Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Pengaruh Sudut Penyalaan TRIAC terhadap Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Satu Fasa Menggunakan Cycloconverter Herawati, Afriyastuti; Saputra, Muhammad Alvin; Anggraini, Ika Novia
JURNAL AMPLIFIER : JURNAL ILMIAH BIDANG TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER Vol. 11 No. 1 (2021): Amplifier Mei Vol. 11, No. 1 2021
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jamplifier.v11i1.15766

Abstract

ABSTRACTA single-phase induction motor is one type of electric motor that is most widely used in everyday’s life, especially for running small loads. The application of this single phase induction motor is not only in households but also in shops, shopping centers, and industry. In its operation, single-phase induction motors can be operated with constant speed and variable speed. The operation of a single-phase induction motor at a constant speed can be done by inputting the nominal voltage and frequency of the motor. Meanwhile, the operation of a single-phase induction motor with varying speeds can be done by adjusting the input frequency of the motor. In this study, an induction motor speed control was carried out using a cycloconverter to regulate the speed of a single-phase induction motor by changing the input frequency of the motor into three variations, namely f / 1, f / 2 and f / 3 at the base frequency of 50 Hz. The cycloconverter switching was designed using TRIAC and then a study was carried out on the effect of the TRIAC’s firing angle on the speed, voltage and output power of the motor by varying firing angles by 0?, 30?, 45?, 60? and 90?. The result show, it is found that increasing the firing angle, the motor output voltage decrease, the motor output power also decrease, except at the angle of 60 ? rises then at the angle of 90 decrease again, while the motor speed increases at the same frequency.  Keyword: cycloconverter, firing angle, TRIAC.
Urgensi Mediasi Terhadap Sengketa Pembagian Harta Bersama Saputra, Muhammad Alvin; A’dawiyah, Robi’atin; Erwansyah, Tomy; Sari, Sri Jati Ratna; Hadayatullah, Syeh Sarip
JURNAL USM LAW REVIEW Vol. 7 No. 2 (2024): AUGUST
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/julr.v7i2.9012

Abstract

The primary objective of this study is to highlight the importance of mediation as a more effective alternative method for resolving joint property disputes compared to conventional litigation approaches. Joint property disputes have become an increasingly pressing issue in the realm of family and civil law. These conflicts often arise in the context of divorce, which can cause tension and uncertainty for the parties involved. According to the decision directory of the Supreme Court of Indonesia, there were 2,316 cases of joint property disputes in 2023, indicating that joint property conflicts are widespread. This underscores the urgent need for a more effective alternative solution. The formal legal approach traditionally used in resolving joint property disputes has various limitations. One major constraint is the lack of integration among the various relevant approaches in the mediation process. This study employs three approaches: psychological, economic, and philosophical. Data collection is based on a literature review and utilizes a qualitative descriptive method for data analysis. The study's findings indicate that mediation offers significant advantages over conventional litigation for dispute resolution. The integrated mediation model developed in this study, which combines psychological, economic, and philosophical approaches, is expected to address the weaknesses of existing mediation approaches. With a holistic and adaptive approach to the complexities of joint property disputes, this model has the potential to improve the effectiveness and efficiency of dispute resolution and provide tangible benefits to the involved parties. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyoroti pentingnya mediasi sebagai metode alternatif yang lebih efektif untuk menyelesaikan sengketa harta bersama dibandingkan dengan pendekatan litigasi konvensional. Sengketa harta bersama telah menjadi isu yang semakin mendesak dalam ranah hukum keluarga dan perdata. Konflik ini sering kali timbul dalam konteks perceraian yang dapat menimbulkan ketegangan dan ketidakpastian bagi para pihak yang terlibat. Berdasarkan Direktori Putusan Mahkamah Agung Indonesia pada tahun 2023 terdapat 2316 kasus sengketa harta bersama, ini menunjukkan bahwa persengeketaan harta bersama ada sacara masif. Hal ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk solusi alternatif yang lebih efektif. Pendekatan hukum formal yang selama ini digunakan dalam penyelesaian sengketa harta bersama memiliki berbagai keterbatasan, Salah satu kendala utama adalah kurangnya integrasi antara berbagai pendekatan yang relevan dalam proses mediasi.  Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan psikologis, ekonomis dan filosofis. Metode pengumpulan data berbasis studi kepustakaan, dan menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Mediasi menawarkan keuntungan signifikan dari pada penyelesaian sengketa secara litigasi konvensional, Model mediasi terintegrasi yang dikembangkan dalam penelitian ini, yang menggabungkan pendekatan psikologis, ekonomis, dan filosofis, diharapkan dapat mengatasi kelemahan dari pendekatan mediasi yang ada saat ini. Dengan pendekatan yang holistik dan adaptif terhadap kompleksitas sengketa harta bersama, model ini berpotensi meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelesaian sengketa, serta memberikan manfaat nyata bagi para pihak yang terlibat.
TIDAK MENIKAH (MENJOMBLO) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERKAWINAN ISLAM MELALUI PENDEKATAN PSIKOLOGIS Sari, Srijati Ratna; Pane, Erina; Syukur, Iskandar; Saputra, Muhammad Alvin
Audi Et AP : Jurnal Penelitian Hukum Vol 4, No 02 (2025): Audi Et AP : Jurnal Penelitian Hukum
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24967/jaeap.v4i02.3948

Abstract

Di Indonesia, pernikahan dipandang sebagai tahapan penting dan nyaris menjadi keharusan dalam kehidupan. Namun, banyak generasi milenial yang memilih untuk tetap melajang karena merasa takut berkomitmen dalam pernikahan. Keputusan ini sering menimbulkan perdebatan dan stigma negatif, terutama di lingkungan keluarga besar yang masih menjunjung tinggi tradisi pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai menjomblo dalam perspektif hukum perkawinan Islam melalui pendekatan psikologis. Metodologi yang digunakan berbasis kepustakaan melalui pendekatan psikologis dan analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitis. Tidak menikah atau menjomblo dapat memiliki dampak psikologis yang beragam, seperti kesepian, stigma sosial, dan dukungan emosional. Rasulullah memberi wasiat kepada para jomblo dengan dua pilihan. Pertama, jika seseorang sudah cukup hartanya, maka segeralah menikah. Jika belum mampu, dianjurkan untuk berpuasa. Dalam kitab Al-Badru Tamam, yang merupakan penjelasan atas hadis-hadis dalam Bulughul Maram dinyatakan bahwa sunnah para nabi dalam pernikahan bukan sekadar lawan dari kewajiban, melainkan merupakan bagian dari pedoman hidup yang harus dijalani. Menjomblo karena alasan yang dibenarkan syariat tidak diharamkan, sebagaimana para tokoh Islam yang mengabdikan diri pada ilmu. Namun, menjomblo karena membenci pernikahan diharamkan karena bertentangan dengan syariat. Dalam Islam, status menjomblo bukan pelanggaran hukum, karena seseorang bisa memilih tidak menikah jika belum menemukan pasangan yang sesuai atau memiliki alasan sah untuk menunda pernikahan.