Sirait, Yusnita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENERAPAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI APENDIKTOMI DI RUANG BOUGENVILLE RSUD DR ABDUL RIVAI KABUPATEN BERAU Sirait, Yusnita; Komariyah, Nur; Darmawan, Awal; Sumiati, Sumiati
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jkw.v5i1.1345

Abstract

Latar Belakang: Apendiktomi merupakan operasi pengangkatan apendiks yang telah terinfeksi dan harus dilakukan sesegera mungkin untuk mengurangi resiko perforasi lebih lanjut. Mobilisasi dini memperlancar peredaran darah sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka.Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh penerapan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post operasi apendiktomi.Metode:Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi Experimen, pendekatan Post Test Only dengan Time Series, Jadi ini adalah penelitianexperiment dengan pengukuran efek perlakuan yang dilakukan secara berulang pada satu kelompok saja secara utuh. Sampel penelitian 11 responden, diambil dengan teknik Purposive Sampling. Kreteria inklusinya pasien sadar penuh, mendapatkan pengobatan farmakologis yang sama, bersediadijadikan sampel penelitian. Observasi penyembuhan luka dengan scala tanda-tanda infeksi. Hasil:Nilai rata rata penyembuhan luka pada post test 1H2 2,909, SD 0,70, nilai minimal 2 maksimal 4, pada post test 2 H4 1,545 dan SD 0,69, nilai minimal 1 maksimal 3. Setelah dilakukan mobilisasi dini, penyembuhan luka baik ditandai dengan jumlah skor tanda infeksi dalam batas normal dan penurunan gejala infeksi pada post test 2 H4. UjiShapiro Wilk didapatkan Whitung post test 1H2 0,822 kurang Wtabel 0,850 dan Whitung post test 2 H4 0,756 kurang Wtabel 0,850. Analisa bivariat menggunakan uji Wilcoxon didapatkan W hitung 0,000 kurang Wtabel 10 yang berarti Ha diterima Ho ditolak. artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran luka pada H2 dan H4 dengan nilai selisih 1,364. Kesimpulan:Ada pengaruh yang signifikan perlakuan mobilisasi diniterhadap proses penyembuhan luka pada pasien post operasi apendiktomi. Saran:Mobilisasi dini sangat penting dilakukan pada 2 lebih 48 jam post operasi apendiktomi, agar penyembuhan luka berjalan dengan baik.
GAMBARAN PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR (SITUATION, BACKGROUND, ASSESSMENT, RECOMMENDATION) SAAT HANDOVER PERAWAT Rusdi, Rusdi; Hidaya Tappi, Nurul; Dewi Sulistyarini, Wahyu; Sirait, Yusnita; Wardatun Hasanah, Siti
Jurnal Keperawatan Wiyata Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan ITKes Wiyata Husada Samarida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/jkw.v5i2.1451

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit ialah elemen penting dalam sistem pelayanan kesehatan dengan penerapan komunikasi SBAR pada saat handoversangat diperlukan. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran metode komunikasi SBAR pada saaat handover. Metode: penelitian ini  deskriptif dengan populasi 56 orang tersebar 3 unit pelayanan. Sampel sejumlah 56 responden memakai teknik total sampling. Instrumen yang dipakai guna komunikasi SBAR ialah SOP milik badan PPSDMK kemenkes RI.  Data kuisioner SBAR dipilih ketika perawat menjalankan proses handover antar shift, dan diteruskan pengisian angket dan data dianalisis secara univariat. Hasil: Ruang Irna didapatkan nilai situation baik sejumlah 12 jiwa (52.2%), background baik sejumlah 18 jiwa (78.3%), assessment baik sejumlah 15 jiwa (65%), recommendation baik sejumlah 18 jjiwa (78.3%), ruang IGD didapatkan nilai situation baik sejumlah 12 jiwa (50%), background baik sejumlah 10 jiwa (41.7%), assessment baik sejumlah 6 jiwa (25%),recommendation baik sejumlah 13 jiwa (54.2%), ruang Perinatologi didapatkan nilai situation baik sejumlah 7 jiwa (77.8%), background baik sejumlah 5 jiwa (55.6%), assessment baik sejumlah 5 jiwa (55.6%), recommendation baik sejumlah 8 jiwa (88.9%). Kesimpulan: Gambaran penerapan komunikasi SBAR saat handover belum maksimal.