Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH KATEGORI HIGHLY RECOMMENDED DI RUMAH SAKIT “X” KOTA PRABUMULIH Harartasyahrani, Rangti Annisa; Simamora, Sarmalina
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i1.9039

Abstract

Based on Permenkes RI No.2406 / Menkes / per / XII / 2011 on General Guidelines for the Use of Antibiotics that prophylaxis antibiotics intended to reduce and prevent to occurrence of  Surgical Site Infection (SSI), inhibiting the emergence of resistance, reduce the morbidity and mortality of patients, as well as to  minimize the value of health care and prophylaxis antibiotics in highly recommended surgical procedures has been proven to be firm and effective.  However, from several studies there are still many discrepancies in the use of prophylaxis antibiotics and there are several cases in patients with highly recommended surgical procedures that are not given prophylaxis antibiotics, so this research aims to evaluate the use of prophylaxis antibiotics in highly recommended surgical patients. This research was observational research.  The data was obtained retrospectively by searching the medical record data of highly recommended surgical patient in Hospital”X” Prabumulih  period of January-December 2019 using the Purposive sampling method which is further analyzed descriptively using the applicable guidelines. From 77 medical records of patients collected found 1 patient (1.30%) who did not get antibiotics and from 76 medical record data that met the inclusion criteria there were 119 prophylaxis antibiotic use and overall there were 8 uses (6.72%).  Suitability based on antibiotic type as much as 110 (92.44%), antibiotic doses as many as 95 (86.36%), delivery route as much as 110 (100%), delivery time as much as 103 (93.64%), delivery interval of 8 (7.27%), and length of delivery as much as 44 (40%). Overall, the using of prophylaxis antibiotics is not fully appropriate and the most common discrepancies are found at the interval of administration. Keywords: Prophylaxis antibiotics; Surgery; Evaluation; Highly Recommended AbstrakBerdasarkan Permenkes RI No.2406/Menkes/per/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik bahwa pemberian antibiotik profilaksis ditujukan untuk menurunkan dan mencegah terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO), menghambat munculnya resistensi, menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien, serta untuk meminimalkan biaya pelayanan kesehatan dan pemberian antibiotik profilaksis pada prosedur bedah kategori highly recommended telah terbukti tegas dan efektif. Namun, dari beberapa penelitian masih banyak dijumpai ketidaksesuaian dalam penggunaan antibiotik profilaksis serta terdapat beberapa kasus pada pasien prosedur bedah kategori highly recommended yang tidak diberikan antibiotik profilaksis maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah kategori highly recommended. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Data diperoleh secara retrospektif melalui penelusuran data rekam medik pasien bedah kategori highy recommended di Rumah Sakit “X” Kota Prabumulih periode Januari-Desember 2019 dengan menggunakan metode purposive sampling yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif menggunakan pedoman yang berlaku. Dari 77 rekam medik pasien yang terkumpul ditemukan 1 pasien (1,30%) yang tidak mendapat antibiotik profilaksis dan dari 76 data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi terdapat 119 penggunaan antibiotik profilaksis dan secara keseluruhan didapat kesesuaian sebanyak 8 penggunaan (6,72%). Kesesuaian berdasarkan jenis antibiotik sebanyak 110 (92,44%), dosis antibiotik sebanyak 95 (86,36%), rute pemberian sebanyak 110 (100%), waktu pemberian sebanyak 103 (93,64%), interval pemberian sebanyak 8 (7,27%), dan lama pemberian sebanyak 44 (40%). Secara keseluruhan, penggunaan antibiotik profilaksis belum sepenuhnya sesuai dan ketidaksesuaian yang paling banyak ditemukan yaitu pada interval pemberian.
HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT SIMVASTATIN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RS BHAYANGKARA PALEMBANG Era Wandira; Sarmalina Simamora; Mona Rahmi Rulianti
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 8 No 1 (2021): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/sel.v8i1.4705

