Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pelestarian Warisan Budaya melalui Tradisi Petik Laut: Analisis Interaksi Simbolik terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Lekok Syafa Ayunda Putri; Nurma Yuwita
Filosofi : Publikasi Ilmu Komunikasi, Desain, Seni Budaya Vol. 2 No. 3 (2025): Agustus : Filosofi : Publikasi Ilmu Komunikasi, Desain, Seni Budaya
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/filosofi.v2i3.910

Abstract

The Sea Picking Tradition is a cultural ritual of the coastal community in Jatirejo Village, Lekok District, Pasuruan Regency, which is held annually as a form of gratitude for marine products. Amidst the current of modernization, this tradition has an important meaning in preserving local wisdom and cultural heritage of coastal communities. This study aims to understand the symbolic meaning contained in the series of Sea Picking Tradition processions and examine its role as a form of local wisdom in maintaining community identity and solidarity. Cultural symbols displayed through offerings, decorated boats, traditional clothing, collective prayers, and other socio-cultural activities are seen as having deep meanings that represent the relationship between humans with nature, each other, and the Creator. The research method used is a qualitative approach with descriptive methods and symbolic interaction analysis. Data were obtained through observation, interviews, and documentation, then analyzed to uncover the hidden meanings in cultural symbols. The results show that the symbols in the Sea Picking Tradition form collective meanings that strengthen individual self-concept, social relations, and ecological awareness of coastal communities. This tradition serves as a means of strengthening social solidarity, solidifying local cultural identity, and preserving spiritual values ​​and local wisdom amidst the challenges of modernization. Thus, the Petik Laut tradition serves not only as a ritual of gratitude but also as a cultural heritage that must be preserved to maintain the social, cultural, and spiritual values ​​of coastal communities.
Strategi Komunikasi Digital Marketing Sebagai Promosi Destinasi Desa Wisata Kertosari Pasuruan Alfi Syahrin; Nurma Yuwita
Al-Qolamuna: Journal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 2 No. 2 (2025): Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/0g9z7v50

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan pemasaran digital sebagai sarana promosi bagi Desa Wisata Kertosari yang terletak di Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Fokus penelitian ini diarahkan pada pemanfaatan teknologi digital dalam memperkenalkan potensi wisata desa secara lebih luas kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Kertosari telah mengoptimalkan berbagai platform digital untuk mendukung strategi promosinya. Pemasaran Mesin Pencari (SEM) digunakan melalui situs web resmi desa, sehingga memudahkan wisatawan dalam menemukan informasi terkait destinasi. Selain itu, kerja sama non-formal dengan influencer lokal terbukti efektif dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Pemasaran konten juga dilakukan secara aktif melalui media sosial, khususnya Instagram dan YouTube, dengan menampilkan daya tarik visual berupa keindahan alam, budaya, dan aktivitas wisata yang ditawarkan. Sementara itu, pemasaran media sosial menggunakan Instagram, Facebook, YouTube, dan WhatsApp Bisnis menjadi saluran utama dalam interaksi langsung dengan calon wisatawan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan eksistensi Desa Wisata Kertosari di ruang digital, tetapi juga membangun citra desa sebagai destinasi yang ramah lingkungan dan bernuansa edukatif. Dengan adanya strategi digital tersebut, wisatawan merasa lebih mudah dalam mengakses informasi, menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap pengalaman yang ditawarkan, sekaligus terdorong untuk melakukan kunjungan langsung. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pemasaran digital berperan penting dalam meningkatkan daya tarik dan kunjungan wisata ke Desa Wisata Kertosari.   Abstract This study aims to evaluate the effectiveness of a digital marketing approach as a promotional tool for Kertosari Tourism Village, located in Pasuruan Regency. The research method used was descriptive qualitative, with data collection techniques through interviews, observation, and document analysis. The focus of this study was directed at the use of digital technology to introduce the village's tourism potential more widely to the public. The results show that Kertosari Tourism Village has optimized various digital platforms to support its promotional strategy. Search Engine Marketing (SEM) is used through the village's official website, making it easier for tourists to find destination-related information. Furthermore, informal collaborations with local influencers have proven effective in reaching a wider audience. Content marketing is also actively carried out through social media, particularly Instagram and YouTube, showcasing the visual appeal of the natural beauty, culture, and tourist activities offered. Meanwhile, social media marketing using Instagram, Facebook, YouTube, and WhatsApp Business has become the primary channel for direct interaction with potential tourists. This approach not only enhances Kertosari Tourism Village's presence in the digital space but also builds the village's image as an environmentally friendly and educational destination. With this digital strategy, tourists find it easier to access information, foster curiosity about the experiences offered, and are encouraged to visit in person. This demonstrates the crucial role of digital marketing in increasing the appeal and number of visitors to Kertosari Tourism Village.
Ritual Mandi Suci Petirtaan Jolotundo Perspektif Coordinated Management Of Meaning (Cmm) Nuraini; Nurma Yuwita
Al-Qolamuna: Journal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 2 No. 3 (2025): Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/dvyteh68

