Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan pengrajin anyaman bambu di Desa Taman Sari, Lombok Barat, melalui peningkatan kualitas irat, diversifikasi produk, dan pemasaran digital. Permasalahan utama yang dihadapi pengrajin adalah keterbatasan alat produksi, khususnya dalam proses pengiratan bambu yang masih dilakukan secara manual sehingga menghasilkan irat dengan kualitas tidak konsisten dan jumlah produksi terbatas. Selain itu, minimnya inovasi produk serta pemasaran yang masih konvensional menjadi kendala dalam memperluas jangkauan pasar. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi lima tahap, yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan serta evaluasi, dan keberlanjutan program. Pelatihan difokuskan pada penggunaan mesin pengirat bambu, diversifikasi produk dengan desain modern, serta pemanfaatan platform digital seperti marketplace dan website toko online. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas irat yang lebih tipis, seragam, dan rapi; keberagaman produk kerajinan yang lebih modern; serta kemampuan pengrajin dalam memasarkan produk melalui media digital. Evaluasi juga membuktikan ketercapaian target 100% dalam penguasaan teknologi, diversifikasi produk, dan pemasaran online. Simpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pemberdayaan melalui integrasi teknologi produksi, inovasi desain, dan pemasaran digital mampu meningkatkan daya saing serta keberlanjutan usaha kerajinan anyaman bambu, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pengrajin di Desa Taman Sari. Empowering the Taman Sari Village Community Through Local Bamboo Weaving Wisdom to Improve the Quality of Irat, Product Diversification and Digital Marketing This community service activity aims to empower bamboo weaving artisans in Taman Sari Village, West Lombok, by improving irat quality, product diversification, and digital marketing. The main problems faced by artisans are limited production tools, particularly in the bamboo splitting process which is still done manually, resulting in inconsistent quality and low productivity. In addition, limited product innovation and conventional marketing methods hinder wider market reach. The program was carried out in five stages: socialization, training, technology implementation, mentoring and evaluation, and sustainability. Training focused on the use of bamboo splitting machines, product diversification with modern designs, and the utilization of digital platforms such as marketplaces and online shops. The results showed significant improvements in producing thinner, more uniform, and neater irat; more diverse and modern woven products; and increased artisan capacity in digital marketing. Evaluation also confirmed 100% achievement in mastering the use of technology, product diversification, and online marketing. The conclusion of this program is that empowerment through the integration of production technology, design innovation, and digital marketing enhances competitiveness and sustainability of bamboo weaving businesses, ultimately improving the welfare of artisans in Taman Sari Village