Abstract

Diabetes Melitus (DM) ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat gangguan sekresi maupun hilangnya sensitivitas sel terhadap insulin pada diabetes tipe 2. Salah satu komplikasi diabetes adalah penyakit kardiovaskuler. Sedikitnya 65% penderita DM meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Faktor risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler pada penderita DM adalah tingginya kadar lipid dalam darah. Penderita DM usia 40-75 tahun dan K-LDL >70 mg/dL sebaiknya sudah mendapatkan terapi anti-hiperlipid. Obat yang paling banyak digunakan adalah simvastatin, tetapi statin dapat meningkatkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan penggunaan simvastatin dengan kadar gula darah penderita DM. Penilaian juga dilakukan terhadap pola makan dan aktifitas fisik. Besar sampel 62 orang mendapat terapi DM, tidak sedang hamil, usia 35-85 tahun. Jenis penelitian ini adalah observasional-analitik, dengan rancangan cross sectional, dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Data dianalisis dengan uji Chi-Square dilanjutkan dengan regresi logisik. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan simvastatin mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kadar gula darah dengan p value < 0,05 dan nilai OR 3,3, demikian juga pola makan dan aktifitas fisik, masing masing dengan nilai OR 4,9 dan 15,1. Namun belum terbukti sebagai faktor yang dominan dalam meningkatkan kadar gula darah (siq 0,150). Penyebab ketidak-normalan kadar gula darah, adalah pola makan dan aktifitas fisik. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode riset kuasi eksperimen dan dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat meyakinkan semua pihak dalam menggunakan simvastatin. Rumah sakit diharapkan tetap melakukan pemantauan terapi obat simvastatin pada pasien DM. Increase blood sugar levels characterized due to secretion disorders and loss of sensitivity of cells to insulin in type 2 diabetes. One of the complications of diabetes is cardiovascular disease. At least 65% of people with diabetes die from cardiovascular disease. The risk factor for cardiovascular complications in diabetes sufferers is high levels of lipids in the blood. Diabetes patients aged 40-75 years and K-LDL> 70 mg/dL should have received anti-hyperlipid therapy. The most widely used drug is simvastatin, but statins can increase blood sugar levels. The purpose was to assess the relationship between the use of simvastatin and the blood sugar levels of diabetes patients. Assessments also carry out a diet and physical activity. The sample size is 62 people receiving diabetes therapy, not pregnant, aged 35 to 85 years. This type of research is observational-analytic, with a cross-sectional design, conducted at the Bhayangkara Hospital, Palembang. Data analyzed by using the Chi-square test followed by logical regression. The results showed that the use of simvastatin had a significant relationship with blood sugar levels with p-value <0.05 and an OR value of 3.3, diet and physical activity, with OR values ​​of 4.9 and 15,1 respectively. However, it has not proven to be a dominant faktor in increasing blood sugar levels (sig 0.150). Causes of abnormal blood sugar levels are diet and physical activity. It is necessary to carry out further research with a quasi-experimental research method and a larger sample size, to convince all parties to use simvastatin. It is necessary to continue to monitor simvastatin therapy in diabetes patients by the hospital
Pemberian Injeksi Antibiotik Pada Pasien di Ruang Perawatan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Palembang Siregar, Estelita O.N.; Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i1.347

