Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN KRIMINOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU HUKUM PIDANA: (Studi Kasus Pembunuhan Cakung) Dara Manista Harwika; Amelia Puspitasari; Erli Kurnia Parmasari; Indra Silfiyah
COURT REVIEW Vol 1 No 03 (2021): ILMU HUKUM
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan hukum pidana dengan kriminologi adalah keterkaitan yang saling melengkapi. Di mana kriminologi mencari suatu alasan, atau faktor yang mendorong timbulnya tindak kejahatan yang melahirkan akibat hukum, sedangkan hukum pidana berusaha menghubungkan perbuatan jahat dengan hasil pembuktian. Dalam kejahatan, teori pilihan rasional di gunakan sebagai jalan pintas apabila keinginannya yang paling utama gagal untuk di capai dan teori pilihan rasional ini menekankan pada dua hal yaitu aktor dan sumber daya. Sebagai aktor Heri Kurniawan memiliki alasan untuk tetap memilih melakukan kejahatan sebagai tujuan agar bisa melanjutkan kehidupannya. Strategi bertahan hidup Heri Kurniawan merupakan sebuah pilihan, yang memilih kejahatan yang dianggap rasional. Kriminologi berkaitan kejahatan, pengertian kejahatan itu sendiri adalah perilaku menyimpang yang merupakan jenis gejala sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok secara sadar. Heri yang melakukan perampokan dan pembunuhan dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Menurut sudut pandang psikologi kejahatan adalah sebuah reaksi atau jalan pintas jika tujuan awalnya terhalang oleh sesuatu. Dalam kasus Heri (tersangka) tujuan utamanya adalah mengambil Handpohone milik korban, namun saat aksinya di ketahui oleh korban ia langsung menuju dapur dan mengambil pisau yang akan digunakan sebagai bentuk tekanan akibat merasa terpojok. Sehingga pembunuhan yang dilakukanya merupakan reaksi spontan atas kejahatan yang mana tujuannya hanya untuk melindungi dirinya. Reaksi inilah yang bisa memberi gambaran mengenai psikis seseorang.
JAMINAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA Dara Manista Harwika; Tasya Ramadhani; Amelia Puspitasari
COURT REVIEW Vol 1 No 04 (2021): ILMU HUKUM
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia peraturan perundang-undangan yang mengatur tenaga kesehatan dan azas kepastian hukum pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tenaga kesehatan masih menjadi pertanyaan, dapatkah ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan memenuhi azas kepastian hukum? Penelitian dengan metode studi pustaka ini menghasilkan berbagai temuan bahwa aturan-aturan Tenaga Kesehatan dapat dijumpai di berbagai regulasi yaitu Undang-Undang Kesehatan; Undang-Undang Rumah Sakit; dan Undang-Undang Tenaga Kesehatan, tetapi pengaturan yang eksplisit dan secara menyeluruh berada pada Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan. Ditemukan pula bahwa azas kepastian hukum akan terhalang apabila: ada norma yang bertentangan dalam pasal 21 ayat (2) dengan pasal 21 ayat (3) UU Kesehatan. Ketidak harmonisan antara Undang-Undang satu dengan lainnya mengenai adanya terminologi tenaga kesehatan. Terdapat disparitas pada setiap tingkat peraturan melahirkan adanya pertentangan kedudukan dan ketidak samaan kekuatan mengikat dari peraturan itu, sehingga menimbulkan ketidak adilan. Peraturan menteri yang suka berubah-ubah, sehinga menyebabkan kekacauan dalam pengoprasiannya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat digunakan asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori yakni peraturan yang lebih tinggi, mengesampingkan peraturan yang lebih rendah.
Characteristic of Analog Rice Using Hot Extruder Twin Screw Nurud Diniyah; Amelia Puspitasari; Ahmad Nafi; Achmad Subagio
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n1.2016.36-42

Abstract

The research aimed to determine the characterization of the physical, chemical and organoleptic of analog rice. Samples from analog rice consist two formulations e.i with 50% mocaf 50% corn flour (R) and with propotion 40% mocaf : 50% corn flour: 10% sweet potato (U), triplicated. Parameters lightness, Hue, weighs of 100 grain, weight per grain, bulk density, proximat and organoleptics were analysed. Beras analog R and U have characteristic values of L (Lightness) 33.2-37.0 and Hue (ºH) 96.0-360.9, weighs of 100 grain 3.12-3.52 grams and weight per grain 0.031-0.035 grams, bulk density 0.617-0.639 g/ml, moisture content 11.50-13.73%, ash content 0.69-0.97%, protein 4.22-7.67%, crude fat 0.716-0.725%, carbohydrate 76.90-82.86%, starch 65.39-74.79%, amylose 4.76-4.82%, amylopectin 95.18-95.24% and in vitro digestibility 49.45-51.18%. KARAKTERISTIK BERAS ANALOG MENGGUNAKAN HOT EXTRUDER TWIN SCREWTujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sifat fisik, kimia dan organoleptik dari beras analog berbahan dasar mocaf, tepung jagung dan ubi ungu. Sampel yang digunakan terdiri dari 2 formulasi beras analog menggunakan mocaf 50% : tepung jagung 50% (R) dan mocaf 40% : tepung jagung 50% : tepung ubi ungu 10% (U) yang diulang sebanyak 3 kali dengan parameter yang diuji meliputi kecerahan (L*), Hue (ºH), bobot 100 butir, berat per butir, densitas kamba, proksimat dan organoleptik. Beras analog R dan U memiliki karakteristik yaitu 33,2-37,0 (nilai kecerahan); 96,0-360,9 Hue (ºH); 3,12-3,52 gram (bobot 100 butir); 0,031-0,035 gram (berat per butir); 0,617-0,639 gram/mL (densitas kamba); 11,50-13,73% (kadar air); 0,69-0,97% (kadar abu); 4,22-7,67% (kadar protein); 0,716-0,725% (kadar lemak); 76,90-82,86% (kadar karbohidrat); 65,39-74,79% (kadar pati); 4,76-4,82% (kadar amilosa); 95,18-95,24% kadar amilopektin dan 49,45-51,18% (daya cerna).