Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Kingdom (The Journal of Biological Studies)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BATANG JARAK CINA (Jatropha multifida Linn) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALI HAMA Plutella xylostella PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Lisne Irawati; IGP Suryadarma; Suhartini suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 6 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 6 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i6.7832

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak batang jarak cina (Jatropha multifida Linn) sebagai pestisida nabati terhadap mortalitas larva Plutella xylostella, jumlah pupa Plutella xylostella, tingkat kerusakan tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian ini dilaksanakan di Green House Biologi, FMIPA, UNY pada Januari-Maret 2017. Jenis penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen dengan 5 variasi dosis dan 5 ulangan, dengan masing-masing dosis 0% (P0), 7,5% (P1), 10% (P2), 12,5% (P3), dan pestisida sintetik (P4). Parameter yang diamati adalah mortalitas larva, jumlah pupa, dan tingkat kerusakan daun sawi. Analisis data dilakukan dengan uji homogenits, normalitas, dan uji anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak batang jarak cina pada dosis 12,5% berpengaruh terhadap mortalitas Plutella xylostella, jumlah pupa, dan tingkat kerusakan daun sawi.Kata Kunci: pestisida nabati, jarak cina, Plutella xylostella, sawi (Brassica juncea L.)
EFEKTIVITAS DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI Spodoptera litura PADA SAWI (Brassica juncea ) Mesa Septiana Wuandari; IGP Suryadarma; Suhartini Suahartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 4 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i4.6976

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun Majapahit (Crescentia cujete)  sebagai pengendali hama Spodoptera litura pada tanaman sawi caisim (Brassica juncea), persentase mortalitas Spodoptera litura, pemendekan fase hama Spodoptera litura instar III menjadi pupa, pengaruh terhadap morfologi, tingkat kerusakan tanaman sawi dan berat basah (Brassica juncea) setelah pemberian ekstrak. Jenis Penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 variasi dosis dan 5 kali pengulangan dosis  yang di gunakan yaitu 0%, 17,5%, 20%, 22,5% dan pestisida sintetis. Penginfeksian hama dilakukan pada tanaman sawi yang berumur 21 hari setelah tanam di green house FMIPA, UNY. Tanaman sawi diinfeksikan masing-masing 5 ekor larva Spodoptera litura, perhitungan mortalitas larva dilakukan satu hari penyemrotan pestisida nabati. Hasil uji statistik Oneway Anova diperoleh p=0,000 sehingga (p0,05) artinya ada perbedaan yang nyata atau bermakna pengaruh ekstrak daun majapahit.Ekstrak daun majapahit berpengaruh terhadap mortalitas dan pemendekan siklus larva instar III Spodoptera litura namun tidak berpengaruh terhadap morfologi, tingkat kerusakan dan berat basah tanaman sawi. Dosis yang paling berpengaruh yaitu pada dosis 22,5% artinya semakin tinggi dosis maka mortalitas akan semakin tinggi dan pupa akan mengalami percepatan fase larva instar III menjadi pupa. Kata kunci: Ekstrak Crescentia cujete, Spodoptera litura
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KLUWAK (Pangium edule Reinw.) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALIAN HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI ( Brassica juncea (L.) Fanti Restika Fitriyanti; IGP Suryadarma; Suhartini suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 8 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 8 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i8.7894

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji kluwak (Pangium edule) terhadap persentase mortalitas, persentase pupa Spodoptera litura dan tingkat kerusakan tanaman sawi (Brassica juncea (L.)) pada perlakuan preventif dan kuratif. Jenis Penelitian ini adalah Rancangan Penelitian Eksperimen yang terdiri atas dua perlakuan preventif dan kuratif, lima variasi dosis pestisida nabati biji kluwak (Pangium edule), yaitu 0%; 15%; 20%; 25% dan kontrol positif menggunakan pestisida sintetik. Setiap perlakuan terdiri atas lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas hama Spodoptera litura tertinggi terdapat pada dosis perlakuan pestisida nabati biji kluwak (Pangium edule) 25%, yaitu 100% pada perlakuan preventif dan kuratif. Hasil penelitian jumlah larva yang menjadi pupa tertinggi pada dosis 15% pada perlakuan preventif dan kuratif. Penyemprotan pestisida nabati biji kluwak (Pangium edule) memberikan pengaruh terhadap tingkat kerusakan daun sawi. Dosis optimal ekstrak biji kluwak sebagai pengendalian hama Spodoptera litura adalah pada dosis 25%.Kata kunci: Pangium edule, Spodoptera litura
UJI EKSTRAK DAUN MARA TUNGGAL (Clausena excavate Burm F) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Tantin Nurhidayah; IGP Suryadarma; Suhartini Suahartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 5 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 5 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i5.7788

