Sarekat rakyat Pontianak merupakan organisasi afiliasi PKI tahun 1924 dan hasil gabungan sarekat islam (merah) dan National Indische Partij. Penelitian bertujuan mendeskripsikan proses terbentuk, gerakan, dan berakhirnya SR Pontianak (1924-1926). Penelitian menggunakan metode sejarah melalui heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Temuan menunjukkan bahwa vakumnya SI di Kalimantan Barat 1920 mendorong aktivisnya mengembangkan SI merah yang terpengaruh komunis. Berkembang pula NIP berhaluan nasionalisme. Pada November 1924 pengurus SI merah dan NIP sepakat berfusi membentuk sarekat rakyat Pontianak berafiliasi dengan PKI pimpinan Gusti Sulung Lelanang. SR Pontianak menggunakan agitasi dan propaganda melalui penerbitan surat kabar berhaluan kiri. Gunanya menyadarkan rakyat dan sarana kritik terhadap penguasa kolonial. Surat kabar tersebut, yakni warta Borneo (1924), halilintar-Hindia (1924), dan Berani (1925). Organisasi ini juga mendirikan klub debat serta mengirimkan kader ke daerah untuk memperluas pengaruh. Aktivitas SR Pontianak yang dianggap radikal mendorong pemerintah kolonial melakukan pelarangan terbit surat kabar dan hak berserikat. Momentum perlawanan PKI 1926-1927 di Banten dan Sumatera Barat turut mempengaruhi eksistensinya. Langkah preventifnya adalah aparat kolonial menangkap pengurus kemudian diasingkan ke Boven Digul.