Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGUATAN KARAKTER KEBANGSAAN BAGI PEMUDA KARANG TARUNA DESA DI POLEWALI MANDAR DALAM MEMBANGUN KARAKTER SOSIAL DI ERA DIGITALITASI: Strengthening National Character For The Youth Of Karang Taruna Village In Polewali Mandar In Building Social Character In The Era Of Digitalitation Anfas, Anfas; Latif, Abdul; Sujipto*, Ari; Thamrin, Saddam Husain; Fatana, Nurul; Sukmawan, Sandi
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v2i2.116

Abstract

Seiring perkembangan teknologi, generasi muda menghadapi tantangan kompleks yang memerlukan pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan pengembangan karakter yang kuat. Generasi digital native seringkali terpapar informasi tanpa penyaringan memadai, mengakibatkan dampak negatif seperti penyebaran hoaks, ketergantungan media sosial, dan kesehatan mental yang terganggu. Dalam konteks ini, peran Karang Taruna menjadi sangat penting untuk pengembangan karakter kebangsaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan karakter kebangsaan pemuda Karang Taruna di Desa Polewali Mandar sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang berperan aktif dalam pembangunan karakter sosial yang adaptif terhadap perkembangan digital.Metode pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan, dilakukan identifikasi masalah dan penyusunan instrumen pretest dan posttest serta bahan materi workshop. Tahap pelaksanaan melibatkan penyampaian materi melalui workshop, sementara tahap evaluasi dilakukan dengan pemberian angket kepada peserta untuk mengukur efektivitas kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai pendidikan kebangsaan, kepemimpinan, pengembangan diri, etika dan tanggung jawab sosial, serta teknologi dan inovasi sosial. Melalui pretest dan posttest, rata-rata pemahaman peserta mengalami peningkatan signifikan di berbagai aspek yang diuji.Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pendidikan karakter melalui Karang Taruna dapat memperkuat kapasitas pemuda dalam menghadapi tantangan era digital. Karakter kebangsaan yang kuat dan pemahaman yang mendalam mengenai tanggung jawab sosial dapat menjadikan pemuda sebagai agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar .
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK PASAR MELALUI BIOKONVERSI MAGGOT LALAT TENTARA HITAM (HERMETIA ILLUCENS) MENJADI PUPUK KASGOT Nurdiyah, Nurdiyah; Pagala, Muh. Arman Yamin; Fausiah, Andi; Anfas, Anfas; Bulkis, Bulkis; Syamsuddin, Fajar Rakasiwi; Thamrin, Saddam Husain
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2023): Sipissangngi Volume 3, Nomor 3, September 2023
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/sipissangngi.v3i3.4767

Abstract

Penambahan jumlah penduduk mempengaruhi pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat, tumbuhnya industri kuliner, perhotelan, serta minimnya kesadaran masyarakat membuang sampah organik disegala tempat menjadi penyumbang terbesar menumpuknya sampah di beberapa area Kota Majaene. Pengelolaan sampah seperti pemisahan sampah organik dan anorganik, serta pengolahan sampah di hilir belum ada. Menjadi faktor pengelolaan sampah di Majene belum mampu mengurangi sampah sesuai dengan empat prinsif pengelolaan sampah yaitu reduce, reuse, recyle dan replace. Pengelolaan dan pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan sangat membantu mengurai sampah rumah tangga dan pasar, metode biokonversi maggot lalat tentara hitam (hermetia illucens). Dimana sampah organik rumah tangga dan pasar mampu diurai oleh maggot menjadi pupuk kasgot. Hasil pelatihan pengolahan sampah organik di kelompok tani Radang Balisang Kel. Tande Kec. Banggae Kab. Majene dengan metode biokonversi maggot, dengan 1 kilo gram maggot mampu mendegradasi sampah organik 1-1,5 kg sampah organik selama 24 jam. Proses perkembangbiakan bibit larva maggot dilokasi PkM sebanyak 300 gram telur maggot, dapat menghasilkan 1.500 gram larva maggot. Dengan potensi kemampuan mengurai sampah organik sebanyak 2,250 kg per hari. Pencapaian tujuan kegiatan PKM dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan kelompok tani teknik budidaya maggot, proses pengolahan sampah organik melalui biokonversi maggot menjadi pupuk kasgot, dan menghasilkan produksi kasgot, dan pakan ternak.
Implementasi Public Private Partnership dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Toraja Utara Djabbari, Muhammad Hidayat; Alwi, Alwi; Thamrin, Saddam Husain
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan & Pelayanan Publik) Volume 7 No. 1, Juni 2021
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi FISIP UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/jakpp.v7i1.13203

Abstract

The concept of Public Private Partnership (PPP) provides efficiency and Effectiveness in providing public services to the community, as well as helping the government sector deal with limited budget and resources in developing the tourism sector. This study aims to determine how the implementation of the Public Private Partnership (PPP) in tourism development in North Toraja Regency. This research uses a qualitative approach. Data collection was carried out by interview, observation and documentation study. Data processing techniques and data analysis were carried out in three stages, namely: data reduction, presentation and conclusion drawing. The informants in this study were: (a) the Culture and Tourism Office of North Toraja Regency; (b) Owner / Manager of Ke'te Kesu 'and Lempe Negeri Diatas Awan Tourism Object; (c) Visitors / Community. The results showed: (1) Equity shows the existence of a win-win solution in the distribution of cooperation which has an impact on receiving fees and tourism services; (2) The Effectiveness of this MoU (cooperation agreement) is seen to be effective in receiving revenue (retribution) and providing services to visitors or tourists; (3) The efficiency in this public-private collaboration shows that the use of resources in the development of tourist objects is proven to be more efficient with the involvement of the private sector; (4) Exportability shows the government gets a high risk of demand to meet the needs of tourist objects and compensation to communities affected by the construction of tourist attraction facilities and infrastructure.