Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERUBAHAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK TOKEN EKONOMI PADA SISWA KELAS X TP SMK NEGERI I WONOASRI KABUPATEN MADIUN Marsilia Marsilia; Ibnu Mahmudi
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.002 KB) | DOI: 10.25273/counsellia.v5i2.450

Abstract

Masa Sekolah Lanjutan Atas (SMA/SMK) adalah masa pencarian jati diri, dimana sebagian besar dari mereka sibuk menikmati hal-hal yang dianggapnya menyenangkan sehingga sering melupakan tanggung jawabnya sebagai pelajar misalnya menunda-nunda mengerjakan sesuatu (prokrastinasi) seperti menunda mengerjakan tugas. Hal ini kelihatannya biasa saja, namun jika tidak ada usaha untuk merubahnya akan membentuk pribadi yang kurang disiplin. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya metode untuk memodifikasi perilaku prokrastinasi tersebut, salah satunya adalah layanan konseling kelompok dengan teknik token economy.Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi perilaku prokrastinasi akademik melalui konseling kelompok dengan teknik token economy pada siswa kelas X TP SMK N 1 Wonoasri Kabupaten Madiun.Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain Pretest and Post Test Groub. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TP SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun sebanyak 72 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas X TP sebanyak 17 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket, sedangkan untuk menganalisis data  menggunakan teknik T-testHasil dari analisis data dengan rumus t-test dengan taraf signifikansi 5%. Dengan tingkat signifikansi α=0,05 dan 2,12. Lalu diketahui bahwa 2,172. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Ha = signifikan atau diterima, karena  > (2,120) . Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik token ekonomi dapat merubah/menurunkan perilaku prokrastinasi akademik  pada siswa kelas X TP SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun. Kata kunci: konseling kelompok, token economy, prokrastinasi akademik
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOASRI KABUPATEN MADIUN Wayan Yudhi Anggara; Ibnu Mahmudi; Diana Ariswanti Triningtyas
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.405 KB) | DOI: 10.25273/counsellia.v6i1.455

