Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 MADIUN Nathaniella Zerlina Yekti; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2585

Abstract

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri atau krisis identitas. Etika pergaulan teman sebaya merupakan hal yang sangat penting agar remaja dapat memilah tindakan yang baik dan benar untuk mereka lakukan sehingga tidak merugikan orang lain. Remaja yang baik salah satunya adalah memiliki sikap etika yang baik termasuk dengan teman sebaya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peserta didik memilih sikap seperti sering berkata kasar, menunjukkan sikap kurang menghargai dan menghormati dengan teman atau sebayanya. Berdasarkan fenomena tersebut peserta didik perlu diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving untuk meningkatkan etika pergaulan teman sebaya peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode PTBK (penelitian tindakan bimbingan dan konseling) dengan 2 siklus dan setiap siklus memiliki dua pertemuan. Luaran dari PTBK nantinya berupa seminar PTBK dan artikel ilmiah yang dipublikasikan. Hasil dari penelitian yang ditemukan adalah bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dapat meningkatkan kemampuan etika pergaulan teman sebaya peserta didik kelas E. Pada post-test siklus pertama sebanyak 4 peserta didik berada dalam kategori sedang dan 2 peserta didik di kategori tinggi, peningkatan rata-rata dari nilai pre-test 37,5 menjadi 84,5, namun terdapat satu peserta didik yang tidak mengalami peningkatan, hal tersebut menjadi dasar untuk melakukan layanan di siklus ke 2, hasilnya ke 5 peserta didik mengalami peningkatan sehingga menghasilkan kategori sangat tinggi dengan dibuktikan nilai rata-rata menjadi 142,83. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dapat meningkatkan etika pergaulan teman sebaya peserta didik.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN REALITA DALAM MENGUBAH KONSEP DIRI NEGATIF SISWA BROKEN HOME Nuzul Wahyu Resesy; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2586

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita dalam mengubah konsep diri negatif pada siswa yang berasal dari keluarga broken home. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 5 Madiun yang menunjukkan ciri-ciri konsep diri rendah berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes berupa angket konsep diri. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor konsep diri dari pra-siklus ke siklus I dan siklus II. Pendekatan realita terbukti efektif dalam membantu konseli memahami tanggung jawab pribadi, menantang pikiran negatif, dan membentuk pola pikir yang lebih konstruktif. Layanan ini juga mendorong konseli untuk memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan sosial maupun emosional. Dengan demikian, konseling kelompok pendekatan realita dapat menjadi strategi intervensi yang relevan untuk meningkatkan konsep diri siswa broken home di lingkungan sekolah.
UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN KONSELING INDIVIDU MELALUI PENDEKATAN PERSON CENTER PADA SISWA Rahayu Kurniawati; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2623

Abstract

Masa remaja sebagai masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Pada fase ini masa remaja masih diisi dengan kegiatan bermain, ketergantungan pada orang tua, mendapatkan apresiasi dari diri dan lingkungan sekitar. Dalam menemukan identitas diri tersebut remaja harus dapat memahami dan menerima kelebihan serta kekurangan yang ia miliki. Pada perkembangan remaja yang akan diidentifikasi oleh penulis disini mengenai kepercayaan diri. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan subjek penelitian ini salah satu peserta didik di kelas VIII D SMPN 5 Madiun yang sering mengalami rendah diri saat memulai komunikasi dengan teman, sering tidak yakin dengan pengerjaan soal yang diperintahkan oleh guru dan sering tidak mendapatkan kesempatan untuk diskusi bersama teman-temannya. Berdasarkan persoalan tersebut peserta didik ini membutuhkan upaya untuk meningkatkan percaya diri dalam mengidentifikasi potensi yang ada di dalam dirinya dengan layanan responsif konseling individu. Tujuan dari penelitian ini peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang memiliki kepercayaan diri atas potensi yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan metode PTBK (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) dengan 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes berupa angket percaya diri. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hasil akhir yang baik di angket percaya diri yang dilakukan pada siklus II. Pendekatan Person Centered terbukti efektif dalam membantu peserta didik untuk mengidentifikasi perilaku, mengolah perspektif baru dan mendapatkan alternatif baru dalam penyelesaian masalah untuk menghasilkan keputusan dalam mengambil sebuah tindakan dan menitkberatkan peserta didik dalam memahami potensi untuk mengidentifikasi perilaku yang tepat.