Abstract

Abstract This study examines the sacred bathing ritual at the Jolotundo Bathing Pool as a symbolic communication practice imbued with spiritual and cultural meaning. The analysis is based on the Coordinated Management of Meaning (CMM) theory, which views communication as a multi-layered meaning-making process across six levels: content, speech acts, episodes, relationships, life scripts, and cultural patterns. Thus, each symbol and action in the ritual is understood not simply as a simple activity but as part of a complex structure of meaning. This study employed a qualitative method with a case study approach. Data were obtained through field observations, in-depth interviews with ritual participants, and documentation in the form of related notes and archives. This approach enabled the researcher to capture the meanings contained within the ritual practice in greater depth and context. The results indicate that the sacred bathing ritual at the Jolotundo Bathing Pool is understood not only as a physical purification process but also as a medium of spiritual communication to convey prayers, hopes, and respect for ancestors. Key symbols such as water, flowers, and incense have meanings that are understood both personally and collectively, thus strengthening the spiritual and cultural dimensions of the ritual. Interestingly, the ritual participants come from diverse religious and cultural backgrounds, reflecting the value of inclusivity and the influence of syncretic beliefs. Furthermore, the meaning of the ritual is influenced by individual life experiences, family traditions, and local cultural values ​​passed down through generations. This makes the Jolotundo Bathing Place a dynamic, ever-evolving spiritual space that remains relevant amidst the changes in modern society. Abstrak Penelitian ini membahas ritual mandi suci di Petirtaan Jolotundo sebagai praktik komunikasi simbolik yang sarat makna spiritual dan budaya. Landasan analisis yang digunakan adalah teori Coordinated Management of Meaning (CMM), yang memandang komunikasi sebagai proses penciptaan makna berlapis dalam enam tingkatan, yaitu konten, tindak tutur, episode, hubungan, naskah hidup, dan pola budaya. Dengan demikian, setiap simbol dan tindakan dalam ritual dipahami tidak hanya sebagai aktivitas sederhana, tetapi bagian dari struktur makna yang kompleks. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pelaku ritual, serta dokumentasi berupa catatan dan arsip terkait. Pendekatan ini memungkinkan peneliti menangkap makna yang terkandung dalam praktik ritual secara lebih mendalam dan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual mandi suci di Petirtaan Jolotundo tidak hanya dipahami sebagai proses penyucian diri secara fisik, tetapi juga sebagai media komunikasi spiritual untuk menyampaikan doa, harapan, dan penghormatan kepada leluhur. Simbol-simbol utama seperti air, bunga, dan dupa memiliki makna yang dipahami baik secara personal maupun kolektif, sehingga memperkuat dimensi spiritual dan kultural dari ritual tersebut. Menariknya, para pelaku ritual berasal dari latar belakang agama dan budaya yang beragam, mencerminkan nilai inklusivitas dan adanya pengaruh kepercayaan sinkretik. Selain itu, makna ritual dipengaruhi oleh pengalaman hidup individu, tradisi keluarga, serta nilai-nilai budaya lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Hal ini menjadikan Petirtaan Jolotundo sebagai ruang spiritual yang dinamis, terus berkembang, dan tetap relevan di tengah perubahan masyarakat modern.
Representasi Kecantikan dalam Media Sosial (Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Video Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya di Youtube) Ayu Nurdiana; Nurma Yuwita
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 1 (2022): AL-ITTISHOL: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/ittishol.v3i1.366

