Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses akulturasi nilai nilai filosofis budaya Jawa berkembang dalam upacara hari kematian ditinjau dari perspektif sosial. Motode pada penelitian ini berjenis penelitian lapangan menggunakan metode kualitatif yang sifat penelitiannya deskriptif. Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan teknik populasi dan sampling. Untuk mencapai penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode filsafat seperti metode: interprestasi, heuristik dan kesinambungan historis dan analisis yang mana metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan sebuah objek yang berhubungan dengan penelitian serta bertujuan untuk mencari dan menemukan proses dan nilai filosofi yang ada dalam tradisi mistik budaya Jawa dalam memperingati hari kematian. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa akulturasi nilai nilai filosofis budaya Jawa berkembang dalam upacara hari kematian ditinjau dari aspek sosial yang ada di desa Air Banai kecamatan Hulu Palik kabupaten Bengkulu Utara merupakan tradisi nenek moyang terdahulu kemudian juga berasal dari kepercayaan Animisme (suatu paham bahwa alam ini atau semua benda memiliki roh atau jiwa) dan Dinamisme (kepercayaan primitif dimana semua benda mempunyai kekuatan yang bersifat ghai), yang sampai saat ini masih dipercaya dan dilakukan oleh sebagian masyarakat Air Banai. Kepercayaan ini sifatnya turun- temurun dan masih dilestarikan hingga sekarang. Proses dalam tradisi memperingati hari kematian sebagian masyarakat Air Banai menyiapkan sesajen berupa: bunga tujuh rupa, minuman, kemenyan/rokok, bubur merah dan putih, kemudian disajikan dikamar orang yang meninggal.