Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Umpatan dalam Bahasa Jepang: Kajian Sosiopragmatik Nugraha, Triyana Andra; Soepardjo, Djodjok; Nurhadi, Didik
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i1.12393

Abstract

Umpatan merupakan bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyampaikan emosi kuat. Secara umum, umpatan dianggap sebagai hal negatif karena fungsinya yang cenderung bersifat menyakiti seseorang. Oleh karena itu, umpatan dikategorikan ke dalam bahasa tabu yang penggunaanya dalam masyarakat dilarang karena berlawanan dengan norma-norma kesantunan. Meskipun begitu, tuturan umpatan juga perlu dipahami secara sosiopragmatik. Faktor-faktor yang menyebabkan digunakannya umpatan juga beragam. Untuk memahami umpatan, diperlukan interpretasi yang sama antara penutur dan lawan tutur mengenai makna serta tujuan diucapkannya umpatan. Bahasa Jepang tergolong ke dalam bahasa yang memiliki jenis umpatan sedikit, bahkan dianggap sebagai “swearless language”. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan terhadap kotodama. Pada penelitian ini, penulis akan membahas bagaimana penggunaan serta peran umpatan dengan menggunakan kajian sosiopragmatik. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data dari Balanced Corpus of Contemporary Written Japanese (BCCWJ). Data yang diambil dibatasi dengan mengambil data yang ada pada tahun 2008. Kata yang diteliti yaitu kuso shine, dan yatsu. Berdasarkan hasil penelitian, fungsi umpatan dalam bahasa Jepang yaitu untuk menekankan emosi terhadap seseorang/kejadian serta sebagai ciri khas penutur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa umpatan dalam bahasa Jepang berperan sebagai “media” untuk menyalurkan emosi yang dirasakan penutur.
MENYINGKAP NARASI DEKONSTRUKSI DALAM NOVEL CALA IBI (BERHALUSINASI TENTANG SEBUAH HALUSINASI) Purnamasari, Hetty; Nugraha, Triyana Andra
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SPECIAL EDITION: SEMINAR NASIONAL LALONGET I
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v0i0.3762

Abstract

The novel Cala Ibi tells about the dream Maya has. In short, the story in Maya's dream is multi-layered and is one entity. Therefore Maya must find the meaning of  these dreams.  In her novel Cala  Ibi,  Nukila Amal tries to disconstruct a fixed structure of a novel that is understood by the readers. The structure of plot, the choice of characters, characterization, and the choice off setting are almost all deviated from the position of the elements of a novel. From the beginning, the narrator has decided not to obey the structure of a novel. The indication of her trying to disconstruct the novel’s structure happens to almost all of the parts of the novel. Nevertheless, the meaning given to the readers is an interesting challenge. This novel is examined with a deconstruction approach that aims to describe how the deconstruction is displayed in the novel Cala Ibi. Deconstruction is done by giving attention to symptoms that are hidden, deliberately hidden, such as untruth, side characters, women, and so on.