Latar Belakang : Kulit bayi relatif tipis sehingga lebih rentan terhadap infeksi, peradangan, dan alergi. Ruam popok merupakan masalah kulit yang umum terjadi pada bayi. Data epidemiologi menunjukkan bahwa ruam popok atau diaper rash terjadi di 65% populasi anak-anak. Kejadian ruam popok dapat dimulai sejak periode neonatus, sejak bayi mulai menggunakan popok (Putri & Ludiana, 2021). Namun, insidensi lebih sering ditemukan pada bayi yang lebih tua, sebab frekuensi penggantian popok lebih jarang dibandingkan neonatus.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ruam popok pada bayi.Metode : Penelitian Strategi dalam mencari jurnal yang digunakan dalam literature review, pertanyaan yang digunakan untuk melakukan review jurnal yang disesuaikan dengan PICOT dan istilah pencarian jurnal melalui MESH, batasan mengambil jurnal dan hal lainnya. Jurnal yang digunakan dalam literature review didapatkan melalui database google scholar. Populasi : Bayi yang mengalami ruam popok. Sampling : Sebagian dari bayi yang mengalami ruam popok.Hasil : Berdasarkan 10 penelitian terdapat 4 jurnal penelitian tentang ruam popok terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu, terdapat 4 jurnal penelitian tentang ruam popok dikarenakan personal hygiene, terdapat 1 jurnal penelitian tentang ruam popok karena lama pemakaian popok sekali pakai dan terdapat 1 jurnal penelitian tentang ruam popok karena penggunaan bedak tabur pada area genetal. Kesimpulan : dengan penatalaksanaan memberikan edukasi kepada ibu untuk menggunakan popok kain yang memiliki daya serap tinggi dan mengganti sesering mungkin. Masalah teratasi setelah diberikan perawatan selama 5 hari dengan intervensi yang diberikan, kemudian dilakukan pendokumentasian dengan menggunakan manajemen SOAP.Saran : Dalam kasus ruam popok akan sembuh dengan penanganan penggunaan popok tidak lebih dari 4 jam, setelah BAK/BAB segera dibersihkan dengan air atau kapas DTT, menjaga kelembaban area genetal. Kata kunci : bayi, personal hygiene, ruam popok. ABSTRACT Background.Babies' skin is relatively thin, making it more susceptible to infection, inflammation and allergies. Diaper rash is a common skin problem in infants. Epidemiological data shows that diaper rash occurs in 65% of the paediatric population. The incidence of diaper rash can start as early as the neonatal period, from the time an infant starts wearing nappies. However, the incidence is more common in older infants, as the frequency of nappy changes is less frequent compared to neonates.Objective: To determine the factors associated with diaper rash in infants.Methods: Research strategy in finding journals used in the literature review, questions used to review journals tailored to PICOT and journal search terms through MESH, journal retrieval limitations and other matters. Journals used in the literature review were obtained through the google scholar database. Population: Infants with diaper rash. Sampling: Some of the babies who have diaper rash.Results: Based on 10 studies, there are 4 research journals on diaper rash due to lack of maternal knowledge, there are 4 research journals on diaper rash due to personal hygiene, there is 1 research journal on diaper rash due to long use of disposable diapers and there is 1 research journal on diaper rash due to the use of powder on the genetal area. Conclusion: with the management of providing education to the mother to use cloth diapers that have high absorption and change as often as possible. The problem was resolved after being given treatment for 5 days with the interventions provided, then documentation was carried out using SOAP managemenSuggestion: In the case of diaper rash, it will heal by handling the use of diapers for no more than 4 hours, after BAK / BAB immediately cleaned with water or DTT cotton, keeping the genetal area moist. Keywords:baby, diaper rash, personal hygiene.