Abstract

Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) bagaimana representasi kecantikan pada video tutorial make-up Beauty Vlogger Tasya Farasya di Youtube dengan analisis semiotika Roland Barthes? Untuk mengungkap masalah tersebut secara menyeluruh dan mendalam, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika Roland Barthes. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif karena peneliti menafsirkan representasi kecantikan pada video tutorial tersebut. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa kecantikan adalah (1) ketika memakai foundation, (2)memakai concealer dibagian bawah mata, (3) memakai blush on pada pipi,(4) memakai bedak, (5)memakai highlight&contour pada bagian wajah,(6) memakai eye shadow dibagian mata, (7)memakai eye liner dibagial kelopak mata, (8)mengukir pensil alis dengan cantik, (9)memakai maskara pada bulumata, (10)mengoles lipstick pada bibir. Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan antara lain: (1) Bagi masyarakat, Supaya lebih bijak dan lebih cermat berpikir bahwa terkadang tidak semua kata “cantik” itu harus memakai dengan make-up. (2) Bagi akademis, dapat menambah pengetahuan tentang makna-makna yang berkenaan video konten kecantikan di youtube, agar lebih mudah memaknai makna cantik yang sesungguhnya.
PLURALISME AGAMA DALAM PEMIKIRAN PESANTREN DENGAN PENDEKATAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK Nurma Yuwita
HERITAGE Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Heritage
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v5i2.1412

Abstract

Penelitian ini mendiskripsikan pluralisme agama perspektif Kiai Sholeh Bahruddin dengan model pendekatan teori interaksionisme simbolik. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif. Metodologi ini dipilih bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.Pluralisme agama dalam pemikiran pesantren dengan pendekatan teori interaksionisme simbolik menghasilkan: 1) Makna pluralisme agama perspektif Kiai Sholeh Bahruddin yakni Allah menjadikan ciptaannya berbeda-beda agama yaitu: Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghuchu dengan tujuan agar bisa saling belajar berbagai macam cara seperti toleransi agama, hidup bermasyarakat, saling membantu, dan mengakui perbedaan itu sebagai karunia yang diberikanNya sebagai realita kehidupan; 2) Pancasila merupakan landasan utama yang digunakan oleh Kiai Sholeh Bahruddin dalam mengimplementasikan nilai pluralisme agama. Selain itu konsep pluralisme agama Kiai Sholeh Bahruddin dilatar belakangi dari pola kepemimpinan Nabi Muhammad yang berdasarkan piagam madinah; 3) Interaksi antarumat beragama di pondok pesantren Ngalah diimplementasikan dengan “kerja sama sosial keagamaan” dengan konsep dialog antarumat beragama dan “kerja sama dalam bidang agama” dengan konsep doa bersama, hubungan antarumat beragama, live in agama.
REPRESENTASI NASIONALISME DALAM FILM RUDY HABIBIE (STUDI ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE) Nurma Yuwita
HERITAGE Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Heritage
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v6i1.1565

Abstract

Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.Periset akan menganalisis film dengan menggunakan kajian semiotika Charles Sanders Pierce. Film yang akan di riset adalah ”Rudy Habibie”. Alasan periset menganalisis Rudy Habibie adalah karena film ini mengangkat kisah nyata yang diadopsi dari kehidupan presiden ke-3 Indonesia yakni Prof. Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie. Film Rudy Habibie masuk nominasi film terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Dalam jangka waktu satu bulan lebih film Rudy Habibie menggenapkan perolehan jumlah penontonnnya di angka dua juta.Film Rudy Habibie menggambarkan seorang yang inspiratif dan memiliki jiwa nasionalis.Periset sengaja mengambil tema nasionalisme karena semangat dan cintanya generasi muda yang mulai luntur pada bangsanya. Representasi nasionalisme dalam film Rudy Habibie menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotik sebagai pendekatannya. Semiotika Charles Sanders Pierce yang digunakan oleh periset adalah modeltriangle meaning yang terdiri atas: Sign, Object, dan Interpretant. Periset akan memilih potongan adegan dalam film Rudy Habibie yang merepresentasikan tentang nasionalisme dengan menggunakan analisis triangle meaning. Riset representasi nasionalisme dalam film Rudy Habibie menghasilkan: 1) Repesentasi nasionalisme Rudy Habibie ditunjukkan dengan cara dan keinginan yang kuat untuk memperjuangkan Indonesia setelah kembali dari studinya dalam bidang industri dirgantara; 2) Representasi nasionalisme yang kedua diinterpretasikan dengan rancangan akan kebutuhan potensi sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Indonesia dalam bidang industri dirgantara, perikanan, pertanian dan maritim; 3) Representasi nasionalisme Rudy Habibie yang ketiga diinterpretasikan dengan falsafah dari orang tuanya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa Indonesia; 4) Representasi nasionalisme yang keempat diinterpretasikan dengan puisi Habibie tentang sumpah terhadap ibu pertiwi untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita bangsa Indonesia.
BAD INFLUENCE SOSMED PADA KAWASAN WISATA TRETES TERHADAP POLA PIKIR PSIKOLOGI, LIFE STYLE GENERASI MUDA PASURUAN ( TINJAUAN TEORI DETERMINISME TEKNOLOGI ) Nur Avivah; Nurma Yuwita; Zainul Ahwan
HERITAGE Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Heritage
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v11i2.4286

