Dalam usaha mikro, kecil dan menengah baik skala mikro maupun makro, sistem pamasaran adalah hal yang sangat penting mengingat pemasaran merupakan tindakan perdagangan yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pengusaha. Pada usaha pengolahan kedelai yang menghasilkan produk susu dan tahu di Kelurahan Maccini Sombal Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebagai lokasi program PMP, terlihat bahwa pada umumnya melakukan usahanya kurang memperhatikan pengembangan usaha karena bagi mitra ini yang terpenting adalah pendapatan yang mereka terima cukup kebutuhan hidup yang mereka dapatkan sehingga inisiatif dan kreatif untuk mengembangkan usaha belum optimal dan belum menjadi tujuan utama. Guna meningkatkan pendapatan usaha, diperlukan transportasi dari prousen ke beberapa pasar tujuan dengan biaya yang minimal. Dengan meminimalkan biaya tanpa harus mengurangi jumlah produksi dan permintaan, maka terjadi peningkatan pendapatan bagi pengusaha susu dan tahu. Pola saluran pemasaran produk susu dan tahu di lokasi mitra binaan program PMP terdapat enam saluran , dan merupakan model distribusi yang multi saluran dan cukup memberikan keuntungan. Saluran yang dimaksud yakni; (i) produsen-pagandeng-konsumen, (ii) produsen-pengecer-konsumen, (iii) produsen pagandeng-pengecer-konsumen,(iv) produsen-pagandeng-restoran, (v) produsen-hotel, rumah sakit dll. Dan (vi) produsen-supermarket-konsumen. Terciptanya model distribusi multi saluran pemasara ini, maka pendapatan usaha yang diperoleh mitra program meningkan rata-rata 38,25 % dibanding sebelumnya hanya mencapai 16,67 % dalam kurung waktu lima terakhir ( Juli s/d November), dan atau dari nilai penjualan sebesar Rp. 166.601.600 meningkat menjadi Rp. 362.060.060,- Keuntungan yang diperoleh pengusaha susu dan tahu merupakan selisih antara penerimaan nilai jual dengan total nilai biaya yang dikeluarkan. Struktur biaya yang dikeluarkan meliputi biaya yang mengikuti irama produksi yang biasa disebut baiya variabel terdiri dari biaya pembelian kedelai, biaya bahan bakar, biaya bahan pembantu(cuka, gula masir),upah tenaga kerja, biaya konsumsi, biaya angkutan, biaya packing dan yang lainnya, sedangkan biaya yang secara tetap dikeluarkan adalah; biaya listrik, biaya PDAM, biaya kominikasi dan informasi,biaya retribusi, gaji karyawan tetap, biaya susut aktiva tetap dan biaya bantuan sosial. Walaupun nilai nominal tingkat pendapatan yang diperoleh pengusaha susu dan tahu meningkat, tetapi ditinjau dari harga bahan baku berfluktuasi dan cenderung meningkat harga sedangkan untuk mengikuti kenaikan harga produk yang dihasilkan tidak semudah karena banyak pesaing dipasaran. Untuk mengantisipasi kondisi seperti ini, telah dilakukan pengadaan bahan baku kedelai type “siaga stock”, artinya keuntungan yang diperoleh setiap hari disisihkan 5 % untuk cadangan modal untuk membiayai faktor-faktor produksi, seperti pembelian bahan baku, agar tidak terjadi kepakuhan dalam proses prouduksi bila terjadi lonjakan harga kedelai dan sekaligus merupakan sumber modal pengendali.