Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI :SYSTIMATICAL REVIEW Saranga', Jenita Laurensia; Abu, Muhammad; Junsen Asri, Indra
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i4.1805

Abstract

Aktivitas fisik yang dilakukan secara aktif, serta frekuensi dan lamanya waktu secara baik dan benar dapat membantu menurunkan tekanan darah. Semakin ringan kerja jantung, maka semakin sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga mengakibatkan tekanan darah menjadi turun. Lansia yang aktif melakukan aktivitas fisik akan berisiko lebih rendah mengalami jatuh, dibandingkan lansia yang tidak aktif. Hal tersebut dikarenakan lansia yang tidak aktif melakukan aktivitas fisik tidak terjaga kebugarannya sehingga lebih rentan mengalami jatuh. Mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia penderita hipertensi. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literature review. Pencarian artikel melalui 2 databases yakni Google Scholar dan PubMed. Berdasarkan artikel yang telah penulis analisa didapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia yang memiliki penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil dari artikel yang diulas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia yang menderita hipertensi. Lansia hendaknya terus meningkatkan gaya hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik sesuai porsinya secara rutin dan melakukan pemeriksaaan tekanan darah secara berkala.
The Effectiveness of Ergonomic Gymnastics Against Changes in Uric Acid Levels Saranga', Jenita Laurensia; Linggi, Elmiana Bongga; Menggasa, Meyske Alvionita; Suddin, Peni
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol 12 No 03 (2022): Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia (JIIKI) Volume 12 Number 03 September
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.701 KB) | DOI: 10.33221/jiiki.v12i03.2030

Abstract

Background: Uric acid is the end product of purine metabolism, where purines are one of the components of nucleic acids found in the nucleus of body cells. Gout attacks the joints of the body and generally attacks the joints of the fingers, heels, toes, elbows, knees, and wrists. One of the treatments for high uric acid levels in the body is ergonomic exercise. Objectives: The purpose of this study was to analyze the effectiveness of ergonomic exercise on changes in uric acid levels in the community. Methods: The type of research used is Pre-Experimental with One Group Pre-Post Test Design. Sampling using the Non Probability Sampling method with the Consecutive Sampling technique with a sample of 30 respondents. This study provides an intervention for patients with gout arthritis in the form of ergonomic exercise. The implementation of the intervention begins with a Pre-Test (measurement of uric acid levels), then giving an ergonomic exercise intervention for 4 weeks (1x a week with a duration of 30 minutes), then a Post-Test (measurement of uric acid levels) is carried out. The instrument used is a multi-check uric acid measuring instrument, SOP for the implementation of ergonomic exercises, and implementation observation sheets. Results: The results of the study were that the majority of the majority age was in the late adult category (36-45 years), the majority sex was in the female sex category of 19 respondents (63.3%), and uric acid levels before being given ergonomic exercise intervention were the majority in the high category. by 28 respondents (93.3%). while the uric acid levels after the ergonomic exercise intervention were mostly in the normal category of 25 respondents (83.3%). The results of the Wilcoxon test analysis were obtained (p = 0.000 = 0.05) where ergonomic exercise was effective in reducing uric acid levels. Conclusion: The results of this study indicate that there is a significant effect of ergonomic exercise on reducing people's uric acid levels, so the researchers recommend to the community, especially gout arthritis sufferers, to make ergonomic exercise interventions one of the intervention options that can be done independently, practically and efficiently in reducing levels. gout and the need for attention to the regulation of a healthy lifestyle to prevent more severe complications in the future.
SISTEMATIS REVIEW: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENGATASI KEJADIAN HIPERTENSI BERULANG PADA PENDERITA HIPERTENSI Saranga', Jenita Laurensia; Abu, Muhammad; Masahuddin, La; Rasimin, Rosmini
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.2279

