Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi ekstrak daun pare (momordica charantia l.) sebagai alternatif meningkatkan kualitas hidup penderita Hepatitis B Rahmatullah, Widia; Sari, Ana Dewi Lukita
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 10 No 1 (2021): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v10i1.526

Abstract

Background: Hepatitis is a desease that can be transmitted through blood transfussion. Treatment for this infectious desease can be done with antibotics or chemotherapy. The use of other herbal can also minimize the negative impact of using chemical products. The research needs to be used as hepatitis drugs. According to previous research it was stated that pare (Momordica charantia L.) leaves showed hepatoprotective ability. Objective: to determine the potential of bitter melon leaf extract (Momordica charantia L.) in treating hepatitis B. Methods: This study is used completely randomized design with three treatments. Each of the six replications was treated as follows, normal control, positif control (giving parasetamol dosis 750 mg/kg BB rats. Giving extract pare leaves (dosis 100 mg/kg BB rats). Results: The results of the one-way ANOVA test (Oneway Anova) SGOT and SGPT showed that there was a very significant effect between the treatment of bitter melon leaf extract on the levels of SGOT in rats with a significance value of 0.000. Conclusion: The observation parameters are measurement of leaves SGOT and SGPT. The results showed that pare leaf extract has the potential as a hepatoprotector. It isi hoped that this research can provide information add insight into science to utilize plants as herbal medicine.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBUATAN COVERALL MEDIS DAN GOWN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Rohman, Hendra; Sari, Ana Dewi Lukita
ADIMAS Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/adi.v6i1.3419

Abstract

Terpuruknya kegiatan ekonomi dirasakan pengusaha, karyawan dan wirausaha. Salah satunya adalah pabrik garmen di wilayah Bantul yang gulung tikar sehingga banyak karyawan pabrik di PHK secara sepihak. Program pengabdian masyarakat diberikan untuk menggerakan roda ekonomi masyarakat terutama bagi perempuan. Melihat kondisi tersebut kami tergerak untuk melatih sebagian karyawan garmen tersebut agar tetap berkarya memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) seperti coverall medis dan gown baik dari bahan spunbond, parasut waterproof, taslan, dan microphorus. Pada awal pandemi COVID-19 antara kebutuhan APD dengan jumlah produksi tidak seimbang. Sehingga pemesanan APD yang masuk sangat banyak, permintaan dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sampai Papua. Kegiatan ini mampu memproduksi 5000 gown maupun coverall dalam 1 bulan. Kelompok kami berjumlah 10 penjahit yang beralamat di Randubelang, Semail dan Bangunjiwo Bantul. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode pelatihan pembuatan APD, pembagian kerja dan membangun jaringan market. Pada proses pelatihan meliputi cara pembuatan desain APD, cara menjahit yang benar sesuai syarat sebagai alat pelindung diri, proses pengemasan dan pengiriman paket yang efektif dan murah. Hasil yang dirasakan oleh para penjahit adalah adanya pemasukan finansial yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja di pabrik. Banyak waktu untuk mengurus keluarga karena produksi dikerjakaan di rumah masing-masing, dan peluang resiko tertular virus COVID-19 lebih kecil. Diharapkan tetap berkarya dan produktif pada masa pandemi covid-19. Situasi ini dibutuhkan kerjasama yang terkoordinasi baik antar masyarakat dan pemerintah, sehingga UMKM tetap bertahan demi kelangsungan produksi. Perlu kemampuan beradaptasi dengan cepat, tepat dan benar untuk bertahan hidup baik terutama dari segi ekonomi.
Geographic Information Systen (GIS) Mapping of Toddler Cases Stunting Cases in Bantul Regency in 2022: Pemetaan Sistem Informasi Geografis (Sig) Kasus Balita Stunting Di Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2022 Sari, Ana Dewi Lukita; Rohman, Hendra; Salsabila, Amalia
Procedia of Engineering and Life Science Vol. 7 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Rakernas PORMIKI X
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pels.v7i0.2212

Abstract

Geographic information system GIS is technology based on computers to collect, analyze, and serve data and information from an object that is connected and located on the ground. A toddler with stunted is shorter than his or her age, less than the -2 standard of the World Health Organization’s WHO growth curve. A condition caused by lack of nutritional intake in a toddler during the first 1000 days of life. This study aimed to map the cases of a stunted toddler in the Bantul district with Quantum of GIS and analyze the influencing factors based on specific nutritional interventions. Varieties of qualitative research with planned case studies. The subjects sample were nutrition officers of the Bantul Public Health Office while the subjects sample were three stunted toddlers in the Kapanewon district of Bantul. Data collection for toddlers with stunted was using ePPBGM electronic Nutrition Report Based on Sleep Record. In 2022, there were 3,001 cases of developmental delay in toddlers. The three higher-ranked cases in Kapanewon are Kapanewon Imogiri 492, Dlingo 258, and Piyungan 228. Risk factors of stunting in toddlers through specific nutritional interventions. The conclusion: 1. We can see that the higher toddler case mappings of the three Kapanewons have clearer visuals compared with the other Kapanewons. 2. The analysis of incidents Stunted a toddler from the higher three kapanewons through specific nutritional interventions where available in Imogiri Kapanewon, the mom does not want to do IMD, give exclusive breastfeeding, pregnant with KeK anemia, Pregnant women with anemia and parenting patterns are still high compared with Dlingo and Piyungan Kapanewon. Suggestion: Stunting is a complex problem as of specific nutritional interventions and sensitive nutritional interventions are needed.
BUDIDAYA TANAMAN PENCEGAH PENYAKIT MENULAR MELEWATI TRANSFUSI DARAH rahmatullah, widia; Sari, Ana Dewi Lukita; Handayani, Reska
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3102

