Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Defisit Perawatan Diri dengan masalah Personal Hygiene menggunakan terapi Token Ekonomi Kesuma, Rafika Putri; Nauli, Fathra Annis; Nelma, Ulia
Jurnal Keperawatan Profesional Vol 12, No 2 (2024): Preventive Measures
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jkp.v12i2.9473

Abstract

Terapi token ekonomi merupakan terapi prilaku dengan penerapan memberikan reward pada pasien yang dapat meningkatkan kebersihan diri. Beberapa penelitian terkait terapi token ekonomi untuk meningkatkan kemampuan kebersihan diri sudah banyak terbukti keefektifannya. Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri  dengan masalah personal hygiene. Terapi ini diberikan secara tatap muka pada Tn. F (33 tahun) dan Tn. A (28 tahun) selama 7 hari dengan frekuensi 1 kali sehari dengan waktu 30 menit. Ners muda juga mengobservasi kegiatan harian yang sudah dijadwalkan dan menggunakan instrumen observasi defisit perawatan diri (PPNI, 2018). Hasil setelah implementasi yang dilakukan terdapat peningkatan pemahaman serta mampu melakukan perawatan diri seperti kegiatan mandi, menggosok gigi, potong kuku, berpakaian, eliminasi, dan cara makan yang baik dan benar. Pada pasien I dengan nilai skor rata-rata pre test yaitu 16.71 dan nilai skor rata-rata post test yaitu 17.85. Dan pada Tn. A didapatkan nilai skor rata-rata pre test yaitu 13.28 dan nilai skor rata-rata post test yaitu 15. Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan ini disarankan kepada perawat jiwa dapat mengintervensikan terapi token ekonomi ini dalam penatalaksanaan pasien dengan defisit perawatan diri.
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. R Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Melalui Terapi Mendengarkan Asmaul Husna Di Ruangan Sebayang Rumah Sakit JiwaTampan Provinsi Riau Putri, Natia; Kasumayanti, Erma; Nelma, Ulia
Excellent Health Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi Bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70437/excellent.v2i2.48

Abstract

Skizofrenia atau gangguan mental adalah kondisi psikotik yang berpengaruh terhadap fungsi individu,termasuk berpikir, berkomunikasi, menerima, menafsirkan kenyataan, merasakan, dan menunjukkan emosi yang ditandai dengan pikiran kacau, delusi, halusinasi, dan perilaku maladaptive. Resiko perilaku kekerasan terjadi karena adanya perasaan marah yang diluapkan melalui tindakan secara verbal, fisik, maupun psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Pasien yang mengalami skizofenia terutama dengan resiko perilaku kekerasan ditandai dengan beberapa gejala seperti marah tanpa sebab, sering mengurung diri dikamar, agresif atau mudah tersinggung, dan membanting barang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Tn.R dengan penerapan terapi mendengarkan asmaul husna pada penderita yang mengalami resiko perilaku kekerasan. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 12 Juni 2023, Klien Tn.R berumur 33 tahun dengan diagnosa keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan. Intervensi keperawatan dengan melakukan pemberian terapi asmaul pada Tn. R dengan resiko perilaku kekerasan. Hasil implementasi menunjukkan mampu melakukan intervensi yang disusun terkait terapi mendengarkan asmaul husna sesuai SAK jiwa sehingga hasil evaluasi diperoleh SP 1-4 dapat tercapai. Kesimpulan dari pemberian terapi mendengarkan asmaul husna terjadi peningkatan kemampuan klien dalam mengendalikan resiko perilaku kekerasan. Disarankan kepada perawat untuk menindaklanjuti dan mengulangi kembali strategi pelaksanaan resiko perilaku kekerasan pada klien.
Terapi Okupasi Menggambar Pada Nn.A Pasien Halusinasi Di Ruangan Siak Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Marlina, Yolla; Aprilla, Nia; Nelma, Ulia
Excellent Health Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Desember 2024
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi Bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70437/excellent.v3i1.125