Abstract

Adanya pelajaran tentang agama, rutinitas dalam beribadah dan memberikan pemahaman tentang interaksi sosial yang positif bagi peserta didik akan bisa memberikan antisipasi terhadap perilaku-perilaku menyimpang khususnya seks bebas pada kalangan remaja siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya 1) Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Seks Bebas 2) Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Perilaku Seks Bebas 3) Pengaruh Religiusitas dan Interaksi Sosial terhadap Perilaku Seks Bebas Siswa Kelas XI SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun.       Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode ex-post-facto. Populasi penelitian yaitu kelas XI SMKN 1 Wonoasri dengan jumlah 360 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling diperoleh sebanyak 55 siswa atau 21% dari jumlah populasi 360 siswa. Hasil Penelitian dianalisis menggunakan rumus bangun korelasi Product Moment dan analisis regresi dua prediktor, dan untuk menguji koefisien regresi secara keseluruhan menggunakan uji F dengan taraf signifikan 5%Dari hasil data mengenai Religiusitas dan interaksi sosial terhadap perilaku seks diperoleh Freg sebesar 123,92 dan dikonsultasikan dengan Ftabel untuk 55 adalah 3.17 , sehingga Freg >Ftabel (123,92 > 3.17). Sehingga hipotesis diterima, artinya ada pengaruh Religiusitas dan interaksi sosial terhadap perilaku seks bebas. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada pengaruh religiusitas terhadap perilaku seks bebas siswa kelas XI SMKN 1Wonoasri Kabupaten Madiun; (2) ada pengaruh interaksi sosial terhadap perilaku seks bebas siswa kelas XI SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun; (3) ada pengaruh religiusitas dan interaksi sosial terhadap perilaku seks bebas siswa kelas XI SMKN 1 Wonoasri Kabupaten Madiun.   Kata Kunci : Religius, Interaksi Sosial, Perilaku Seks Bebas
Merubah Perilaku Perundungan Menggunakan Konseling Kelompok Teknik Self Talk pada Siswa Wahyu Afifaturrohmah; Ibnu Mahmudi; Diana Ariswanti Triningtyas
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 2 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan konseling kelompok teknik Self Talk adalah suatu teknik modifikasi perilaku dengan mengubah pikiran yang irasional menjadi rasional untuk mengarahkan perilaku yang lebih positif. Memuat tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bahaya perundungan yang menjadi ancaman nyata dalam kalangan remaja. Fenomena perundungan bukanlah fenomena baru yang kita lihat bahkan rasakan. Jenis penelitian ini menggunakan metode library reserch atau studi literatur sebagai dasar penelitian ini. Hasil rangkuman studi pustaka menunjukan bahwa layanan konseling kelompok teknik self talk  untuk merubah perilaku perundungan sangat diperlukan agar layanan yang diberikan dapat memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangan individu, selain bersifat pencegahan konseling kelompok juga bersifat penyembuhan. Sedangkan teknik self talk bertujuan untuk merubah pikiran yang irasional menjadi rasional sehingga pikiran negatif pada diri individu dapat berubah menjadi pandangan positif. Ia akan memilih kata atau kalimat-kalimat positif yang disukai sebagai teknik untuk mengatasi persoalan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok tekni self talk yang diberikan kepada siswa memberikan perubahan pada perilaku perundungan.
Studi Literatur Hubungan Verbal Abuse dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresif Pada Remaja Rahma Putri M. Wies Hanif; Ibnu Mahmudi; Noviyanti Kartika Dewi
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 2 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Verbal Abuse tindakan yang tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan dampak emosional yang merugikan. Kekerasan verbal dalam suatu kelompok yang dilakukan secara kontinu dapat memunculkan agresifitas dalam kelompok. Bahkan kecenderungan kelompok yang bertujuan agar memiliki kesamaan pola perilaku dan keyakinan menjadi penentu pokok dalam kehidupan sosial remaja tanpa mempertimbangkan perilaku negatif dan positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi verbal abuse, konformitas teman sebaya dan perilaku agresif remaja di Indonesia serta bagaimana hubungan ketiga variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan kajian kepustakaan melalui laman google scholar dengan kata kunci verbal abuse, konformitas teman sebaya, dan perilaku agresif pada remaja. Studi literatur ini menggunakan berbagai sumber publikasi ilmiah yang difokuskan terhadap Hubungan serta kondisi variabel penelitian. Hasil studi menunjukkan adanya hubungan verbal abuse dan perilaku agresif sebesar 65,1% (verbal abuse) dan 74,4% (perilaku agresif). Perilau verbal abuse yang sering dilakukan meliputi membentak, memarahi, merendahkan anak. Hasil stud juga menunjukkan adanya hubungan konformitas teman sebaya dan perilaku agresif dengan kategori sebesar 67.59% pada tingkatan “Tinggi.  Dengan demikian, setiap variabel penelitian memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Penelitian ini dimanfaatkan sebagai pengembangan keilmuan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi agar tidak melakukan tindak kekerasan.
Penerapan Konseling Kelompok Teknik Modelling untuk Mereduksi Burnout Akademik Peserta Didik SMA Bagus Arya Wibawa; Ibnu Mahmudi; Noviyanti Kartika Dewi
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 2 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan layanan konseling kelompok yang menggunakan strategi modeling untuk mengurangi burnout akademik siswa SMA. Pendekatan penelitian yang sedang diupayakan adalah salah satu studi literatur. Pada penelitian ini menggunakan berbagai macam sumber tertulis seperti buku, jurnal ilmiah, penelitian terdahulu dan penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi yang relevan. Metode studi literatur dilakukan dengan kajian kepustakaan data-data bahan melalui laman google scholar. Burnout akademik merupakan suatu keadaan kejenuhan atau kelelahan yang dialami peserta didik karena ketidakmampuan dalam menyelesaikan tugas akademik sehingga mengakibatkan perubahan perilaku kearah negatif dan penurunan prestasi akademik. Konseling kelompok merupakan layanan bantuan yang diberikan konselor kepada konseli untuk mengatasi permasalahan burnout akademik dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Teknik modelling digunakan supaya peserta didik mengaplikasikan perilaku baru dengan proses yaitu pengamatan, observasi, menggeneralisir perilaku orang atau tokoh lai. Hasil studi ini mendeskripsikan bahwa terdapat permasalahan burnout akademik sebesar 74% dan tegolong pada tingkatan tinggi sebelum dilakukan konseling kelompok. Bentuk burnout akademik yang terjadi adalah seperti siswa merasa jenuh belajar, sering mengabaikan tugas, dan sikap menghindar dari kegiatan akademik. Setelah dilakukan layanan konseling kelompok tingkat burnout akademik mengalami penurunan menjadi 34% pada tingkatan rendah. Dengan demikianlayanan konseling kelompok teknik modelling dapat mereduksi perilaku burnout akademik pada peserta didik.
UPAYA MENINGKATKAN ETIKA PERGAULAN TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 MADIUN Nathaniella Zerlina Yekti; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2585

