Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERSEPSI MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING PADA MATA KULIAH FARMASI SIMULASI DI MASA PANDEMI COVID-19 Maryanti, Lilis; Rulianti, Mona Rahmi; Yuliani, Yuliani
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v4i1.214

Abstract

This study aims to determine student perceptions of online learning in simulated pharmacy courses during the Covid-19 pandemic. This type of research is descriptive research. Sampling used a purposive sampling technique with clear inclusion criteria, namely students who had received a simulated pharmacy practice course in the fifth semester of the Pharmacy Department of the Health Polytechnic of the Ministry of Health of Palembang as many as 77 students. Questionnaires distributed via google form with a Likert-scale and one essay question. Analysis of the data is used by calculating the percentage of respondents and analyzing each indicator. The research results obtained are good perceptions from students of online learning in simulated pharmacy courses during the Covid-19 pandemic. The score for the percentage of respondents obtained for the teaching and learning process indicators shows good criteria of 72.7%, for lecturers' competence indicators showed good criteria of 79.2%, while for facilities and infrastructure indicators also showed good criteria of 75.1%
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RACIKAN DAN NON RACIKAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG Rulianti, Mona Rahmi; Dinta, Siti Rahma; Simamora, Sarmalina
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v6i2.2613

Abstract

Latar Belakang : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang memiliki berbagai pelayanan, salah satunya yaitu pelayanan resep di instalasi farmasinya yang berperan penting dalam pelayanan resep racikan dan non racikan khususnya pada pasien rawat jalan. Standar waktu tunggu pelayanan resep yang ditetapkan di Permenkes Nomor 129 tahun 2008 yaitu pada resep racikan ≤60 menit dan resep non racikan ≤30 menit. Evaluasi terhadap waktu tunggu ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan menjamin kepuasan pelayanan bagi pasien. Metode : Penelitian inni menggunakan metode deskriptif non-eksperimental dengan pengamatan langsung di instalasi farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Sampel yang digunakan adalah seluruh resep racikan dan non racikan pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dianalisis mencakup waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan serta kesesuaian pemberian obat pada pasien. Hasil : Rata-rata waktu tunggu untuk pelayanan resep racikan yaitu 54 menit yang telah sesuai dengan standar, dan resep non racikan yaitu 33 menit yang belum sesuai dengan standar. Selain itu, terdapat 1,55% ketidaksesuaian pemberian obat kepada pasien yang dapat memberikan pengaruh pada keamanan pasien. Kesimpulan : Waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan serta kesesuaian pemberian obat pada Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sebagian besar telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akan tetapi perlu dilakukan perbaikan lagi dalam kinerjanya agar dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan menjamin kepuasan bagi pasien.
Case study on the management of anti-tuberculosis drugs at the Pembina primary health centre and at Siti Fatimah Hospital South Sumatra Province Simamora, Sarmalina; Tedi, Tedi; Rulianti, Mona Rahmi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v7i1.2662

Abstract

According to the standard of pharmaceutical services at health centres and hospitals, the management of pharmaceutical supplies includes planning, procurement, control, storage and distribution as well as recording and reporting. This study is a descriptive observational study by taking data retrospectively. Data collection was carried out in May - June 2024. Data were collected by giving a drug management questionnaire to the person in charge of drugs in hospitals and health centres and then matching the drug management checklist with the available documents. The results of drug management which includes planning, procurement, storage, distribution, recording and reporting have been carried out properly at the Primary Health Care (PHC), but not all have been carried out properly at the hospital, especially the absence of stock recording cards and the absence of annual reports, there are no documents and lists of drugs destroyed due to expiration. According to the manager, the management has been effective, but this is not in accordance with the observation of the availability of documents.
Perbedaan Kualitas Informasi Obat Yang Diberikan Oleh Tenaga Vokasi Farmasi Di Apotek Dan Di Puskesmas Kota Palembang Halik, Yasminil Fadilla; Simamora, Sarmalina; Rulianti, Mona Rahmi
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i1.976

