Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kebijakan, Etika, Dan Perilaku Administratif Aparatur Sipil Negara (ASN), Studi kasus kenaikan pangkat di Pemerintah Provinsi Maluku Utara tahun 2015. Ahmad, Saiful; Tan, Fathnun; Muin, Djono
Journal of Mandalika Social Science Vol 2 No 2 (2024): Journal of Mandalika Social Science
Publisher : Mandalika Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/jomss.v3i1.143

Abstract

Tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme bisa muncul dimana dan kapan saja ketika terjadi pertemuan antara keinginan dan kesempatan. Kondisi ini juga akan terjadi baik pada level birokrasi publik tingkat rendah, menengah maupun pada level tertinggi (pusat) kekuasaan. Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Terdapat  pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari paradigma “rule government” menjadi “good governance”. Pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan public senantiasa lebih menyandarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini berbeda dengan prinsip “good governance”, dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik tidak semata-mata didasarkan pada pemerintah (government) atau negara (state) saja, tetapi harus melibatkan seluruh elemen, baik di dalam intern birokrasi maupun di luar birokrasi publik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis studi pustaka. Jenis studi pustaka dalam pandangan Sugiyono merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil publikasi media massa dan liknya. Bagaimana relevansi dan revitalisasi Law Enforcement terhadap implementasi etika administrasi negara dalam upaya penataan ulang manajemen pemerintahan Indonesia studi kasus di Maluku Utara. Kajian ini menemukan bahwa tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme bisa muncul dimana dan kapan saja ketika terjadi pertemuan antara keinginan dan kesempatan. Kondisi dan situasi bisa terjadi baik pada level birokrasi publik tingkat rendah, menengah maupun pada level tertinggi. Maka untuk mencegah atau mengatasi tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (baca KKN) pada tubuh birokrasi publik harus berupaya untuk tidak mempertemukan antara niat dan kesempatan. Upaya mencegahnya dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan menegakkan perilaku birokrasi pada semua level jajaran birokrasi publik. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dan itikad baik dari pribadi masing-masing dalam  menjalankan tugas guna terciptanya pemerintahan yang bersih, disamping komitmen  right man on the right place, guna menghindari terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme. Pada posisi demikian diperlukan aparat hukum yang mampu melakukan law enforcement yang tegas, jujur, profesional, responsiveness demi revitalisasi penataan ulang manajemen pemerintahan Indonesia.
Analisa Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Six Sigma PT. XYZ Ahmad, Saiful; Hakim, Cikita Berlian; Ridwan, Achmad; Firmansyah, Nunung Agus; Hana, Fida Maisa; Muadzah, Muadzah
Metode : Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Metode
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/mt.v11i1.4228

Abstract

PT XYZ. Is an industrial company that produces galvalume toilet doors. August 2024. Successfully produced 11,147 non-coloring galvalume doors and 1,645 existing defective products. These problems are caused by a variety of factors including machines, people, and materials. To overcome this problem, the Six Sigma method was integrated with the DMAIC approach. The aim of this approach is to identify the causes of defects and provide solutions and preventive measures to reduce the occurrence of defective products. Types with broken rivets 49.06%, fast frame coming off 19.88%, loose 11.00%, loose 5.11%, black scratches 2.86%, rivets not up to 2.55%, brand, rust & scratches 2.43%, brands & scratches 1.52%, length 1.46%, dents & loose 1.22%, stains & scratches 0.97%, tilted 0.36%, black stains 0.30%, poor installation 0.30%, loose & loose connections 0.30%, scratches & dents 0.18%, rusted 0.12%, rust & scratches 0.12%, dents 0.12%, loose connections 0.06%, reversed 0.06%. Broken rivets are the most common cause of product defects. PT. XYZ. Measured using defects per million occurrences (DPMO) and shows that the quality of the door product is at a sigma level of 6.030 and a DPMO value of 4.676. Factors include galvalume and rivet nails that do not meet production standards, as well as worker negligence during the production process. Based on these findings, several suggestions were put forward, including the need for a control list to check good and bad raw materials.