiliki SDM PHB tidak terlepas dari dukungan latar belakang nilai budaya Balinese Cultural Values (BCV) yang dimiliki SDM PHB yang bersumber dari konsep-konsep budaya dan agama Hindu. Dilihat dari variabel budaya, SDM PHB memegang teguh konsep pawongan dengan indikator terkuat tresna (79,1%), disusul dengan konsep parahyangan dengan indikator terkuat Dharma yatra (75%) dan terakhir konsep palemahan dengan indikator terkuat Bali shanti (69,8%). Kendala yang dihadapi SDM PHB untuk menduduki posisi manajer pada Hotel Berbintang di Bali, berasal dari faktor internal yaitu motif dalam diri sebagai akibat dari adanya kesalahan dalam pemahaman dan pemaknaan BCV. Strategi untuk meningkatkan positivisme Spiritual Quotient tentangarti penting jabatan manajer bagi SDM PHB seperti itu adalah dengan memberi program motivasi pengembangan karier melalui pelurusan makna Balinese Cultural Values yang dimilikinya menjadi bermaknapositif bagi peningkatan taraf hidup dirinya, bagi kemajuan perusahaan dan lingkungan serta bagi Tuhan.
Sate Lilit Lindung Dan Sate Kakul Kuliner Tradisonal Langka Di Bali
Sembiring, Ejasa;
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 1 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v1i1.14
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Identifikasi dan inventarisasi mengenai sate lilit lindung dan sate kakul, (2) Cara untuk merevitalisasi lingkungan sumber hidup (alami dan hayati) bahan utama jenis sate lilit lindung dan sate kakul yang sudah langka tersebut. Jenis penelitian adalah deskriptif analitis. Pengumpulan data adalah wawancara dan studi pustaka. Teori digunakan teori revitalisasi dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahan utama sate lilit lindung dan sate kakul berlokasi hidup di sawah, memiliki gizi tinggi dan pembuatan berdasarkan tradisi turun temurun masyarakat Bali. Revitalisasi perlu dilakukan karena masalah habitat untuk bahan utama berupa lindung dan kakul menjadi berkurang. Revitalisasi dapat dilakukan dengan revitalisasi fisik menjaga lingkungan aslinya dan melalui pembudidayaan. Dukungan semua stakeholder dibutuhkan agar dapat meningkatkan kesadaran budaya, sehingga nantinya diharapkan juga membangkitkan keinginan menyelamatkan lingkungan sumber daya alam dan hayatinya dari tindakanyang dapat merusak.
Be Klipes Dan Be Blauk Kuliner Serangga Air Tawar Langka Di Bali
Agustini, I Gusti Ayu Ari;
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 1 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v1i1.15
Perubahan sistem pertanian berpengaruh terhadap keberadaan dari sumber daya hayati. Tujuan penulisan ini adalah: (1) Mengetahui gambaran umum kuliner khas Bali dari serangga air tawar. 2) Memeroleh strategi menjaga sumber daya hayati kuliner khas Bali dari serangga air tawar. Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara dan studi pustaka. Teori digunakan teori revitalisasi dan budi daya. Hasil penelitian menunjukkan olahan masakan yang terbuat dari serangga air bernama klipes dan blauk, sebagai makanan pendamping. Lauk ini merupakan sumber protein, vitamin, dan gizi, sekaligus sumberenergi utama bagi tubuh. Strategi menjaga sumber daya utama kuliner adalah menggunakan sistem pertanian organik. Penerapan pertanian organik secara luas sekaligus dapat menjadi penyelamatan sumber dayaalami dan hayati dari bahan utama be klipes dan be blauk. Strategi berikutnya adalah melalui budi daya yang hanya dapat dilakukan pada blauk.