Abstract

Penggunaan antibiotic (AB) haruslah sesuai dengan kebutuhan klinis. Penggunaan tidak tepat memberikan berbagai dampak negatif antara lain timbulnya efek samping, mempercepat terjadinya resistensi, terjadi resiko kegagalan terapi, bertambah beban penyakit pasien, lamanya pasien menderita, serta meningkatkan biaya pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa ketepatan pemberian antibiotik injeksi di ruang rawat inap. Jenis Penelitian adalah observasional dengan pendekatan deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien dirawat inap Rumah Sakit yang diberikan antibiotik pada bulan Januari-April 2019 yang berjumlah 176 dilihat pada kartu rekam medik. Tepatnya waktu penyuntikan injeksi antibiotik dilihat dari kesesuaian catatan rekam medik dengan paraf petugas perawat SD(±30 menit) dari setiap pemberian pertama. Frekuensi umur 46-65 yang paling banyak diberikan antibiotic. Frekuensi berat badan yang < 70 kg paling banyak menggunakan antibiotik injeksi sesuai dosis. Pemberian dosis AB dengan Berat badan >70 kg belum tampak penyesuaian dosis. Pada riwayat alergi hanya 1 pasien ditemukan alergi terhadap antibiotik dari total sampel. Kesimpulan ketepatan waktu pemberian antibiotik injeksi dinyatakan 80% tepat waktu penyuntikan antibiotik injeksi sedangkan 20% tidak tepat. Sebanyak 20% belum patuh dalam penulisan rekam medik.The use of antibiotics (AB) must be under clinical needs. Improper use has various negative impacts, including the emergence of side effects, accelerated resistance, the risk of therapy failure occurring, increased burden of the patient's disease, the length of time the patient suffers, and increases cost of treatment. The purpose of this study was to analyze the accuracy of injecting antibiotics in the inpatient room. This type of research is observational with a descriptive approach. The population of this study was all hospitalized patients who were given antibiotics in January-April 2019 totaling 176 seen on the medical record card. The exact timing of the injection of antibiotics was seen from the suitability of the medical records with the initials of the primary school nurse officers (±30 minutes) from each first administration. The frequency of age 46-65 is the most given antibiotics. The frequency of body weight < 70 kg the most using injection antibiotics according to the dose. The dose of AB with body weight >70 kg has not shown any dose adjustment. In the history of allergies, only 1 patient was found to be allergic to antibiotics from the total sample. The conclusion is the timing of the injection of antibiotics is stated to be 80% on time for the injection of antibiotics while 20% is not correct. As many as 20% have not complied with writing medical records.
UPAYA PREVENTIF MAHASISWA POLTEKKES PALEMBANG TERHADAP COVID-19 Simamora, Sarmalina; Meijandi, Ridho Putrama
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 2 Desember (2021): JPP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i2 Desember.970

Abstract

Latar Belakang: di awal tahun 2019 di Wuhan ditemukan adanya virus yang disebut virus corona. Virus ini menyebabkan corona virus desease (Covid-19). Berbagai upaya dianjurkan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Upaya tersebut antara lain mengkonsumsi vitamin c, berolahraga dirumah, berjemur, menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Anjuran ini tidak hanya berlaku untuk lansia atau orang yang memiliki penyakit co-morbid. Mahasiswa juga harus melaksanakan anjuran itu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya preventif mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang terhadap covid-19. Metode: jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan rancangan deskriptif. Penentuan responden dilakukan secara Data penelitian ini menggunakan data primer dengan pengisian kuesioner oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang menggunakan media google form. Jumlah responden adalah 1431 orang Hasil : mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang sudah menunjukkan berbagai upaya dengan melakukan kebiasaan yang baik untuk menghindari penularan virus corona. Kesimpulan : Menjaga jarak dan berolah raga adalah dua kebiasaan terbanyak yang dilakukan oleh mahasiswa Mereka memahami bahwa memakai masker dan mencuci tangan merupakan cara untuk mencegah penularan virus corona, namun belum semua melakukan kebiasaan tersebut. Disamping itu mahasiswa juga memahami bahwa berolah raga, berjemur dan mengkonsumsi vitamin c juga dapat mencegah penularan virus corona, meski masih ada sebagian kecil mahasiswa yang belum memahaminya.
MANAJEMEN RISIKO DALAM MENGANTISIPASI KEJADIAN BENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PALEMBANG Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar; Dalilah, Anayani
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 1 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i1.1664

