Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MELALUI PELESTARIAN BAHASA DAERAH MANUS Angelina Eldaranti Yosta; Muhsin, Habib
Jurnal Komunikasi Pemberdayaan Vol 2 No 2 (2023): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47431/jkp.v2i2.327

Abstract

Komunikasi pemberdayaan merupakan upaya untuk mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam suatu kegiatan pemberdayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana  komunikasi pemberdayaan melalui pelestarian bahasa daerah Manus di Desa Golo Meni Kecamatan Kota Komba Utara Kabupaten Manggarai Timur. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data secara kulaitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pemberdayaan melalui pelestarian bahasa daerah Manus di Desa Golo Meni Kecamatan Kota Komba Utara Kabupaten Manggarai Timur dilaksanakan oleh pemerintah desa dan masyarakat Golo Meni dengan efektif.  Wujud pemberdayaan yang dilaksanakan adalah berpartisipasi dalam upaya pelestarian bahasa Manus. Target pemberdayaan yaitu warga masyarakat di Desa Golo Meni. Media penyampaian pesan dalam  pelaksanaan pemberdayaan adalah tatap muka langsung. Masyarakat memberikan respon baik dengan berpartisipasi melestarikan bahasa Manus.
Analisis Framing Penegakan Hukum di Indonesia Dalam Film Ice Cold: Murder, Coffe and Jessica Wongso Ibrani, Marianus; Muhsin, Habib
Jurnal Komunikasi Pemberdayaan Vol 3 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47431/jkp.v3i2.455

Abstract

Film merupakan saluran komunikasi massa yang paling efektif dalam penyampaian pesan. Film dapat memberi efek baik dari aspek  kognitif afektif dan  psikomotorik dengan mudah kepada penonton. Film dalam proses penyampaian pesanya tidak hanya sekedar bercerita akan tetapi juga memberikan gambaran dalam kehidupan sosial. Begitu juga dengan film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso karya sutradara Rob Sixmith yang menggambarkan kondisi penegakan hukum di Indonesia dengan segala praktik-praktik kotornya. Film dokumenter ini mengingatkan kembali ingatan masyarakat Indonesia akan kasus kematian karena kopi sianida pada tujuh tahun lalu yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Film ini berhasil mengajak masyarakat Indonesia untuk kembali menyoroti kasus yang telah lama dilupakan dengan keyakinan adanya kejanggalan dalam proses penegakan hukumnya. Dengan berbagai keunggulan film ini, maka penulis melakukan penelitian mendalam pada aspek ceritanya, guna memahami pesan-pesan apa saja yang sebenarnya hendak disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teori analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, film dokumenter dan media massa, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan cara menonton berulang-ulang film dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini adalah masih adanya praktik-praktik kotor dalam proses penegakan hukum di Indonesia sehingga hak-hak warga masyarakat untuk memperoleh kedudukan yang sama di depan hukum tidak lagi terealisasikan.
Upaya Pemerintah Desa Dalam Optimalisasi Komunikasi Pemberdayaan Keluarga Menuju Desa Layak Anak Setyowati, Yuli; Sulistyowati, Fadjarini; Muhsin, Habib
INDONESIAN GOVERNANCE JOURNAL : KAJIAN POLITIK-PEMERINTAHAN Vol 5 No 2
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/igj.v5i2.67

Abstract

Pemerintah Desa Gilangharjo berusaha mencapai target Desa Layak Anak sesuai target Pemerintah Kabupaten Bantul tahun 2024 menjadi Kabupaten Layak Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya-upaya komunikasi pemberdayaan keluarga dalam mewujudkan Desa Layak Anak. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif interpretatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, FGD, observasi, dan dokumentasi. Informan berjumlah 19 orang yang dipilih secara purposive sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan yang didapat menjelaskan bahwa upaya-upaya komunikasi pemberdayaan keluarga dalam rangka mewujudkan desa layak anak meliputi: komunikasi pemberdayaan di bidang kesehatan, komunikasi pemberdayaan keluarga di bidang pendidikan melalui program Karang Taruna Mengajar, komunikasi pemberdayaan keluarga di bidang hukum, komunikasi pemberdayaan melalui Forum Anak, dan komunikasi pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan membatik. Upaya ini sangat didukung oleh pihak Pemerintah Desa yang diwujudkan dalam komitmen pemerintah desa melalui penerbitan Surat Keputusan tentang Desa Layak Anak, keterlibatan lembaga-lembaga masyarakat, dunia usaha dan media massa dalam pemenuhan hak anak, serta kolaborasi antar berbagai komponen desa.
Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Jalan Di Kabupaten Klaten Tahun 2021-2023 Fadillah, Hendrian Doni; Muhsin, Habib; Noviasari, Dilli Trisna
Borobudur Law and Society Journal Vol 4 No 1 (2025): Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/11956

