Abstract: Humour is human and not the result of sin. But some people live their religious life rigidly and seriously. This study explains that Jesus had a sense of humor. The richness of Jesus' humor is so abundant and impressive in terms of technique, content, and impact. Jesus' humor was in no way destructive or disruptive to his teaching. This fact should make all Christians feel entitled to laugh without guilt at funny, fun, and happy things. And what Jesus did, is worth emulating for all Christians in doing ministry, of course with the right portion and creativity. This research was conducted using descriptive qualitative methodology, by collecting data from various sources and information. It can be concluded that Jesus is believed to have rich and varied humor in his teachings, evident through various humor techniques such as situational, wordplay, and dramatic contrast. His humor was not only to entertain but also to clarify teachings, challenge thinking, and oppose evil. However, when Jesus experienced suffering and death on the cross as part of the work of salvation, there was no use of humor demonstrated by Him. Abstrak: Humor adalah sesuatu yang manusiawi dan bukan karena akibat dosa. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan agama tidak harus secara kaku dan serius. Penelitian ini menjelaskan bahwa Yesus memiliki selera humor. Kekayaan humor Yesus begitu melimpah dan sangat mengaggumkan baik dalam hal cara penyajiannya, kontennya, bahkan dampaknya. Humor Yesus sama sekali tidak merusak atau mengganggu dalam bangunan pengajaranNya. Fakta ini seharusnya membuat semua orang Kristen merasa berhak tertawa tanpa rasa bersalah terhadap hal-hal yang lucu, menyenangkan dan membahagiakan. Dan apa yang Yesus lakukan, layak ditiru bagi semua orang Kristen dalam mengerjakan pelayanan, tentu dengan porsi dan kreatifitas yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dan informasi. Maka dapat disimpulkan bahwa Yesus dipercaya memiliki humor yang kaya dan beragam dalam ajarannya, terbukti melalui berbagai teknik humor seperti situasional, permainan kata, dan menciptakan kontras dramatis. Humor-Nya tidak hanya untuk menghibur tetapi juga untuk memperjelas ajaran, menantang pemikiran, dan menentang kejahatan. Namun, saat Yesus mengalami penderitaan dan kematian di kayu salib sebagai bagian dari karya keselamatan, tidak ada penggunaan humor yang ditunjukkan-Nya.