Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Rancang Bangun Alat Ukur Pengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) Berbasis Arduino Uno Menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) ., Suhadi; ., Ramdani; Rahmad, Tomi Yolanda
JURNAL INFORMATIKA, SAINS & TEKNOLOGI Vol 9 No 1 (2019): Informatics Engineering and Science Journal
Publisher : STMIK BANI SALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.964 KB)

Abstract

Jumlah kendaraan di Indonesia setiap tahun terus meningkat, seiring dengan perkembangan teknologi kendaraan yang notabene semakin terkini, sehingga pemerintah sebagai regulator harus bisa menjaga dan mengawasi keberadaannya dilapangan. Kontribusi kendaraan bermotor juga meningkatkan pajak dari masyarakat terus meningkat, sehingga perlu juga meningkatkan perlindungan konsumen terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan yang digunakan. Peningkatan kendaraan setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 104.118.969 unit terdiri dari (a) Mobil Penumpang sebanyak 11.484.514 unit, (b) Mobil Bis sebanyak 2.286.309 unit, (c) Mobil Barang 5.615.494 unit, (d) Sepeda Motor sebanyak 84.732.652 unit dan tahun 2017 sebanyak 138.556.669 unit terdiri dari (a) Mobil Penumpang sebanyak 154.493.068 unit, (b) Mobil Bis sebanyak 2.509.258 unit, (c) Mobil Barang 7.523.550 unit dan (d) Sepeda Motor sebanyak 113.030.793 unit (sumber BPS).  Ditengah pembatasan penggunaan bahan bakar minyak oleh pemerintah dan harga BBM yang semakin mahal, memicu munculnya praktek-praktek kecurangan dalam pengisian BBM dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bentuk kecurangan lain adalah mesin tuas yang dibuka tutup secara berulang-ulang oleh petugas sehingga menyebabkan volume BBM yang diisikan kurang dari seharusnya. Praktek kecurangan ini sukses dilakukan berulang kali selain karena kelalaian konsumen juga karena belum adanya indikator bahan bakar pada kendaraan bermotor yang dapat menunjukkan volume bahan bakar dalam tangki secara akurat. Hasil penelitian ini adalah simulasi alat pengukur BBM sesuai takaran atau volume isi tangki kendaraan bermotor dalam bentuk prototype dan dibuat hanya sebatas penelitian saja dan alat yang digunakan adalah Water Sensor Flow (WSF) yang dikendalikan oleh Arduino Uno dan informasinya dalam Liquid Crystal Display (LCD).
C. PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT LIMBAH CAIR INDUSTRI EMAS DENGAN KAUSTIK SODA Rasmito, Agung; ., Suhadi
Jurnal Teknik Industri dan Kimia Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Teknik Industri dan Kimia
Publisher : Fakultas Teknik dan LPPM Universitas WR Supratman Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar logam berat pada limbah cair  industri emas (PT X)  di Surabaya. Limbah industri PT. X ini memiliki kandungan logam ? logam berat yang dapat disetarakan dengan limbah industri Electroplating. Limbah cair dari industri perhiasan emas sebagian besar merupakan limbah anorganik dengan kandungan asam yang cukup tinggi (pH rendah). Metode yang digunakan adalah metode presipitasi(pengendapan) dengaan beberapa variable yaitu jenis bahan pengendap(NaOH dan CaOH), pH larutan dan waktu pengendapan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa , dengan penambahan Ca(OH) maupun NaOH semakin tingi pH , maka semakin besar pula % Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe. Demikian pula  dengan variable waktu flokulasi maka semakin lama waktu flokulasi maka semakin besa.% Removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe. Untuk pH optimum yang  dapat menurunkan kadar logam Cu, Ni, Zn dan Fe adalah pada pH 12. Besarnya % removal logam Cu, Ni, Zn & Fe dengan penambahan koagulan NaOH berturut ? turut adalah 99.993% , 99.877%, 99.946% dan 99.935%. Besarnya % removal logam Cu, Ni, Zn dan Fe dengan penambahan koagulan Ca(OH)2 berturut ? turut adalah 99.994%, 99.936%, 99.949% dan 99.941%. Sedangkan waktu flokulasi optimum untuk menurunkan kadar logam Cu, Ni, Zn dan Fe adalah pada waktu flokulasi 30 menit.
