Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik untuk Peningkatan Fungsi Pekarangan Sebagai Penghasil Bahan Pangan Keluarga di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Nuryati, Rina; Priyadi, Rudi; Faqihuddin, Faqihuddin; Permata Bunda, Cici Aulia; Juhaeni, Ade Hilman
Bahasa Indonesia Vol 21 No 01 (2024): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.211.10

Abstract

The amount of waste in Tasikmalaya City that can be transported to the Ciangir Final Disposal Site is only around 61 percent. Households can play a role in supporting reducing rubbish or waste by processing it into useful items, including processing organic waste into organic fertilizer. However, making organic fertilizer must be in accordance with the recommended procedures so that it does not have a negative effect on plants, so it is necessary to carry out Community Service. Regarding the management of household organic waste into organic fertilizer to improve the function of the yard as a family food producer. Teh Community service was implemented using counseling and training methods from May to November 2023 for the Women's Farmer Group, namely Kusari and Sauyunan located in Cigintung, Sumelap Village, Tamansari District, as well as women from the Dharma Wanita Association at Siliwangi University, Tasikmalaya. From the results of the activities, it can be concluded that household waste that is managed well will provide economic, social and environmental benefits and vice versa. Well-managed organic household waste will become organic fertilizer which can be applied to plant cultivation in the yard so that the yard is more productive as a provider of family food while providing social and ecological benefits. Abstrak Sampah di Kota Tasikmalaya yang dapat diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir baru sekitar 61 persen. Rumah tangga dapat berperan dalam mendukung mengurangi sampah atau limbah dengan mengolahnya menjadi barang yang bermanfaat diantaranya mengolah limbah organik menjadi pupuk organik.. Namun pembuatan pupuk organik harus sesuai dengan prosedur yang disarankan agar tidak berpengaruh negatif terhadap tanaman maka perlu dilakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tentang pengelolaan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik untuk peningkatan fungsi pekarangan sebagai penghasil pangan keluarga. PkM dilaksanakan menggunakan metode penyuluhan dan pelatihan dari bulan Mei sampai November 2023 terhadap Kelompok Wanita Tani (KWT) yaitu KWT Kusari dan Sauyunan yang berlokasi di Kampung Cigintung Kelurahan Sumelap Kecamatan Tamansari serta ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Dari hasil kegiatan PkM dapat disimpulkan bahwa limbah rumah tangga yang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat ekonomis, sosial dan lingkungan serta sebaliknya. Limbah rumah tangga organik yang terkelola dengan baik akan menjadi pupuk organik yang dapat diaplikasikan pada budidaya tanaman di pekarangan sehingga pekarangan lebih produktif sebagai penyedia bahan pangan keluarga sekaligus memberikan manfaat sosial dan ekologi.
PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA PETANI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 MELALUI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS USAHA BUDIDAYA IKAN NILA Nuryati, Rina; faqihuddin, faqihuddin; Permata Bunda, Cici Aulia
Jurnal Pengabdian Siliwangi Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : LPPM Univeristas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jsppm.v6i2.2197

Abstract

Usaha budidaya ikan nila yang dilaksanakan sebagai usaha sampingan dalam usahatani tanaman-ternak terintegrasi memiliki tingkat produksi dan produktivitas yang rendah. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengelolaan usaha budidaya ikan nila agar produksi dan produktivitasnya meningkat sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan keluarga petani di tengah pandemi Covid-19.  Metode pelaksanaan PPM meliputi kegiatan penyuluhan dan pelatihan, bimbingan dan pengarahan, serta monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober 2020. Hasil observasi oleh pelaksana PPM menunjukkan bahwa petani sasaran sangat antusias mengikuti kegiatan PPM ini karena telah merasakan manfaat dari aplikasi Teknologi M-Bio dalam budidaya ikan nila. Manfaat tersebut diperoleh karena peran Teknologi M-Bio sebagai pupuk hayati yang disemprotkan langsung pada dasar kolam dan diaplikasikan pada pembuatan pupuk organik yang ditaburkan pada dasar kolam mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan plankton. Plankton ini menjadi sumber bahan pakan alami bagi ikan nila. Teknologi M-Bio juga berperan sebagai enzim yang ditambahkan pada pakan ikan sehingga mampu meningkatkan nilai nutrisi (nutrient value) pakan. Dengan demikian, pakan yang diberikan menjadi lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan ikan nila sehingga produksi dan produktivitasnya meningkat. Peningkatan produksi dan produktivitas ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani di tengah pandemi Covid-19.
Livelihood Strategies And Livelihood System of Dryland Farmers Nuryati, Rina; Faqihuddin, Faqihuddin; Permata Bunda, Cici Aulia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 9, No 2 (2025): June 2025
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v9i2.22359

Abstract

Dry land has great potential to support increased agricultural production, but its status is critical and farmers generally have weak capabilities (especially on capital). There is also a practice that destroys the environment and low technology adoption resulting in low income. Therefore, farmers are required to think rationally so that their needs are met through a livelihood strategy that is not limited to livelihoods but rather a livelihood strategy through the use of agricultural development capital. This research was conducted with the aim of knowing the livelihood strategies and livelihood systems of dry land farmers. The research method used a survey in two selected sub-districts, namely Cibalong and Karangnunggal, Tasikmalaya Regency, with a population of 3,684 dry land farmers, then the sample was taken by proportional simple random sampling, as many as 44 farmers from Parung Village, Cibalong Sub-District and 59 farmers from Cikupa Village, Karangnunggal Sub-District, so that the total sample is 103 people. The research was conducted from May to July 2023. Farmers' livelihood strategies were analyzed by the income and expenditure structure of farmer households and the purchasing power of farmers. Meanwhile, the farmer's livelihood system was analyzed descriptively in relation to the farmer's access to natural resource capital, economic capital, social capital, human capital and physical capital. The results showed that the strategy for fulfilling the needs of farmer households was carried out by seeking income from agriculture and non-agriculture. The average income of farmers from farming is IDR 17,793,227.18 per year and from non-agriculture is an average of IDR. 3,893,689.32 per year. So that the average total income of farmer households per year is IDR 21,686,916.50 or IDR 1,807,243.03 per month. Expenditures for farmer households IDR. 16,590,417.48 per year (for agricultural businesses IDR. 8,909,495.15 and for non-agricultural businesses IDR. 7,680,922.33 per year). As many as 36 percent of farming families are categorized as food insecure, while others are categorized as food secure. Based on the power value, all farming families are able to meet their expenses. The results of the analysis of farmers' livelihood systems related to capital factors (natural capital, economic capital, socio-cultural capital, human resource capital and infrastructure capital) are needed to support farmers' livelihood systems through sustainable Integrated Polyculture Plantation Farming (IPPF) management. 88.36 percent of respondents agreed and strongly agreed that natural capital is capital that supports farmers' livelihood systems through sustainable IPPF. Meanwhile, 70.10 percent agreed and strongly agreed that economic capital is capital that supports farmers' livelihood systems through sustainable IPPF management.