Tradisi Megibung, Gastrodiplomacy Raja Karangasem
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 1 No 2 (2019): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v1i2.26
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi lain dari makanan dan tradisi makan dari gastronomi menjadi gastrodiplomasi dalam masyarakat, dengan memahami misi dan visi dari dibuatnya tradisi Megibung sebagai sarana pengendalian sosial di masyarakat baik di masa lampau maupun sekarang dan yang akan datang, serta peran dari Pemda setempat dalam membangun citra kuliner setempat menjadi ekonomi kreatif. Metode penelitian yang digunakan memecahkan atau menjawab seluruh masalah yang ada dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Megibung sejak awal sejarahnya sudah diciptakan sebagai sarana diplomasi bagi masyarakat petani di sawah, kemudian berkembang menjadi sarana diplomasi untuk konsolidasi pasukan/laskar perang oleh raja Karangasem dalam merebut Sasak. Pada pasca perang dimanfaatkan untuk sarana rekonsiliasi antar etnis (Sasak dan Bali) dan umat (Islam dan Hindu) dalam mendukung eksistensi kekuatan kerajaan Karangasem. Kemudian di masa damai ini menjadi sarana budaya membangun solidaritas persatuan dan kesatuan masyarakat dari lapisan bawah sampai atas, serta sarana diplomasi antar bangsa dengan konsep glokal (globalisasi lokalitas) tanpa sekat kelas sosial dan materi. Mengingat tingginya nilai budaya Megibung, yang di masa global ini mulai mendapat tantangan karena adanya catering (prasmanan) yang lebih simpel dan praktis. Untuk itu dibutuhkan program penyelamatan agar tidak punah ditelan zaman. Warisan tradisi ini harus terus dijaga dan direvitalisasi agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang dengan menjadikan tradisi Megibung sebagai sarana pembangunan ekonomi kreatif di Karangasem. Melalui tradisi Megibung generasi muda dapat belajar magang dalam mengolah berbagai jenis masakan tradisional Bali yang dapat dijadikan bekal untuk modal keahlian dalam bisnis ekonomi kreatif di bidang pariwisata, yang secara bersamaan otomatis juga telah ikut melestarikan keberlanjutan dari tradisi budaya Megibung itu sendiri. Oleh karena itu, Pemda Karangasem harus bisa mendorong pengembangan pariwisata budaya berkelanjutan menuju ekonomi kreatif yang mengutamakan kepuasan wisata kuliner atau gastronomi khususnya.
Penerapan Tri Hita Karana Sebagai Aplikasi Marketing 3.0 The Royal Pita Maha Resort
Sauta, Syahrul;
Sulistyawati, Anastasia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 4 No 1 (2021): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v4i1.70
Ubud memiliki potensi keindahan alam, sehingga menarik investor dalam mengembangkan hotel dan resort. Hal inilah memunculkan persaingan ketat. Salah satu metode bersaing yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan strategi dari marketing 3.0. Tjampuhan Group sejak lama telah mengembangkan bisnis hospitality berlandaskan budaya konsep Tri Hita Karana. Tujuan penelitian adalah untuk memahami dasar pemilihan brand ‘The Royal Pita Maha Resort’ dilihat dari Resource Based View Barney dan mendeskripsikan strategi pemasaran The Royal Pita Maha Resort dilihat dari marketing 3.0 Kotler. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan Brand memiliki kekuatan daya saing, karena sudah tidak asing lagi di telinga para wisatawan mancanegara sejak tahun 1930-an. The Royal Pita Maha sudah menerapkan strategi marketing 3.0 berbasis Tri Hita Karana (THK), pembangunan hotel tidak hanya berfokus pada komersial tapi juga berusaha menyeimbangkan antara komersial, sosial, kultur, dan spiritual. Positioning, diferensiasi, dan branding berpengaruh positif terhadap daya saing Hotel The Royal Pita Maha Resort. Dampak yang dihasilkan dari penerapan marketing 3.0 berbasis THK adalah dampak positif dilihat dari segi ekonomi, sosial, lingkungan, hingga spiritual.
Modifikasi Masakan Barat Dengan Cita Rasa Indonesia Berbahan Dasar Kedelai Dan Turunannya
Angeliq, Sharoon Virgi;
Sulistyawati, Anastasia;
Widani, Ni Nyoman
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 3 No 2 (2020): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46837/journey.v3i2.77
Modifikasi resep masakan Barat dengan menggunakan kedelai dan produk turunannya masih jarang diterapkan oleh masyarakat, Terlebih bila modifikasi masakan barat tersebut dikombinasikan dengan cita rasa masakan Indonesia. Tugas akhir karya kompetensi kreatif ini dibuat dengan tujuan untuk merealisasikan ide penulis terhadap pengembangan resep hasil modifikasi masakan barat dengan menggunakan kedelai dan produk turunannya yang dikombinasikan dengan sentuhan cita rasa khas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode research and development model penelitian 4D (Define, Design, Development dan Dissemination). Teori yang digunakan yaitu Teori modifikasi resep, teori fusion food dan uji organoleptik. Teori uji organoleptik yang dimaksud adalah kuisioner penilaian uji hedonik. Digunakan 15 (lima belas) Panelis umum yang dipilih secara acak dan 4 (empat) Panelis ahli yang ditentukan kampus. Terdapat 13 (tiga belas) resep modifikasi dari dilakukannya penelitian ini. Diperoleh nilai rata-rata dari penilaian uji hedonik adalah 4.18 untuk warna, 4.18 untuk aroma, 4.39 untuk rasa, 4.13 untuk tekstur, dan 4.25 untuk keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa para Panelis memberikan respon positif dan menyukai 13 (tiga belas) masakan hasil modifikasi yang diciptakan oleh Penulis dengan memberikan beberapa catatan dan komentar agar masakan yang diciptakan makin sempurna.