Abstract

Latar Belakang: Palembang secara histori termasuk kota yang tidak rawan bencana alam. Namun karena jumlah penduduk terus meningkat, pembangunan fisik semakin banyak, tentu ruang terbuka hijau semakin berkurang. Bencana mulai timbul, seperti banjir saat hujan lebat, dan kebakaran saat kemarau. Dalam mengantisipasi bencana, Puskemas memiliki tugas dalam melaksanakan manajemen risiko terhadap potensi bencana di Kota Palembang. Kesiapan menghadapi bencana ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tenaga kesehatan dan pengelolaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan tenaga kesehatan yang diberi tanggung jawab sebagai pengelola, kebijakan yang ada di Puskesmas seperti ketersediaan SOP dan pendanaan yang berdampak terhadap aspek kesiapsiagaan Puskesmas dalam penanggulangan bencana di wilayah kerjanya masing masing. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara terhadap 13 orang tenaga kesehatan yang Puskesmasnya ada di wilayah yang pernah terdampak bencana. Hasil: Petugas Puskesmas memiliki pengetahuan yang baik (97%), sekalipun belum tersedia kebijakan yang memadai (86%), belum ada SOP (52%), dan sumber pendanaan yang jelas (35%) di beberapa Puskesmas. Sedangkan, penilaian terhadap aspek kesiapsiagaan Puskesmas berdasarkan kegiatan wawancara termasuk dalam kategori baik: (80%). Kesimpulan: Penempatan tenaga kesehatan sebagai pengelola risiko bencana di Puskesmas sudah tepat, karena semuanya sudah memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini akan lebih baik jika semua Puskesmas diperkuat dengan kebijakan di kota Palembang.
Ketersediaan “Key Medicine” di Puskesmas Kota Palembang Simamora, Sarmalina; Mangunsong, Sonlimar; Sefriadi, Ilham
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 1 (2024): (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i1.2180

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Key medicine adalah obat kunci yang menjad indikator dalam pelayanan obat. Kelompok ini merupakan obat yang dipilih untuk program kesehatan ibu, program kesehatan anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit serta obat pelanyanan kesehatan dasar, jika obat ini tidak tersedia maka pelayanan kesehatan menjadi tidak optimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketersediaannya, yang selanjutnya dalam artikel ini disebut obat indikator di Puskesmas kota Palembang tahun 2023. Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah non-eksperimental yang bersifat deskriptif, dengan data yang diambil dari pencatatan pada kartu stok yang terdiri dari 40 obat indikator. Di Kota Palembang terdapat 42 Puskesmas yang tersebar di 18 Kecamatan, maka akan dipilih sebanyak 18 Puskesmas di Kota Palembang yang mewakili per Kecamatan. Hasil : Persentase ketersediaan obat – obat indikator di Puskesmas kota Palembang sebesar 70,83% - 96,67% dimana 15 Puskesmas telah memenuhi standar dan 3 Puskesmas belum memenuhi standar. Kesimpulan : Semua Puskesmas sudah memiliki obat indikator, namun mash terdapat 3 Puskesmas yang ketersediaannya dibawah 80%, dengan alasan tidak ada permintaan dalam waktu yang lama untuk jenis obat obat tersebut. Abstract Background: Key drugs are become indicators in drug services. This group of drugs are selected for maternal health programs, child health programs, prevention and control disease and basic health service drugs, if these drugs are not available then health services are not optimal. This study was conducted with the aim of knowing the availability, which hereinafter in this article is called indicator drugs in Palembang city health centers in 2023. Methods: The type of research conducted was non-experimental descriptive, with data taken from records on stock cards consisting of 40 indicator drugs. In Palembang City there are 42 public health centers (PHC), named it PUSKESMAS. They were spread across 18 sub-districts, so 18 health centers in Palembang City will be selected to represent each sub-district. Results: The percentage of availability of indicator drugs in Palembang PHC is 70.83% - 96.67% where 15 have met the standards and 3 Puskesmas have not met the standards. Conclusion: All of PHC already have indicator drugs, but there are still 3 whose availability is below 80%, with the reason that there is no demand in a long time for this type of drug
Pendampingan Keluarga, Tenaga Kesehatan, dan Kader dalam Pencegahan Dropout Pengobatan TB di Puskesmas Mangunsong, Sonlimar; Simamora, Sarmalina
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v6i2.2655