Abstract

Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pemenuhan Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Jalan Di Kabupaten Klaten Tahun 2021-2023 serta Faktor-faktor apa saja yang menghambat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan di Kabupaten Klaten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yuridis empiris dengan pendekatan undang - undang. Data yang digunakan diperoleh dari data primer dan skunder yaitu dengan melakukan wawancara dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Klaten serta studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan standar pelayanan minimal bidang jalan di kabupaten klaten (2021-2023), berdasarkan teori implementasi kebijakan menurut George C. Edward III masih belum efektif dalam pelaksanaanya. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi yaitu berdasarkan faktor informasi, faktor sumber daya, faktor disposisi dan faktor struktur birokrasi. Terdapat permasalahn-permasalahan diantaranya permasalahan terkait informasi, anggaran, dan sumber daya manusia
PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN ANALISIS MASALAH BAGI SATGAS KOMITE KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (KKPA) DALAM PENAGGULANGAN KASUS KEKERASAN ANAK DAN PEREMPUAN Muhsin, Habib; Setyowati, Yuli; Irsasri, Irsasri
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 4 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i4.1483-1500

Abstract

Penanggulangan kasus kekerasan anak dan perempuan perlu dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Salah satu upaya nyatanya adalah dengan meningkatkan keterampilan komunikasi dan analisis permasalahan yang harus dikuasi oleh para pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan kekerasan anak dan perempuan. Pada saat ini KKPA (Komite Kesejahteraan dan Perlindungan Anak) Kalurahan Gilangharjo Kapanewon Pandak Kabupaten Bantul  Yogyakarta berkepentingan untuk memiliki kader yang terampil dalam berkomunikasi, terutama kemampuan memetakan dan menganalisis problematika kekerasan perempuan dan anak, kemampuan teknik berkomunikasi yang efektif kepada klien/korban dan kemampuan menyusun laporan tertulis secara sistematis dan informatif. Mengingat kasus kekerasan anak dan perempuan tidak semua terungkap dikarenakan sikap tertutup dari korban. Hal ini menyebabkan terhambatnya komunikasi yang dilakukan oleh satgas KKPA. Disinilah arti pentingnya KKPA dalam mengidentifikasi berbagai kasus kekerasan. Satgas KKPA  Gilangharjo berjumlah 60 orang, mayoritas mereka adalah perempuan. Tujuan pengabdian: 1) memberikan pemahaman dan kemampuan menganalisis  berbagai isu kekerasan anak dan perempuan; 2) memberikan materi pelatihan tentang praktik komunikasi yang efektif dengan pendekatan komunikasi personal sehingga dapat mengungkap setiap kasus; 3) pelatihan keterampilan menyusun laporan tertulis secara sistematis dan informatif. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pelatihan analisis masalah, pelatihan ketrampilan teknik komunikasi personal dan pelatihan teknik meyususun laporan kasus. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Balai Kalurahan  Gilangharjo Kapanewon Pandak Kabupaten Bantul pada tanggal 4 - 6 Juni 2022. Hasil pengabdian adalah meningkatnya pemahaman dan ketrampilan  komunikasi dan analisis masalah   satgas KKPA dalam upaya menanggulangi kasus kekerasan  anak dan perempuan di Gilangharjo.
PENDAMPINGAN KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI BAGI KADER KOMITE KESEJAHTERAAN PERLINDUNGAN ANAK (KKPA) KALURAHAN GILANGHARJO, BANTUL Setyowati, Yuli; Sulistyowati, Fadjarini; Muhsin, Habib
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.860-868

Abstract

KKPA merupakan organisasi yang bergerak dalam perlindungan anak dan perempuan di Kalurahan  Gilangharjo,Pandak, Kabupaten Bantul.  KKPA memberikan pendampingan bagi anak dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam keluarga. Kader KKPA yang sering disebut Satuan Tugas (SATGAS) KKPA merupakan perwakilan dari tiap padukuhan di Kalurahan  Gilangharjo.  Dalam menjalankan tugasnya dalam memfasilitasi masyarakat, para kader membutuhkan  keterampilan berkomunikasi. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan peningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal baik tatap muka maupun  melalui media digital. Tujuan kegiatan: 1) memberikan pemahaman kepada para kader KKPA tentang teknik-teknik komunikasi efektif agar dapat memfasilitasi masyarakat secara baik; 2) memberikan pelatihan teknik berkomunikasi interpersonal dan melalui media digital; 3) melakukan pendampingan praktik berkomunikasi secara efektif; 4) melakukan pendampingan kepada kader KKPA dalam menyusun SOP panduan berkomunikasi. Metode kegiatan dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan.  Kegiatan diawali dengan FGD dengan semua kader untuk pemetaan potensi dan problematika dalam berkomunikasi.  Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilaksanakan  dalam empat sesi yakni:   1) Pelatihan berkomunikasi interpersonal secara efektif; 2) Pelatihan berkomunikasi melalui media digital secara efektif dan 3) Pelatihan memfasilitasi masyarakat; dan 4) Pendampingan praktik fasilitasi menggunakan komunikasi interpersonal dan media digital. Hasil dari kegiatan pendampingan adalah  peningkatan pemahaman dan keterampilan berkomunikasi para kader dan tersusunnya buku saku keterampilan berkomunikasi bagi para kader KKPA.  Â