Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analysis of Potentially Inappropriate Prescriptions (PIP) Based on STOPP/START Criteria in Geriatric Patients with Cardiovascular Disorders at Hasan Sadikin Hospital, Bandung, West Java, Indonesia Fathurrahmi, Fathurrahmi; Wilar, Gofarana; Levita, Jutti; Winarni, Rina
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/pcpr.v8i3.50436

Abstract

The geriatric population in Indonesia is increasing rapidly every year. The large number of drugs consumed by geriatric patients results in potentially inappropriate prescriptions (PIP) in the form of mis-prescribing drugs (potentially inappropriate medicines or PIM) and under-prescribing drugs (potentially prescription omission or PPO). In Indonesia, especially in Bandung, there is limited research on PIP in geriatric patients with cardiovascular disorders (CVDs). This study aims to identify PIP and factors that influence PIM and PPO based on STOPP/START criteria and the relationship between the incidence of PIM and kidney function in geriatric inpatients with CVDs at Hasan Sadikin Hospital, Bandung, West Java, Indonesia. The present retrospective study was cross-sectionally conducted from January to December 2022. The Chi-square tests were carried out to determine factors that were significantly related to PIM and PPO. Of the 192 patients, 33.4% patients experienced PIM with the most being NSAIDs with eGFR <30 mL/min/1.73 m2 (36%). As many as 35% of patients experienced PPO with the most frequent PPO not being given angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEi) in patients with systolic heart failure (41.8%). Factors that were significantly associated with PIM were comorbid kidney dysfunctions (OR 5; 95% CI: 2.367-10.342), and no factors were found that were significantly associated with PPO. Taking everything into consideration, it was found that PIM and PPO were common in hospitalized geriatric patients with CVDs. Kidney dysfunctions are a risk factor for PIM. These findings suggest that it is important to evaluate prescribing for geriatric patients during hospitalization using STOPP/START criteria to reduce the prevalence of PIP
Implementasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Beberapa Rumah Sakit di Indonesia: Kajian Literatur Mengenai Kualitas dan Tantangannya Sadli, Nurul Kamilah; Halimah, Eli; Winarni, Rina; Widyatmoko, Leonardus
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 9 No 3 (2022): J Sains Farm Klin 9(3), Desember 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.3.227-236.2022

Abstract

Meningkatnya kejadian resistansi antibiotik menyebabkan terbatasnya pilihan terapi antibiotik, sehingga berdampak terhadap morbiditas dan mortalitas pasien. Untuk mengendalikan resistansi antibiotik, maka dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistansi Antimikroba (PPRA) di rumah sakit yang diharapkan dapat memperbaiki penggunaan antibiotik baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penggunaan antibitoik secara kualitatif serta hambatan yang terjadi dalam penerapan PPRA pada beberapa rumah sakit di Indonesia. Metode pencarian literatur menggunakan Google Scholar dengan kriteria inklusi menggunakan algoritma Gyssen, merupakan artikel primer, artikel nasional bereputasi terakreditasi SINTA Ristekdikti dengan tahun publikasi 2015-2022. Berdasarkan hasil seleksi artikel, diperoleh 25 artikel yang akan dikaji. Hasil pengkajian menunjukkan 72% rasionalitas penggunaan antibiotik masih berada pada angka ≤60%. Rendahnya rasionalitas penggunaan antibiotik pada beberapa penelitian disebabkan penerapan PPRA yang tidak berjalan dengan baik, sehingga diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang intensif serta kebijakan dalam penggunaan antibiotik di setiap rumah sakit.
Pola Resistensi Antibiotik Pasien Infeksi Pneumonia Nosokomial: Tantangan Dalam Pengelolaan Infeksi Di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Sadli, Nurul Kamilah; Halimah, Eli; Winarni, Rina; Widyatmoko, Leonardus
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i9.19748

Abstract

Infeksi Hospital-Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi nosokomial yang sering terjadi pada pasien rawat inap, terutama setelah tindakan intubasi, dan dapat menyebabkan perpanjangan lama rawat inap serta peningkatan mortalitas sehingga memerlukan tatalaksana antibiotik yang tepat. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional retrospektif bertujuan menggambarkan pola penggunaan antibiotik, pola resistensi, dan profil bakteri penyebab pneumonia nosokomial serta hubungannya terhadap luaran klinis lama rawat inap dan mortalitas di RSUP Dr. Hasan Sadikin periode 2019–2021. Teknik pengambilan sample dilakukan dengan total sampling, sehingga diperoleh 46 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa patogen terbanyak adalah Acinetobacter baumannii (31%), Klebsiella pneumoniae (26%), Pseudomonas aeruginosa (14%), Stenotrophomonas maltophilia (12%), dan Escherichia coli (7%). Regimen antibiotik yang paling sering digunakan adalah kombinasi seftazidim + levofloksasin (34%) dan meropenem + levofloksasin (30%). Beberapa antibiotik β-laktam (ampisilin-sulbaktam, seftazidim, sefepime, meropenem) menunjukkan tingkat resistensi terhadap A. baumannii, K. pneumoniae, P. aeruginosa, dan E. coli (0%–91%), dan terhadap antibotik florokuinolon (40-100%), sedangkan tigesiklin tetap menunjukkan tingkat resistensi relatif rendah terhadap A.baumannii (17%), K. pneumoniae (32%) dan E. coli (0%). Infeksi yang disebabkan oleh A.baumannii dan S. maltophilia, serta isolat Carbapenem-Resistant A.baumannii (CR-Ab), Carbapenem-Resistant K. pneumoniae (CR-Kp) dan Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), berkaitan secara signifikan terhadap lama rawat inap.