Abstrak - Implementasi pendidikan holistik dalam pelatihan alat musik Sape’ Dayak Kalimantan menjadi upaya untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang bukan sekedar pada tataran pengetahuan kognitif dan praktik semata, akan tetapi menyelami nilai, makna, dan karakter masyarakat lintas budaya. Proses ini juga membangun kesadaran apresiasi musik dan jalinan komunikasi lintas budaya. Di tengah arus globalisasi yang menghadirkan tantangan bagi kelestarian budaya lokal, praktik-praktik tradisi seperti pelatihan musik Sape’ menawarkan sebuah paradigma pedagogis yang relevan dan mendalam. Menggunakan metode pelatihan partisipatif berbasis komunitas dan kerangka teoretis yang memadukan prinsip-prinsip Pendidikan Holistik, konsep Kearifan Lokal dan Komunikasi Lintas Budaya, pendekatan Etnomusikologi, serta teori Glokalisasi, pelatihan ini secara inheren mengintegrasikan pengembangan aspek kognitif, afektif, sosial-budaya, psikomotorik, dan spiritual peserta. Pelatihan ini tidak hanya berfungsi sebagai medium pelestarian warisan budaya, tetapi juga sebagai sarana efektif untuk membangun jembatan komunikasi dan dialog lintas budaya yang otentik dalam era global. Lebih jauh, pengalaman mendalam dengan Sape' terbukti menjadi gerbang untuk menumbuhkan apresiasi yang lebih luas terhadap kekayaan tradisi musik Nusantara lainnya. Capaian kunci dari pelatihan ini mengindikasikan bahwa penguasaan mendalam terhadap satu tradisi budaya justru menjadi fondasi kokoh untuk dialog dan pemahaman antarbudaya. Artikel ini ditutup dengan implikasi bagi kebijakan pendidikan nasional dan strategi pelestarian budaya, merekomendasikan integrasi model pedagogis berbasis kearifan lokal ke dalam kurikulum formal dan penguatan ekosistem sanggar seni sebagai pusat pendidikan karakter.Kata kunci: Pendidikan Holistik, Sape’ Dayak, Apresiasi Musik, Komunikasi Lintas Budaya.