Permasalahan dalam pembelajaran matematika di sekolah adalah kurangnya keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan realitas kehidupan sehari-hari siswa, sehingga membuat pembelajaran terkesan abstrak dan kurang bermakna. Salah satu pendekatan yang dapat ditawarkan untuk menjembatani kesenjangan ini adalah integrasi etnomatematika, yaitu praktik matematika yang tumbuh dari budaya lokal, ke dalam pembelajaran sebagai pendekatan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk praktik etnomatematika yang muncul dalam aktivitas jual beli pedagang jajanan tradisional di Kabupaten Aceh Timur, khususnya di wilayah Idi Rayeuk yang merepresentasikan karakteristik sosial-ekonomi masyarakat secara umum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung dan wawancara terhadap lima pedagang yang dipilih secara purposive. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, melalui tahapan reduksi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pedagang menerapkan berbagai strategi matematis kontekstual, seperti pembulatan harga, aritmetika mental dalam menghitung total belanja, pemberian uang kembalian secara bertahap, serta pemecahan masalah saat menghadapi keterbatasan uang pecahan. Keseluruhan aktivitas ini mencerminkan praktik etnomatematika yang berbasis pengalaman dan kebutuhan praktis, serta menunjukkan adanya pemahaman matematis yang berkembang secara alami. Dengan demikian, praktik jual beli tradisional memiliki potensi besar untuk dijadikan sumber pembelajaran matematika yang relevan, bermakna, dan mendukung penguatan integrasi budaya lokal dalam pendidikan formal.