Abstract

Hipertensi adalah kondisi kesehatan kronis yang memerlukan pengelolaan efektif untuk mencegah komplikasi serius dan kejadian berulang. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam pengelolaan hipertensi, namun efektivitas berbagai strategi intervensi perlu dievaluasi lebih mendalam. Review ini bertujuan untuk menilai peran tenaga kesehatan dalam mencegah hipertensi berulang melalui berbagai pendekatan intervensi. Sistematis review ini mencakup analisis dari lima studi utama yang mengevaluasi berbagai intervensi pengelolaan hipertensi yang melibatkan tenaga kesehatan, termasuk program perawat, pemantauan oleh dokter umum, intervensi apoteker, dan pendekatan berbasis perilaku. Studi menunjukkan bahwa program manajemen hipertensi yang dipimpin oleh perawat dan intervensi apoteker efektif dalam mengontrol tekanan darah dan mencegah hipertensi berulang. Model perawatan kolaboratif yang melibatkan dokter, perawat, dan apoteker juga menunjukkan hasil positif, terutama dalam hal koordinasi perawatan dan pemantauan berkelanjutan. Edukasi pasien tentang pengelolaan hipertensi serta dukungan perilaku dari tenaga kesehatan berkontribusi pada peningkatan kepatuhan pasien dan pengurangan risiko hipertensi berulang. Tenaga kesehatan berperan penting dalam pengelolaan hipertensi dan pencegahan kejadian berulang. Implementasi model perawatan kolaboratif dan strategi berbasis perilaku dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan hipertensi. Koordinasi yang baik antara dokter, perawat, dan apoteker diperlukan untuk hasil yang optimal.
Edukasi dan Pelatihan Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam (Drowning) di SMKN 9 Makassar Wirmando, Wirmando; Saranga', Jenita Laurensia; Patarru', Fitriyanti; Madu, Yunita Gabriela
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 3 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i3.12895

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai yang panjang dan memiliki laut yang sangat luas yang membuat Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata pantai dan banyaknya masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan. Hal tersebut membuat tingginya risiko kecelakaan akibat kegiatan wisata pantai dan nelayan seperti kejadian tenggelam (drowning). Namun kenyataannya masyarakat masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang minim dalam memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat khususnya siswa siswi di SMKN 9 Makassar tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam. Kegiatan ini telah dilaksanakan di SMKN 9 Makassar dengan jumlah peserta sebanyak 36 siswa siswi. Kegiatan yang dilakukan yaitu edukasi menggunakan metode ceramah tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam dirangkaikan dengan pelatihan melalui simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP) menggunakan manekin sebagai salah satu bentuk pertolongan pertama dan upaya untuk menyelamatkan nyawa korban yang tenggelam. Untuk mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan ini, maka tim  membagikan angket/kuesioner pengetahuan dan sikap RJP dan juga menilai keterampilan melakukan RJP menggunakan 5 indikator kualitas RJP. Kegiatan ini dinilai berhasil dibuktikan dengan Sebagian besar (88,9%) peserta telah memiliki pengetahuan dan sikap RJP kategori baik, dan 91,6% peserta telah terampil melakukan RJP. Oleh sebab itu, kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan untuk memberikan edukasi dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat memberikan pertolongan pertama pada korban tenggelam.
Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stres Kerja Pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat Madu, Yunita Gabriela; Solon, Mery; Saranga', Jenita Laurensia; Naim, Firmawati; Poa, Fransiska Imelda
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.149

Abstract

Stress is a physical and emotional disturbance resulting from a mismatch between the capacity, resources and needs of employees originating from the work environment. This will trigger stress due to workload which is sometimes considered inappropriate for physical, psychological and emotional conditions. The aim of this research is to determine the effect of progressive muscle relaxation techniques on work stress in emergency room nurses at Stella Maris Hospital Makassar. This research was carried out at Stella Maris Hospital Makassar since September 2022 using a pre-experimental research type and One Group Pretest Posttest Design. The population in this study were all 19 emergency room nurses at Stella Maris Hospital in Makassar using a non-probability technique, namely Total Sampling. The measuring tools used were the DASS 42 questionnaire to measure nurses' stress levels and observation sheets to assess the implementation of progressive muscle relaxation techniques. The data was tested using the alternative Wilcoxon test because the data scale used was numerical data so that the research results showed that 19 respondents had decreased stress scores or levels after the progressive muscle relaxation technique intervention. Based on the results of the Wilcoxon test, the value of p = 0.000 < a 0.005 was obtained, so it can be concluded that there is an influence of progressive muscle relaxation techniques on the level of work stress in nurses in the Emergency Room at Stella Maris Hospital, Makassar.