Abstract

Media sosial telah memiliki dampak yang signifikan pada aktivitas generasi muda, Konten video pendek, terutama Reel, memiliki potensi untuk menjadi viral, mempengaruhi gaya hidup, dan pandangan global. Namun, konten negatif seperti "nom-noman taek tretes versi" dapat memengaruhi sikap terhadap tren seperti pacaran remaja dan rumah bordil. Meskipun Pemerintah Kabupaten Pasuruan berusaha mengubah citra Tretes menjadi kawasan wisata keluarga, dampak konten negatif masih mempengaruhi persepsi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan mengacu pada teori determinisme teknologi. Dari penelitian sebelumnya, terungkap bahwa media sosial sangat memengaruhi perbuatan dan tindakan generasi muda Pasuruan di Tretes. Pesan-pesan buruk dan pengaruh negatif media sosial dapat mempengaruhi pola pikir psikologi dan gaya hidup generasi muda, berdampak serius pada perkembangan mereka. Isi pesan dalam media sosial dapat disampaikan secara pribadi atau dipublikasikan. Keterbatasan ruang dalam pesan media sosial dapat membuat informasi menjadi dangkal dan terfragmentasi, mempengaruhi pemahaman komprehensif. Konten negatif dapat menyebar cepat dan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup generasi muda. Oleh karena itu, kesadaran dalam memilih dan menyebarkan konten bermanfaat penting bagi perkembangan positif generasi muda Pasuruan. Faktor konteks yang mempengaruhi media sosial di Tretes terhadap pola pikir psikologi dan gaya hidup generasi muda meliputi: Pengaruh Negatif Media Sosial, Pengaruh Grup Sebaya, Pengaruh Gaya Hidup, Rendahnya Pengawasan Orang Tua, Pengaruh Media Online. Kata Kunci : Bad Influence Sosmed, generasi muda
INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM KESENIAN TEATER “RESOLUSI JIHAD NU” SEBAGAI KOMUNIKASI DAKWAH ISLAM DI PONDOK PESANTREN WALISONGO PURWOSARI PASURUAN Rosalina Wulandari; Nurma Yuwita
HERITAGE Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Heritage
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v12i2.5945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya interaksionisme simbolik dalam kesenian teater yang berjudul “Resolusi Jihad NU”. Penelitian ini di latar belakangi dengan kesenian teater yang dijadikan sebagai komunikasi dakwah di pondok pesantren. Di era zaman yang semakin maju ini bukan menjadi hambatan bagi pengasuh dan sanri pondok pesantren, akan tetapi hal tersebut menjadi tantangan bagi santri untuk bisa memaksimalkan kemajuan teknologi untuk sesuatu yang bermanfaat khususnya dakwah. Penelitian ini menggunakan perspektif pendekatan interaksionisme simbolik yang berdasar pada 3 tema utama George Herbert Mead yaitu tema makna (meaning), konsep (concept) dan hubungan (Relationship). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualititatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu didapat dari data primer yang diperoleh dari wawancara kepada narasumber dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya kesenian teater Resolusi Jihad NU dijadikan sebagai komunikasi dakwah Islam di Pondok Pesantren Walisongo.