Abstract

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu aktifitas dalam  standar pelayanan kefarmasian baik di RS, Puskesmas, apotek maupun klinik. PIO yang baik dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan kepatuhan terhadap pengobatan, khususnya pada penderita hipertensi yang merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di dunia. PIO dilakukan oleh apoteker, namun dalam kondisi tertentu disaat Apoteker tidak dapat melaksanakannya, maka Tenaga Vokasi Farmasi (TVF) dengan keterbatasannya secara sukarela melakukan pemberian informasi obat sebatas kewenangannya. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan deskriptif, memanfaatkan pasien simulasi di apotek untuk mendapatkan informasi yang diharapkan. Penelitian dilakukan di 5 Puskesmas dan 4 apotek di Kecamatan Seberang Ulu Satu, Kota Palembang. Pengetahuan TVF di apotek dan Puskesmas tergolong baik dengan skor terkecil 80. Seharusnya apotek tidak boleh melayani obat hipertensi tanpa resep dokter, namun ternyata semua apotek yang dikunjungi oleh pasien simulasi masih memberikannya. Kualitas informasi obat yang diberikan pada pasien hipertensi di Puskesmas lebih baik dibandingkan dengan di apotek. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak-akuratan informasi obat dan kepatuhan terhadap penjualan obat keras tanpa resep di apotek.
PENGENDALIAN RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK MELALUI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM KELOMPOK MASYARAKAT Simamora, Sarmalina; ., Sarmadi; Rulianti, Mona Rahmi; Suzalin, Ferawati .
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 3 No 1 Juni (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i1.642

Abstract

Antibiotics are needed to treat infections caused by pathogenic bacteria. The use of antibiotics to treat bacterial infections if done in an inappropriate manner can have detrimental consequences, both clinical and economic. Incorrect dosage, timing and frequency of use can cause resistance. From various studies in various places it was found that people's knowledge and behavior in using antibiotics is still not wise. The purpose of this activity is for participants to have good knowledge about the use of antibiotics. Partners were the mother of the arisan group were 29 people and the church women's group were 33 people. Measurement of knowledge was carried out by means of questionnaires and education was given orally and in writing by presenting a paper. The results showed an increase in knowledge about antibiotics in the good and very good categories, from 25.8% to 80.64% after education. The conclusion, their knowledge increase after education and can play a role in controlling bacterial resistance in their families and their community.
Kepatuhan Pelaporan Obat yang Mengandung Prekursor di Apotek Kota Palembang Sumatera Selatan Rulianti, Mona Rahmi; Tedi, Tedi; Maryanti, Lilis; Natasyah, Natasyah
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v5i1.1688

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Kesalahan dalam proses pengelolaan obat yang mengandung prekursor dapat menjadi penyebab terjadinya penyalagunaan yang berdampak pada keselamatan pasien. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan maka Apotek perlu menerapkan proses pengelolaan obat yang mengandung prekursor yang termasuk dalam Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi Dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi. Penelitian telah dilakukan mengenai Kepatuhan Pelaporan Obat Yang Mengandung Prekursor Di Apotek Kota Palembang Sumatera Selatan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dengan cara mengisi lembar kuesioner menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kuisioner yang selanjutnya dianalisis berdasarkan pedoman (BPOM,2013). Hasil : Hasil penelitian pada 54 Apotek yang diteliti menunjukkan bahwa 54 (100%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan pemasukan obat yang mengandung prekursor, tetapi masih terdapat Apotek yang tidak mencantumkan beberapa kelengkepan pencatatan pemasukan. 50 (92,60%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor, sedangkan 4 (7,40%) Apotek masih belum melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor. 40 (74,07%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pelaporan obat yang mengandung prekursor, tetapi masuk dalam penilaian kurang baik. Kesimpulan : Pelaksanaan pencatatan obat yang mengandung prekursor sudah baik, namun masih terdapat Apotek yang melakukan pencatatan hanya pada kartu stok, tetapi tidak pada buku khusus obat yang mengandung prekursor dan pencatatan obat yang mengandung prekursor masih tergabung dengan obat yang tidak mengandung prekursor. Pelaksanaan pelaporan obat yang mengandung prekursor masuk dalam penilaian kurang baik, Apoteker di Apotek belum melakukan pelaporan obat yang mengandung prekursor.
FORMULASI DAN EVALUASI PASTA GIGI EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI Na CMC SEBAGAI PENGIKAT Rulianti, Mona Rahmi; tedi, Tedi; Maryanti, Lilis; Oktavia, Eci
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v6i1.2194