Abstract

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri atau krisis identitas. Etika pergaulan teman sebaya merupakan hal yang sangat penting agar remaja dapat memilah tindakan yang baik dan benar untuk mereka lakukan sehingga tidak merugikan orang lain. Remaja yang baik salah satunya adalah memiliki sikap etika yang baik termasuk dengan teman sebaya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peserta didik memilih sikap seperti sering berkata kasar, menunjukkan sikap kurang menghargai dan menghormati dengan teman atau sebayanya. Berdasarkan fenomena tersebut peserta didik perlu diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving untuk meningkatkan etika pergaulan teman sebaya peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode PTBK (penelitian tindakan bimbingan dan konseling) dengan 2 siklus dan setiap siklus memiliki dua pertemuan. Luaran dari PTBK nantinya berupa seminar PTBK dan artikel ilmiah yang dipublikasikan. Hasil dari penelitian yang ditemukan adalah bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dapat meningkatkan kemampuan etika pergaulan teman sebaya peserta didik kelas E. Pada post-test siklus pertama sebanyak 4 peserta didik berada dalam kategori sedang dan 2 peserta didik di kategori tinggi, peningkatan rata-rata dari nilai pre-test 37,5 menjadi 84,5, namun terdapat satu peserta didik yang tidak mengalami peningkatan, hal tersebut menjadi dasar untuk melakukan layanan di siklus ke 2, hasilnya ke 5 peserta didik mengalami peningkatan sehingga menghasilkan kategori sangat tinggi dengan dibuktikan nilai rata-rata menjadi 142,83. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dapat meningkatkan etika pergaulan teman sebaya peserta didik.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN REALITA DALAM MENGUBAH KONSEP DIRI NEGATIF SISWA BROKEN HOME Nuzul Wahyu Resesy; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2586

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok dengan pendekatan realita dalam mengubah konsep diri negatif pada siswa yang berasal dari keluarga broken home. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 5 Madiun yang menunjukkan ciri-ciri konsep diri rendah berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes berupa angket konsep diri. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor konsep diri dari pra-siklus ke siklus I dan siklus II. Pendekatan realita terbukti efektif dalam membantu konseli memahami tanggung jawab pribadi, menantang pikiran negatif, dan membentuk pola pikir yang lebih konstruktif. Layanan ini juga mendorong konseli untuk memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan sosial maupun emosional. Dengan demikian, konseling kelompok pendekatan realita dapat menjadi strategi intervensi yang relevan untuk meningkatkan konsep diri siswa broken home di lingkungan sekolah.
UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MENGGUNAKAN KONSELING INDIVIDU MELALUI PENDEKATAN PERSON CENTER PADA SISWA Rahayu Kurniawati; Nindia Harnes Prima Aidha; Ibnu Mahmudi
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i7.2623

Abstract

Masa remaja sebagai masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Pada fase ini masa remaja masih diisi dengan kegiatan bermain, ketergantungan pada orang tua, mendapatkan apresiasi dari diri dan lingkungan sekitar. Dalam menemukan identitas diri tersebut remaja harus dapat memahami dan menerima kelebihan serta kekurangan yang ia miliki. Pada perkembangan remaja yang akan diidentifikasi oleh penulis disini mengenai kepercayaan diri. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan subjek penelitian ini salah satu peserta didik di kelas VIII D SMPN 5 Madiun yang sering mengalami rendah diri saat memulai komunikasi dengan teman, sering tidak yakin dengan pengerjaan soal yang diperintahkan oleh guru dan sering tidak mendapatkan kesempatan untuk diskusi bersama teman-temannya. Berdasarkan persoalan tersebut peserta didik ini membutuhkan upaya untuk meningkatkan percaya diri dalam mengidentifikasi potensi yang ada di dalam dirinya dengan layanan responsif konseling individu. Tujuan dari penelitian ini peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang memiliki kepercayaan diri atas potensi yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan metode PTBK (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) dengan 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes berupa angket percaya diri. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hasil akhir yang baik di angket percaya diri yang dilakukan pada siklus II. Pendekatan Person Centered terbukti efektif dalam membantu peserta didik untuk mengidentifikasi perilaku, mengolah perspektif baru dan mendapatkan alternatif baru dalam penyelesaian masalah untuk menghasilkan keputusan dalam mengambil sebuah tindakan dan menitkberatkan peserta didik dalam memahami potensi untuk mengidentifikasi perilaku yang tepat.