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun mara tunggal (Clausena excavata Burm F) sebagai bioinsektisida hama Spodoptera litura pada tanaman sawi caisim, mortalitas larva, pemendekan fase larva instar III Spodoptera litura menjadi pupa, ada tidaknya pengaruh terhadap morfologi dan berat basah tanaman sawi caisim. Jenis penelitian ini adalah Rancangan Eksperimen dengan 5 variasi dosis dan 5 kali pengulangan. Obyek penelitian ini adalah 125 ekor larva instar III Spodoptera litura. Ekstrak daun mara tunggal dibuat menjadi 4 variasi dosis yaitu 0 %, 17,5 %, 20 %, dan 22,5 % juga pestisida sintetik. Hasil Uji Normalitas p=0,314 artinya data berdistribusi normal, hasil uji homogenitas p=0,180 artinya persebaran data homogeny. Hasil uji statistik Oneway Anova diperoleh p=0,000 sehingga (p0,05) artinya terdapat perbedaan yang nyata ekstrak daun mara tunggal terhadap mortalitas larva Spodoptera litura. Hasil uji Oneway Anova menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pemendekan fase larva menjadi pupa. Terdapat pengaruh terhadap morfologi tanaman sawi, namun tidak berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi caisim. Dosis yang paling berpengaruh yaitu pada dosis 22,5% artinya semakin tinggi dosis maka mortalitas akan semakin tinggi dan Spodoptera litura akan mengalami percepatan fase larva instar III menjadi pupa. Kata kunci: Clausena excavata, Spodoptera litura
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea) Martha Lina; IGP Suryadarma; Suhartini suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Prodi Biologi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v5i4.5852

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun Legundi (Vitex trifolia) sebagai pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi caisim (Brassica juncea), persentase mortalitas, pemendekan siklus hidup hama menjadi pupa, dan ada tidaknya pengaruh terhadap morfologi tanaman sawi caisim (Brassica juncea) setelah pemberian ekstrak daun Legundi (Vitex trifolia). Jenis penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ekstrak daun Legundi Vitex trifolia dibuat dari  100 gram daun Legundi segar yang dihaluskan dengan pelarut air dan direndam selama 24 jam dalam 1000 ml air. Starter ekstrak daun Legundi Vitex trifolia dibagi menjadi 5 variasi dosis yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Hasil uji statistik Oneway Anova diperoleh p= 0,005, sehingga (p0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna, yaitu ekstrak daun Legundi Vitex trifolia mengakibatkan mortalitas hama Plutella xylostella. Ekstrak daun Legundi Vitex trifolia pada dosis 20% adalah dosis paling efektif mengakibatkan kematian larva. Hasil uji statistik Oneway Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata persentase terjadinya pembentukan pupa hama Plutella xylostella. Setelah penyemprotan ekstrak terhadap tanaman sawi caisim (Brassica juncea), menunjukkan tanaman sawi caisim (Brassica juncea) tetap hidup dan tidak ada kerusakan akibat terpapar ekstrak.Kata kunci: Ekstrak, Pestisida, Plutella xylostella.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KENDAL (Cordia dichotoma) SEBAGAI PENGENDALI HAMA Spodoptera litura F PADA TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea (L.)). Fentty Reviantika; IGP Suryadarma; Suhartini suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 8 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 8 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i8.7895