Abstract

Latar Belakang: Pasta gigi adalah detergen kosmetik ringan yang digunakan untuk membersihkan gigi, menyegarkan napas dan melindungi permukaan gigi dari kerusakan yang disebabkan oleh bakteri mulut tanpa merusak gigi atau membran mukosa mulut. Hal yang perlu diperhatikan dalam pasta gigi yaitu sifat kekentalan sediaan atau viskositas sediaan. Penggunaan Na CMC sebagai bahan pengikat mampu menstabilkan dan mempercantik pasta gigi yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Na CMC yang mampu menghasilkan sediaan pasta gigi yang stabil dan sesuai persyaratan dengan menggunakan daun gedi hijau (Abelmoschus manihot L.) sebagai zat aktifnya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan sampel yang digunakan yaitu ekstrak daun gedi hijau (Abelmoschus manihot L.) sebagai zat aktif sebanyak 8% dengan memvariasikan Na CMC 3% dalam formula I, 4% dalam formula II dan 5% dalam formula III. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi sediaan selama 28 hari penyimpanan suhu kamar dan 12 hari uji dipercepat (Cycling Test) meliputi pH, viskositas, tinggi busa, daya sebar, homogenitas dan perubahan warna, bau dan rasa. Hasil: Rendemen ekstrak daun gedi hijau sebesar 20,72%. Hasil evaluasi pasta gigi menunjukkan bahwa pH, tinggi busa dan daya sebar mengalami kenaikan pada kedua uji penyimpanan dan viskositas mengalami penurunan selama penyimpanan namun masih memenuhi persyaratan. Semua sediaan tergolong homogen dan tidak mengalami perubahan warna, bau dan rasa. Pasta gigi berwarna hijau, bau khas dan mint, dan rasa pedas. Kesimpulan: Ekstrak daun gedi hijau (Abelmoschus manihot L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan pasta gigi yang stabil dan memenuhi persyaratan kestabilan fisik dengan konsentrasi Na CMC yang paling optimal pada formula II sebesar 4%. Kata Kunci: Pasta gigi, daun gedi hijau, natrium cmc, bahan pengikat, uji kestabilan fisik
Pencegahan Drop-Out Pengobatan TB Akibat Efek Samping Pada Penggunaan Oat Fix Dose Combination Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar; Rulianti, Mona Rahmi
Jurnal LINK Vol 20 No 1 (2024): MEI 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v20i1.11297

Abstract

Pasien TB harus minum obat secara teratur minimal enam bulan. Bisa saja mereka berhenti minum obat sebelum selesai pengobatan karena tidak paham dan tidak tahan efek samping. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat pasien dan keluarganya paham dan dapat mengatasi efek samping yang timbul dengan tindakan atau dengan obat yang sesuai, sehingga tidak menghentikan pengobatan. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan, pembagian brosur dan video penanggulangan efek samping obat. Diserahkan juga obat yang dapat digunakan untuk mengatasi efek samping. Pesertanya 12 pasien TB dan 12 anggota keluarganya. Kepatuhan di monitor melalui grup whats-app. Peserta melaporkan aktifitas minum obatnya dan menginformasikan jika mengalami efek samping. Evaluasi kepatuhan minum obat dilakukan setelah tiga bulan dimonitor. Selama itu semua peserta tetap patuh menjalani pengobatannya, termasuk pasien yang mengalami efek samping obat, karena sudah memahami pentingnya kepatuhan minum obat TB. Selanjutnya peserta yang belum selesai pengobatan masih tetap melaporkan aktifitas minum obatnya sampai benar benar selesai. Semua pasien berhasil menyelesaikan pengobatannya sampai tuntas. Kesimpulannya bahwa melalui pendekatan yang simpatik pasien TB dapat dimotivasi untuk mematuhi aturan penggunaan obat meskipun mengalami efek samping, sehingga hal ini dapat mencegah pasien dari kegagalan terapi.