Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Repositioning To Prevent the Risk Of Decubitus using Digital Skin Moisture Tools Muhammad Abu; Nur Halimah; Andi Wahyuni; Nursamsi; Hayyu sitoresmi
Comprehensive Health Care Vol 6 No 3 (2022): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jch.v6i3.887

Abstract

Stroke is the biggest contributor to the risk of decubitus in health care. This incidentis due to immobilization which affects the moisture of the skin. Decubitus can worsenthe patient's quality of life and lead to death. Prevention of the risk of decubitus iscarried out by repositioning. Objective: find out the effect of repositioning on the riskof decubitus using Digital Skin Moisture. Method: quasi-experimental research with anon-equivalent control group design consisting of intervention and control groups.The sample is a stroke patient with immobilization, registered a maximum of 3x24hours of first reception. Sixty people (30 intervention groups and 30 control grouppeople) were recruited using purposive sampling techniques. The study wasconducted over 3 months (July-September 2022). Results: the Mann-Whitney testshowed that the post-test results of the intervention group experienced more skinmoisture reduction (mean-rank 23.63) compared to the control group (mean-rank37.37) with a significant value of p=0.002<p=0.05. Therefore, it was concluded thatrepositioning measures positively influenced the risk of decubitus seen from themoisture of the patient's skin. Conclusion: A stroke is a high-risk event of decubitusjudging from skin moisture. Almost all stroke patients have abnormal skin moisture.Repositioning every 2 hours has a significant effect on reducing skin moisture. Skinmoisture measurement can be used with Digital Skin Moisture Tools. This tool ishighly recommended because it can provide accurate and fast information on therisk of decubitus.Keyword: Stroke, Repositioning, Decubitus, Digital Skin Moisture Tools
The Effectiveness of Foot Massage on Reducing Intradialytic Blood Pressure in the Hemodialysis Room of RS.TK. II Pelamonia Makassar Andi Wahyuni; Aminullah; Nursamsi; Muhammad Abu; Hayyu sitoresmi
Comprehensive Health Care Vol 7 No 2 (2023): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jch.v7i2.888

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) is a health problem with an increasing prevalence every year. Deaths caused by chronic kidney failure increased by 31.7% over the last 10 years and became the 3rd leading cause of death in the world. The number of patients with chronic kidney failure in the world exceeds 500 million with 1.5 million undergoing hemodialysis. Objective: The purpose of this study was to determine the effectiveness of foot massage in reducing intradialytic blood pressure given to patients with chronic kidney failure who were in the hemodialysis room of the hospital. kindergarten. II Pelamonia Makassar. This type of research is quasi-experimental with a one-group pre-post-test design to compare the results of the intervention before and after giving a foot massage to the decrease in intradialytic blood pressure in the Hemodialysis Room of the Hospital. kindergarten. II Pelamonia Makassar. Results: Statistical test results showed that foot massage was effective in reducing intradialytic blood pressure (ρ=0.00). Conclusion: this study shows that foot massage is effective for reducing intradialytic blood pressure, both systolic and diastolic blood pressure.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI :SYSTIMATICAL REVIEW Saranga', Jenita Laurensia; Abu, Muhammad; Junsen Asri, Indra
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i4.1805

Abstract

Aktivitas fisik yang dilakukan secara aktif, serta frekuensi dan lamanya waktu secara baik dan benar dapat membantu menurunkan tekanan darah. Semakin ringan kerja jantung, maka semakin sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga mengakibatkan tekanan darah menjadi turun. Lansia yang aktif melakukan aktivitas fisik akan berisiko lebih rendah mengalami jatuh, dibandingkan lansia yang tidak aktif. Hal tersebut dikarenakan lansia yang tidak aktif melakukan aktivitas fisik tidak terjaga kebugarannya sehingga lebih rentan mengalami jatuh. Mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia penderita hipertensi. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literature review. Pencarian artikel melalui 2 databases yakni Google Scholar dan PubMed. Berdasarkan artikel yang telah penulis analisa didapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia yang memiliki penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil dari artikel yang diulas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lansia yang menderita hipertensi. Lansia hendaknya terus meningkatkan gaya hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik sesuai porsinya secara rutin dan melakukan pemeriksaaan tekanan darah secara berkala.
SISTEMATIS REVIEW: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENGATASI KEJADIAN HIPERTENSI BERULANG PADA PENDERITA HIPERTENSI Saranga', Jenita Laurensia; Abu, Muhammad; Masahuddin, La; Rasimin, Rosmini
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.2279

Abstract

Hipertensi adalah kondisi kesehatan kronis yang memerlukan pengelolaan efektif untuk mencegah komplikasi serius dan kejadian berulang. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam pengelolaan hipertensi, namun efektivitas berbagai strategi intervensi perlu dievaluasi lebih mendalam. Review ini bertujuan untuk menilai peran tenaga kesehatan dalam mencegah hipertensi berulang melalui berbagai pendekatan intervensi. Sistematis review ini mencakup analisis dari lima studi utama yang mengevaluasi berbagai intervensi pengelolaan hipertensi yang melibatkan tenaga kesehatan, termasuk program perawat, pemantauan oleh dokter umum, intervensi apoteker, dan pendekatan berbasis perilaku. Studi menunjukkan bahwa program manajemen hipertensi yang dipimpin oleh perawat dan intervensi apoteker efektif dalam mengontrol tekanan darah dan mencegah hipertensi berulang. Model perawatan kolaboratif yang melibatkan dokter, perawat, dan apoteker juga menunjukkan hasil positif, terutama dalam hal koordinasi perawatan dan pemantauan berkelanjutan. Edukasi pasien tentang pengelolaan hipertensi serta dukungan perilaku dari tenaga kesehatan berkontribusi pada peningkatan kepatuhan pasien dan pengurangan risiko hipertensi berulang. Tenaga kesehatan berperan penting dalam pengelolaan hipertensi dan pencegahan kejadian berulang. Implementasi model perawatan kolaboratif dan strategi berbasis perilaku dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan hipertensi. Koordinasi yang baik antara dokter, perawat, dan apoteker diperlukan untuk hasil yang optimal.