Abstract

Donor darah merupakan suatu proses pengambilan sebagian darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah dan kemudian dapat digunakan untuk transfusi darah bagi pasien yang membutuhkan. Transfusi darah menjadi komponen penting dalam pengolahan pasien dengan luka kecelakaan, kondisi medis lainnya seperti komplikasi kehamilan, anemia, thalasemia, trombositopenia, gagal ginjal akut dan penyakit kelainan darah lainnya. Sebelum seseorang melakukan donor darah, perlu dilakukan seleksi donor sebagai proses awal dilakukan pengambilan darah untuk memastikan keamanan pendonor dan resipien. Calon pendonor juga wajib melakukan pemeriksaan Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) supaya darah yang akan ditransfusikan kepada resipien aman dalam arti tidak mengandung virus, bakteri atau protozoa. Obat alami merupakan metode yang efektif untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri (Ibrahim, 2021).Tanaman memiliki metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antibiotik, antivirus dan antioksidan. Tanaman merupakan sumber mengobatan yang paling baik karena banyaknya senyawa kimia yang terkandung didalamnya. metabolit sekunder merupakan senyawa alami yang dihasilkan oleh tanaman sebagai adaptasi terhadap lingkungan sekitar, melindungi dari predator sehingga diproduksi untuk melangsungkan kehidupan tanaman. Metabolit sekunder umumnya tidak penting untuk pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi tanaman namun dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama bidang farmasi termasuk mencegah penyakit menular melewati transfusi darah (Andrianto, 2011). 
MAPPING OF TUBERCULOSIS DISEASE WITH GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM IN KAPANEWON BANGUNTAPAN, SEWON, AND KASIHAN AREAS Sari, Ana Dewi Lukita; Arifin, Zainal; Rahmatullah, Widia; Handayani, Reska
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i1.3122

Abstract

Banguntapan, Kasihan and Sewon Sub-districts have experienced an increase or high cases of tuberculosis in the last 3 years because one of the factors is population density, because the 3 sub-districts are urban areas or directly border the city. The Health Office also has a program to reduce the transmission of tuberculosis in Bantul Regency, by providing assistance, socialization and tracking related to tuberculosis together with the local health center. The purpose of this study was to find out information about the process of collecting health data on tuberculosis cases, making graphs of tuberculosis cases based on gender and age, analyzing supporting factors for tuberculosis based on environmental factors (rainfall). This type of research is qualitative descriptive research with a case study research design. The subjects of this study were officers of the Prevention and Control of Infectious Diseases (P2PM) or those responsible for tuberculosis disease at the Bantul Regency Health Office and programmers holding tuberculosis disease reporting at the Banguntapan, Kasihan and Sewon Health Centers. The object of this study was data on the 3 largest tuberculosis cases in Bantul Regency. The data collection techniques used were interviews, observations and documentation studies. The process of collecting health data on tuberculosis cases at the Bantul District Health Office and Community Health Centers in each sub-district has been carried out computerized and online using the SITB application. The distribution of tuberculosis cases based on sub-district areas is high in the Banguntapan Sub-district area, there are 60 cases with the highest cases in Banguntapan Village as many as 20 cases (33.3%), in the Sewon Sub-district area there are 45 cases with the highest cases in Panggungharjo Village as many as 17 cases (37.7%), in the Kasihan Sub-district area there are 36 cases with the highest cases in Ngestiharjo Village as many as 12 cases (36.1%). Environmental factors that influence the spread of tuberculosis in Bantul Regency areas, especially in Banguntapan, Sewon, and Kasihan Sub-districts, are rainfall.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN PNEUMONIA KOMUNITAS DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA Sari, Ana Dewi Lukita; Rohman, Hendra; Wimasa, Yoga Adi
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2826

Abstract

Pneumonia komunitas adalah peradangan akut parenkim paru pada masyarakat disebabkan mikroorganisme, bukan disebabkan mycobacterium tuberkulosis. Pneumonia penyebab terbesar kematian balita di dunia, tahun 2019 jumlah kematian balita sebanyak 740.180 karena pneumonia. Faktor risiko meliputi malnutrisi, kepadatan penduduk, dan lingkungan. Sistem Informasi Geografis merupakan komputer berbasis sistem memberikan informasi digital dan analisis terhadap objek serta fenomena karakteristik pada lokasi geografis. Tujuan penelitiannya mengetahui proses pengumpulan data balita pneumonia di Puskesmas Mergangsan, trend peta persebaran balita pneumonia tahun 2021 dan menganalisis faktor risikonya berdasarkan curah hujan dan kepadatan penduduk. Jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan aplikasi quantum GIS 3.16. Sumber data kesehatan balita pneumonia dari poli MTBS kemudian diolah menggunakan SIMPUS. Trend peta persebaran balita pneumonia di Puskesmas Mergangsan tahun 2021 sebanyak 75 dimana laki 38 (50,6%) dan perempuan 37 (49,3%). Tiga dusun tertinggi, yaitu Dipowinatan (13,3%), Prawirotaman (12%) dan Timuran (10,6%) dengan usia < I tahun 24 (32%) dan 1-5 tahun 51 (68%). Luas kapanewon Mergangsan 2,31 km2, jumlah penduduk 32.162, dan kepadatan penduduk 13.923/km2. Penemuan kasus balita pneumonia setiap bulan tidak dipengaruhi faktor curah hujan. Kesimpulannya: Kapanewon Mergangsan mempunyai kasus pneumonia tertinggi dan termasuk wilayah dengan kepadatan tinggi melebihi rata-rata kepadatan penduduk Kota Yogyakarta (11.579/km2).