Abstract

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa adanya rangsangan yang nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar. Tanda dan gejala pada penderita gangguan persepsi sensori: halusinasi yaitu tersenyum atau tertawa sendiri, berbicara sendiri, reaksi yang tidak sesuai dengan kenyataan, melakukan gerakan setelah halusinasi, kurang konsentrasi, kurang interaksi dengan orang lain, dan berpura-pura mendengar sesuatu. Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dapat dilakukan dengan cara terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu intervensi nonfarmakologi pada pasien halusinasi adalah terapi okupasi menggambar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi okupasi menggambar untuk mengontrol halusinasi pasien di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian dilakukan pada tanggal 19-22 juni 2024, implementasi terapi menggambar dilakukan selama 4 hari berturut-turut. Hasil penelitian didapatkan penurunan tingkat halusinasi yang diukur meggunakan AHRS dengan perbandingan sebelum terapi skor AHRS pasien 33, dan skor  25  pada observasi tanda gejala halusinasimengalami penurunan hingga hari ke-empat didapatkan skor AHRS 5. Diharapkan klien  dan keluarga selalu memperhatikan obat pasien secara rutin, melakukan SP1-SP4 halusinasi, melakukan terapi okupasi menggambar untuk menambah aktivitas klien.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN.K DENGAN PENERAPAN TERAPI THOUGT STOPPING PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANGAN SEBAYANG RSJ TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2023 Pertiwi, Nafisah Aulia; Kasumayanti, Erma; Nelma, Ulia
SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/sjkt.v3i3.32735

Abstract

Pasien dengan gangguan skizofrenia terutama dengan gangguan persepsi sensori yaitu halusinasi. Salah satu penatalaksanaan non farmakologis yang dapat mengontrol halusinasi pada pasien gangguan jiwa adalah thougt stopping. Thougt stopping adalah suatu teknik yang digunakan untuk menyembuhkan pemikiran negatif yang merusak diri dengan mengatakan “STOP” dan mengganti pikiran negatif menjadi pikiran positif. Tujuan karya ilmiah akhir adalah untuk menganalisis intervensi thougt stopping dengan gangguan persepsi sensori pada pasien halusinasi pendengaran di Ruang Sebayang RSJ Tampan Riau Pekanbaru. Metode penulisan KIAN ini adalah studi kasus dengan quasy eksperiment intervensi terapi thougt stopping yang dilakukan pada pasien halusiansi pendengaran dengan masalah gangguan persepsi sensori. Terapi ini dilakukan secara berulang dengan 4 sesi selama 15 menit. Kesimpulan masalah gangguan persepsi sensori teratasi setelah diberikan terapi thougt stopping. Studi kasus ini hanya dilakukan pada pasien halusinasi pendengaran dengan masalah gangguan persepsi sensori, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan studi kasus yang mendalam dan menerapkan metode lain yang lebih efektif untuk mengatasi gangguan persepsi sensori.
Studi Kasus Tinjauan Aspek Ontologi, Epsitemologi dan Aksiologi Efektivitas Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizoafektif Musfardi, Musfardi; Nelma, Ulia; Nathania, Nana; Anof, Issa Masri; Astuti, Dwi; Widodo, Lukas Sri
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 (2026)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v10i1.52443

Abstract

Gangguan skizoafektif merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa berat yang ditandai oleh kombinasi gejala psikotik dan gangguan suasana hati, di mana halusinasi pendengaran sering menjadi gejala dominan. Terapi non-farmakologis, seperti terapi musik klasik, telah memperoleh perhatian sebagai intervensi potensial untuk menurunkan intensitas halusinasi pendengaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada pasien skizoafektif di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau di tinjau dari aspek Ontologi, Epsitemiologi dan Aksiologi. Metode penelitian menggunakan desain studi kasus dengan analisis deskriptif dan pendekatan kualitatif menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Analisis data bersifat deskriptif-kualitatif, dilengkapi dengan narasi dari observasi dan kutipan wawancara. Hasil menunjukkan skor AHRS menurun dari 7 (tingkat intensitas tinggi) menjadi 3 (tingkat intensitas sedang) setelah intervensi. Wawancara mendalam mengungkap bahwa pasien melaporkan perasaan emosional yang lebih tenang, frekuensi suara “yang didengar” menurun, dan fungsi sosial serta konsentrasi meningkat. Secara ontologis, halusinasi pendengaran terbukti merupakan realitas psikis yang dapat dimodifikasi melalui stimulasi eksternal berupa musik klasik; secara epistemologis, efektivitasnya dapat diukur secara empiris melalui observasi sistematis dan wawancara; secara aksiologis, terapi ini memberikan nilai kemanusiaan dengan meningkatkan ketenangan emosional dan kapasitas fungsional pasien.