Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembuatan pakan komplit (complete feed) batang pisang fermentasi di Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar Masir, Ummul; Santi, Santi; Fausiah, Andi; Mahmud, Andi Tenri Bau Astuti
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 1 No 1 (2022): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v1i1.427

Abstract

Satu siklus masa panen tanaman pisang dapat menghasilkan buah, daun, dan bunga, sedangkan hasil sampingan berupa batang pisang. Limbah ini dapat dijadikan sebagai pakan ternak melalui proses fermentasi dan dipadukan pakan basal menjadi pakan komplit. Metode ini menjadi potensial dilakukan karena mampu menaikkan nilai ekonomi dan menekan biaya pembelian pakan pada peternak. Kegiatan PkM dilaksanakan di Desa Sumarrang yang dihadiri oleh warga setempat terdiri dari peternak dan petani. Metode pelaksanaan melalui sosialisasi, praktik, dan pembagian kuesioner kepada peserta. Hasil pengisian kuesioner memperlihatkan pemahaman peserta kegiatan sosialiasai pakan komplit fermentasi. Sebelum kegiatan dimulai (pretest) terdapat 20% peserta belum memahami pakan komplit dan 80% sudah memahami sedikit (sedang). Setelah dilakukan sosialisasi diperoleh hasil sebanyak 40% berpemahaman sedang dan 60% memahami dengan baik. Melalui kegiatan PkM ini mampu memberikan peningkatan pengetahuan kepada peserta dalam pembuatan dan pengaplikasian pakan komplit batang pisang terfermentasi. Kegiatan sosialisasi pemanfaatan limbah pertanian sebaiknya dilaksanakan pada daerah-daerah yang memiliki potensi pertanian dan peternak yang tinggi supaya terjadi integrasi antara dua sektor.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI TERNAK SAPI DI DESA PODA-PODA KECAMATAN TUTAR Burhan, Hasniar; Bau Astuti, Andi Tenri; Santi, Santi; Fausiah, Andi
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2024): Sipissangngi Volume 4, Nomor 3, September 2024
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jurnal.v4i3.5807

Abstract

Prinsip dasar produksi silase adalah fermentasi hijauan oleh bakteri yang banyak menghasilkan asam laktat atau dikenal dengan bakteri asam laktat. Bakteri yang paling dominan termasuk dalam kelompok bakteri asam laktat homofermentatif yang mampu melakukan fermentasi pada kondisi aerob hingga anaerobik. Asam laktat yang dihasilkan selama fermentasi akan berperan sebagai bahan pengawet yang dapat mencegah pakan menjadi rusak atau terserang bakteri pembusuk. Namun, bakteri asam laktat heterofermentatif juga sudah mulai banyak digunakan sebagai inokulum karena efektif dalam mencegah tumbuhnya kapang dan khamir. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam proses produksi silase, salah satunya adalah mengupayakan produksi asam secepat mungkin agar tidak banyak kehilangan unsur hara yang terkandung dalam hijauan yang diubah menjadi pakan makan silase, karena akan menyebabkan terbentuknya asam hilangnya bahan kering makanan. Oleh karena itu, untuk menghindari kegagalan produksi silase, kami sangat menyarankan penggunaan bakteri asam laktat sebagai inokulan untuk keberhasilan produksi silase. Kultur bakteri asam laktat juga diyakini dapat dimanfaatkan sebagai probiotik, karena kultur bakteri asam laktat masih terdapat pada rumen sapi.
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK PASAR MELALUI BIOKONVERSI MAGGOT LALAT TENTARA HITAM (HERMETIA ILLUCENS) MENJADI PUPUK KASGOT Nurdiyah, Nurdiyah; Pagala, Muh. Arman Yamin; Fausiah, Andi; Anfas, Anfas; Bulkis, Bulkis; Syamsuddin, Fajar Rakasiwi; Thamrin, Saddam Husain
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2023): Sipissangngi Volume 3, Nomor 3, September 2023
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/sipissangngi.v3i3.4767

Abstract

Penambahan jumlah penduduk mempengaruhi pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat, tumbuhnya industri kuliner, perhotelan, serta minimnya kesadaran masyarakat membuang sampah organik disegala tempat menjadi penyumbang terbesar menumpuknya sampah di beberapa area Kota Majaene. Pengelolaan sampah seperti pemisahan sampah organik dan anorganik, serta pengolahan sampah di hilir belum ada. Menjadi faktor pengelolaan sampah di Majene belum mampu mengurangi sampah sesuai dengan empat prinsif pengelolaan sampah yaitu reduce, reuse, recyle dan replace. Pengelolaan dan pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan sangat membantu mengurai sampah rumah tangga dan pasar, metode biokonversi maggot lalat tentara hitam (hermetia illucens). Dimana sampah organik rumah tangga dan pasar mampu diurai oleh maggot menjadi pupuk kasgot. Hasil pelatihan pengolahan sampah organik di kelompok tani Radang Balisang Kel. Tande Kec. Banggae Kab. Majene dengan metode biokonversi maggot, dengan 1 kilo gram maggot mampu mendegradasi sampah organik 1-1,5 kg sampah organik selama 24 jam. Proses perkembangbiakan bibit larva maggot dilokasi PkM sebanyak 300 gram telur maggot, dapat menghasilkan 1.500 gram larva maggot. Dengan potensi kemampuan mengurai sampah organik sebanyak 2,250 kg per hari. Pencapaian tujuan kegiatan PKM dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan kelompok tani teknik budidaya maggot, proses pengolahan sampah organik melalui biokonversi maggot menjadi pupuk kasgot, dan menghasilkan produksi kasgot, dan pakan ternak.