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan preventif dan kuratif pemberian ekstrak daun kendal (Cordia dichotoma) terhadap persentase mortalitas, persentase pupa Spodoptera litura F dan tingkat kerusakan tanaman sawi caisim (Brassica juncea (L.)). Jenis Penelitian ini adalah Rancangan Penelitian Eksperimen. Penlitian ini dilakukan di green house Kebun Biologi FMIPA UNY pada Februari-April 2017. Hasil Penelitian menunjukkan pada pengamatan pertama dan ke dua pada perlakuan kuratif dan pada pengamatan ke dua dan ke tiga perlakuan preventif terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan ekstrak daun kendal (Cordia dichotoma) terhadap mortalitas larva Spodoptera litura F. Pada pengamatan ke dua pada perlakuan kuratif, pada pengamatan ke tiga perlakuan preventif terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan ekstrak daun kendal (Cordia dichotoma) terhadap persentase pupa Spodoptera litura F. Pemberian ekstrak daun kendal (Cordia dichotoma) memberikan pengaruh terhadap tingkat kerusakan tanaman sawi caisim. Ekstrak daun kendal (Cordia dichotoma) yang menunjukan dosis paling optimal sebagai pengendali hama Spodoptera litura F adalah dosis 25%.Kata Kunci : Cordia dichotoma, Spodoptera litura F
PENGARUH PESTISIDA NABATI TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) TERHADAP PENGENDALIAN HAMA ULAT TRITIP (Plutella xylostella) TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Insiwi Purwianshari; Suhartini Suhartini; IGP Suryadarma
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 4 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i4.6858

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis penyemprotan ekstrak daun tapak liman terhadap mortalitas hama ulat tritip, pemendekan fase larva menjadi pupa, tingkat kerusakan tanaman sawi, berat basah tanaman sawi, dan dosis pestisida nabati yang paling efektif untuk pengendalian hama ulat tritip. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ekstrak tapak liman. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali, dengan rincian P0 (kontrol air), P1 (ekstrak tapak liman 2,5%), P2 (ekstrak tapak liman 5%), P3 (ekstrak tapak liman 7,5%), P4 (ekstrak tapak liman 10%), dan P5 (pestisida sintetik). Analisis data menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan data pengamatan, aplikasi ekstrak tapak liman berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat tritip, rata-rata mortalitas tertinggi pada dosis 10%. Aplikasi ekstrak tapak liman berpengaruh nyata terhadap pemendekan fase larva instar IV, dengan rata-rata persentase tertinggi 56% pada dosis 2,5%. Aplikasi ekstrak tapak liman menyebabkan penurunan persentase kerusakan tanaman sawi, kerusakan terendah pada dosis 10%. Aplikasi ekstrak tapak liman juga berakibat pada peningkatan berat basah tanaman sawi sebesar 40,24 gram. Kata Kunci: Ekstrak Tapak Liman (Elephantopus scaber L.), Ulat Tritip (Plutella xylostella), mortalitas, pupa, kerusakan daun, berat basah.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BATANG KAYU KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr.) SEBAGAI BIOPESTISIDA PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea (L.)) Rizka Budiasti; IGP Suryadarma; Suahrtini Suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Prodi Biologi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v5i3.4686

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak batang kayu kuning sebagai pengendali hamaPlutella xylostella pada tanaman sawi caisim, persentase mortalitas hama Plutella xylostella, pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostellamenjadi pupa, dan ada tidaknya pengaruh terhadap morfologi tanaman sawi caisim setelah pemberian ekstrak batang kayu kuning. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan variasi dosis ekstrak batang kayu kuning dengan lima ulangan yaitu L0 (kontrol), L1 (ekstrak batang kayu kuning 5%), L2 (ekstrak batang kayu kuning 10%), L3 (ekstrak batang kayu kuning 15%), dan L4 (ekstrak batang kayu kuning 20%).Hasil penelitian menunjukkan dosis optimal ekstrak batang kayu kuning yang menyebabkan terjadinya mortalitas hamaPlutella xylostella tertinggi yaitu pada dosis 20%. Hasil uji Anova Satu Arah menunjukkan terdapat perbedaan sangat signifikan rata-rata persentase mortalitas hamaPlutella xylostella menurut dosis ekstrak batang kayu kuning. Hasil penelitian juga menunjukkan ekstrak batang kayu menyebabkan terjadinya pemendekan siklus hidup hamaPlutella xylostella, dengan persentase terjadinya pupa tertingi pada dosis 15% dan terjadi penurunan rata-rata persentase pupa pada dosis 20%. Hasil uji Anova Satu Arah menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata persentase terjadinya pupa hamaPlutella xylostella. Setelah aplikasi ekstrak terhadap tanaman sawi caisim, menunjukkan tanaman sawi caisim tetap hidup dan tidak ada perubahan secara morfologinya. Kata kunci: Ekstrak batang kayu kuning, sawi caisim, mortalitas, hama Plutella xylostella
EKSISTENSI DAN DISTRIBUSI BERINGIN (Ficus spp.) SEBAGAI MITIGASI PENCEMARAN UDARA DI KOTA YOGYAKARTA Lain Miftahu Suad; IGP Suryadarma; Suhartini suhartini
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i3.6814