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu kendala utama dalam pengendalian TB adalah ditemukan angka dropout dalam pengobatan awal TB, yang dapat menyebabkan resistensi obat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan keluarga, tenaga kesehatan (nakes), dan kader dalam mendukung pasien TB agar menyelesaikan pengobatan. Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Sako, Palembang, dengan metode pendampingan, edukasi, dan ceramah. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan partisipasi aktif dari peserta, serta pengurangan risiko dropout pengobatan TB di wilayah tersebut. KataKunci: Pasien TB; Kader TB; Pendampingan Keluarga, Dropout
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RACIKAN DAN NON RACIKAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG Rulianti, Mona Rahmi; Dinta, Siti Rahma; Simamora, Sarmalina
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v6i2.2613

Abstract

Latar Belakang : Rumah Sakit Bhayangkara Palembang memiliki berbagai pelayanan, salah satunya yaitu pelayanan resep di instalasi farmasinya yang berperan penting dalam pelayanan resep racikan dan non racikan khususnya pada pasien rawat jalan. Standar waktu tunggu pelayanan resep yang ditetapkan di Permenkes Nomor 129 tahun 2008 yaitu pada resep racikan ≤60 menit dan resep non racikan ≤30 menit. Evaluasi terhadap waktu tunggu ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan menjamin kepuasan pelayanan bagi pasien. Metode : Penelitian inni menggunakan metode deskriptif non-eksperimental dengan pengamatan langsung di instalasi farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Sampel yang digunakan adalah seluruh resep racikan dan non racikan pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dianalisis mencakup waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan serta kesesuaian pemberian obat pada pasien. Hasil : Rata-rata waktu tunggu untuk pelayanan resep racikan yaitu 54 menit yang telah sesuai dengan standar, dan resep non racikan yaitu 33 menit yang belum sesuai dengan standar. Selain itu, terdapat 1,55% ketidaksesuaian pemberian obat kepada pasien yang dapat memberikan pengaruh pada keamanan pasien. Kesimpulan : Waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan serta kesesuaian pemberian obat pada Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sebagian besar telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akan tetapi perlu dilakukan perbaikan lagi dalam kinerjanya agar dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan menjamin kepuasan bagi pasien.
Breast Cancer: Current Insights into Epidemiology, Molecular Mechanisms, and Therapeutic Approaches Mangunsong, Sonlimar; Rachmadhini, Aninditha Rachmah; Simamora, Sarmalina
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v6i2.2632

Abstract

Breast cancer is the most commonly diagnosed cancer and a leading cause of cancer-related mortality among women worldwide. Despite significant advancements in molecular understanding and the development of targeted therapies, the management of this disease remains challenging, particularly in low-resource settings. This article reviews the global and regional epidemiology of breast cancer, highlighting its increasing incidence and the disparities in outcomes between high- and low-income countries. It also examines the molecular mechanisms underlying tumor growth, focusing on genetic mutations, hormone receptor status, and HER2 expression. Furthermore, the article explores innovative therapeutic strategies, including targeted therapies, immunotherapy, and combination treatments, which offer promising results for improving patient outcomes. The role of predictive tools, such as Oncotype DX and Mammaprint, in personalizing treatment strategies is also discussed. By examining tumor heterogeneity, biomarker-based approaches, and advances in early detection, this research aims to provide a comprehensive perspective on the evolving landscape of breast cancer management and the potential for more effective and individualized therapies.
Case study on the management of anti-tuberculosis drugs at the Pembina primary health centre and at Siti Fatimah Hospital South Sumatra Province Simamora, Sarmalina; Tedi, Tedi; Rulianti, Mona Rahmi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v7i1.2662

Abstract

According to the standard of pharmaceutical services at health centres and hospitals, the management of pharmaceutical supplies includes planning, procurement, control, storage and distribution as well as recording and reporting. This study is a descriptive observational study by taking data retrospectively. Data collection was carried out in May - June 2024. Data were collected by giving a drug management questionnaire to the person in charge of drugs in hospitals and health centres and then matching the drug management checklist with the available documents. The results of drug management which includes planning, procurement, storage, distribution, recording and reporting have been carried out properly at the Primary Health Care (PHC), but not all have been carried out properly at the hospital, especially the absence of stock recording cards and the absence of annual reports, there are no documents and lists of drugs destroyed due to expiration. According to the manager, the management has been effective, but this is not in accordance with the observation of the availability of documents.