Gatot Wibowo
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP MONOTHEISME BHAGAWAD GITA PANDANGAN SAD DARSANA Gatot Wibowo; Suranto
Widya Aksara Vol 25 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Obyek materialnya adalah konsep monotheisme dalam teks Bhagawadgita dan Ramayana, sedangkan obyek formalnya Sad Darsana. Sebagai penelitihan kepustakaan (teks), penelitian ini menggunakan metode ; Deskriptif, Interprestasi, Dialegtis, Koherensi Intern, dan Idealisasi. Kemudian dari kesatuan metode tersebut di analisis berdasarkan teori Intertekstualitas dan Hermeneutik. Melalui cara tersebut, maka pilar benang merah analisis atas konsep monotheisme dapat dijelaskan secara lebih dalam. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan pokoknya tentang konsep monotheisme menurut pandangan Sad Darsana, secara filosofis definitive dan etimologis barat dan timur dalam konsep Hinduisme. Analisis data konsep ini memberikan pemetaan bagaimana dasar pemahaman berpikir penganut Veda dalam menyatakan dan menghubungkan dirinya ketika dinamika Hinduisme itu sendiri realitasnya tak terelakkan berkembang dan menjiwai dalam Desa, Kala, dan Patra. Pandangan ketuhanan Hinduisme seyogyanya dirujukan kepada suatu sistem Vedik yang jelas ketika stratifikasi tingkat keilmuannya menjadi dinamis. Aspek komparatifnya bagi topik utama penelitian ini lebih merujuk kepada bagaimana melihat aspek ketuhanan tertinggi monotheisme teks Bhagavadgita dan Ramayana melalui pemahaman sistem filsafat Hindu
TUHAN DALAM PERSPEKTIF ÅšIVATATVA Gatot Wibowo
Widya Aksara Vol 26 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Freedom prema causa all of life dalam agama Hindu di Indonesia selalu menitik beratkan “Ekam sat wiprah bahuda wadanti”, artinya “Hanya satu Ida Saŋ Hyaŋ Vidhi Vasa, namun manuṣa bijaksana menyebutkan dengan banyak nama. Eksistensi terbesar agama Hindu lebih banyak bercorak Sivaistik, hal ini terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan ritus-ritus bersejarah yang membuktikan bahwa pemujaan tersebut menggambarkan Vaṁsanucarita Baṭṭāra Śiva ngawekas dalam śūsatra tattwa yang dapat dipedomani sebagai konsep angleluhuri untuk masyarakat Indonesia dan India khususnya. Karena Tuḥan Śiva Pākṣa bersifat vyapi vyapaka nirwikara dalam atribut pluralis Pantheīśṁ dalam Veda. Karena eksistensi sejamannya, sistem ketuhanan Śiva di indonesia dengan India akan membawa perubahan besar terhadap dampak perkembangan zaman upaniṣad untuk generasi kaum ilmuwan di masa yang akan datang. Ini dapat terlihat tentang tatanan ritus dan metode menghubungkan diri dengan Tuhan dengan merekonstruksi dan mendesain Bhakti Mārga, Kārma Mārga, Jñāna Mārga, Raja Mārga dan penuh kehati-hatian di Vibhūti Mārga dalam kitab terbarunya Bhāgavadgīta.
FILSAFAT ADVAITA VEDANTA DALAM PERSPEKTIF HINDUĪŚṀE Gatot Wibowo
Widya Aksara Vol 27 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v27i1.180

Abstract

Deva Īśvara mengejawantah ke dunia mengambil perwujudan sebagai Mahāṛṣi Vyasa pada masa berakhirnya Zaman Treta Yoya, dimana realitas ajaran agama Hindu yang terdapat dalam kitab śuci veda mulai berkurang untuk diceritakan secara turun temurun melalui Itihasa dan Purana dan melihat realitas kegelapan yang akan terjadi di zaman Kaliyoga. Penciptaan Catur Veda Saṁhitā, diantaranya : Rgveda, Samaveda, Yajurveda dan Atharvaveda oleh Oleh Mahāṛṣi Parāśara bersama empat muridnya yang diasuh oleh Mahāṛṣi wyasa diciptakan kedunia bertujuan untuk melakukan pembaharuan di Zaman Veda guna sebagai tuntunan dan penciptaan tambak śuci bagi umat pengikutnya untuk menghadapi dinamika yang terjadi di Zaman Kali Yoga. Kitab Rgveda Saṁhitā oleh Sumantu, Kitab Samaveda oleh Mahāṛṣi Jaimini, Kitab Yajur Veda Saṁhitā oleh Mahāṛṣi Pulaha, dan kitab Atharvaveda oleh Mahāṛṣi Vaisampayana yang mengalami perkembangan baru menjadi Catur Veda Sirah ketika sampai di Indonesia dan merupakan pedoman otodidaktis Advaita Vedāṅta seorang Brāhmaṇa kepada sisyanya dalam memahami ajaran : Bṛāhman dan Ātman yang dijabarkan dalam kitab Brāhma Śūtra atau Vedāṅta Śūtra juga dikenal dengan nama Śarīraka Śūtra secara Tattva Upaniṣad.
STRATEGI DAN MANAJEMEN KINERJA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA ORGANISASI Gatot Wibowo
Jawa Dwipa Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/jd.v5i1.86

Abstract

Ciri kas keanekaragaman perbedaan dan permasalahan eksternal dalam usaha integrasibudaya organisasi sebagai suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan yang salingberinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku yangdigambarkan dalam bentuk pola dari kepercayaan, simbol, ritual dan mitos, berkembang dalamwaktu yang berfungsi sebagai perekat komunikatif, melibatkan : Pengalaman, filosofi,ekspektasi dan nilai sehingga penerapan strategi dan manajemen kinerja dalam budayaorganisasi terefleksikan dalam kegiatan mereka, mulai dari interaksinya dengan orang lain,caranya bekerja dan ekspektasi di masa depan. Power budaya organisasi dalam penyusunan strateginya menggunakan planing mode dan evolutionary mode, statmen analisisnya terletakpada perubahan rasional yang dikembangkan para pemikir perspektif modern dengan modelanalisis SWOT : analisis, formulasi, implementasi. Eksinternalisasi analisnya digunakanmenawan : ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan dengan 4 dimensi strateginya : Inovasi,Diferensiasi Pasar, Jangkauan, Pengendalian biaya dan terprogramnya perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan didukung teori RBV yangmempengaruhi kinerja dalam budaya berorganisasi. Tipe budaya organisasi yang kuat dan yanglemah akan berbeda, karena sistem nilai dan statmen kebijakan yang direalisasikan olehpraktisinya, karakteristiknya terdapat pada : Inovasi dan keberanian mengambil risiko,Perhatian terhadap detail, Orientasi hasil, Orientasi orang, Orientasi tim, dan Agresivitasdengan stabilitas toleransi konflik yang mempertahankan status quo menghadapi limitets lawandari perkembangannya, mencakup : Kerapian Administrasi, Kedisiplinan, Inovasi, danPembagian wewenang yang diterapkannya.