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif eksistensi Beringin bagi masyarakat tradisional Kota Yogyakarta, distribusi dan kemelimpahan jumlah individu Beringin di Kota Yogyakarta, ukuran Beringin, kemampuan Beringin dalam mereduksi polutan di udara, dan pengetahuan masyarakat tradisional Kota Yogyakarta tentang Beringin.Objek penelitian ini adalah pohon Beringin yang ada di Kota Yogyakarta khususnya yang berada di Ruang Terbuka Hijau (RTH. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Kota Yogyakarta, khususnya abdi dalem Keraton Yogyakarta. Lokasi penelitian ini di tepi jalan raya, halaman perkantoran, lapangan terbuka, dan Kebun Binatang Gembira Loka (KBGL). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah observasi dan survei (wawancara). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 poin penting yang menjadi landasan perspektif bagi masyaratakat tradisional Kota Yogyakarta dalam memaknai eksistensi Beringin, distribusi Beringin di Kota Yogyakarta menyesuaikan dengan garis tepi jalan atau tepi alun-alun, terdapat kemelimpahan jumlah sebanyak 899 individu Beringin yang terdiri dari Beringin (Ficus benjamina L.) dan  Preh (Ficus ribes B). Beringin yang ditemukan meliputi habitus semai, pancang, tiang, pohon, bonsai, dan epifit. Kemelimpahan jumlah Beringin di Kota Yogyakarta tersebar pada 83 lokasi. Rata-rata umur pohon Beringin sebesar 15,9 tahun  dan tinggi 5,79 m. Rata-rata Pb yang terserap dan terjerap pada daun dan kulit batang  Beringin masing-masing 0,3 mg/kg dan 0,5 mg/kg sedangkan Preh 0,6 mg/kg dan 0,2  mg/kg. Rata-rata debu yang terjerap pada Beringin 0,0381 g dan Preh 0,0030 g. Sebesar  75% masyarakat tradisional Kota Yogyakarta mengetahui pengetahuan tentang Beringin. Kata Kunci: Eksistensi, Distribusi, Beringin, Mitigasi, Pencemaran udara, Masyarakat tradisional Kota Yogyakarta
Pengaruh Penyiraman Hasil Biodegradasi Daun Oleh Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) Fitri Purnamasari; Djukri Djukri; IGP Suryadarma
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Prodi Biologi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v5i4.4688

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiraman air kolam hasil biodegradasi daun oleh keong mas (Pomacea canaliculata L.) terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) dan mengetahui konsentrasi optimum N, P, K yang terkandung pada hasil biodegradasi daun oleh keong mas yang berukuran 5 cm, 4 cm, 3 cm dan 2 cm terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap yang dilakukan pada bulan Januari-Mei 2016 di Kebun Biologi FMIPA UNY. Penyiraman berasal dari air hasil pemeliharaan keong dengan ukuran tiap bak yaitu A=5cm, B=4cm, C=3cm dan D=2cm. Air tersebut diuji kandungan N, P, dan K di BPTP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyiraman hasil biodegradasi daun oleh keong mas memberikan pengaruh signifikan pada tinggi tanaman, jumlah daun 7 hst, 14 hst, 21 hst, panjang akar, bobot basah dan bobot kering. Namun penyiraman hasil biodegradasi tidak memberikan pengaruh signifikan pada jumlah daun 28 hst dan 35 hst serta kadar klorofil total. Penyiraman hasil biodegradasi daun oleh keong mas yang berukuran 5 cm, berat 210gr/10 keong dengan konsentrasi N 0,010%, P 0,005% K 0,045% memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot basah, dan bobot kering tanaman cabai rawit.Kata kunci: Biodegradasi, keong mas, ukuran keong, cabai rawit.