B. Pemanfaatan Tanah Galian-C menjadi Pupuk Phophat Poedjojono, Bambang; ., Suhadi; F., Agus
Jurnal Teknik Industri dan Kimia Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Teknik Industri dan Kimia
Publisher : Fakultas Teknik dan LPPM Universitas WR Supratman Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tahun pertama telah dilakukan penelitian dengan menggunakan batuan pospat dengankadar phosphat rendah, menjadi pupuk phosphat dengan kadar tinggi, tetapipermasalahannya adalah pupuk tersebut masih setengah jadi, masih memerlukanpengeringan. Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadidalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yangditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerimaan uapcairan Faktof-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan yaitu : faktor yangberhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan udara, kelembapan, dimanamakin tinggi udara pengering makin cepat pula proses pengeringan berlangsung dan faktoryang berhubungan dengan bahan yang dikeringkan seperti ukuran bahan, kadar air awalbahan.Pengeringan dilakukan dengan metode Continuos drying (suatu pengeringan bahan dimanapemasukan dan pengeluaran bahan dilakukan terus menerus) dan Direct drying (Pada sistemini bahan dikeringkan dengan cara mengalirkan udara pengering melewati bahan sehinggapanas yang diserap diperoleh dari sentuhan langsung antara bahan dengan udara pengering,biasanya disebut dengan pengeringan konveksi).Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan batuanphosphat kadar rendah dapat ditingkan menjadi batuan phosphat kadar phosphat tinggimelalului rekayasa teknik kimia, dan untuk pengeringan yang baik adalah dengan laju alirantara 100 kg sampai 125 kg, karena mempunyai kadar air yang ideal dan kadar phosphatyang masih tinggi dan sangat ideal untuk digunakan sebagai pupk phosphat.
D. PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN ALKOHOL TERHADAP PEMBUATAN SABUN MANDI TRANSPARAN ., Suhadi; Rasmito, Agung
Jurnal Teknik Industri dan Kimia Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Teknik Industri dan Kimia
Publisher : Fakultas Teknik dan LPPM Universitas WR Supratman Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sabun padat transparan dengan Standrat Industri yang dipengaruhi oleh komposisi bahan seperti gliserin, gula dan alkohol. Adapun prosedur percobaan dari penelitian ini adalah memasukkan asam asetat 7 gr, minyak kelapa 20 gr dan kaustik soda 18 gr ke dalam wadah lalu dipanaskan antara suhu 55-75?C sambil terus mengaduknya selama kurang lebih 1/4 ? 1/2 jam. Kemudian menambahakan alkohol 15 gr, gula 4 gr, gliserin 10 gr, NaCl 2 gr dan asam sitrat 3 gr ke dalam campuran tadi. Setelah kurang lebih 5 menit meenambahkan pewarna dan parfum sambil terus mengaduknya sampai homogen. Lalu mengangkatnya dari pemanas dan memasukkannya ke dalam cetakan. Dengan cara yang sama seperti di atas dilakukan untuk variable yang lain, yaitu : gula sebanyak 6 gr, 8 gr, 10 gr, 12 gr, alkohol 96% sebanyak 17 gr, 19 gr, 21 gr, 23 gr dan gliserin sebanyak 12 gr, 14 gr, 16 gr, 18 gr. Kemudian mengangkatnya dari pemanas, mencetaknya dan mendinginkannya antara suhu 10-20?C. Setelah itu dilakukan analisa hasil sabun. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa untuk mendapatkan produk sabun padat transparan dipengaruhi oleh adanya penambahan komposisi bahan seperti gliserin, gula dan alkohol 96%. Pada pengaruh penambahan gula dan alkohol 96% dalam berbagai analisa kekerasan sabun, analisa transparasi sabun, analisa kelembutan sabun pada kulit dan analisa secara kimia. Semakin banyak penambahan gula dan alkohol maka hasil produk sabun padat transparan sesuai dengan SNI.
A. ESTIMASI KESETIMBANGAN UAP-CAIR SISTEM TERNER ACETON-n-BUTANOL-ETANOL Pudjojono, Bambang; ., suhadi
Jurnal Teknik Industri dan Kimia Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknik Industri dan Kimia
Publisher : Fakultas Teknik dan LPPM Universitas WR Supratman Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parameter interaksi energi dari persamaan Wilson, NRTL dan UNIQUAC yang dioptimasi dari data kesetim uap-cair sistem-sistem biner aseton-n-butanol, aseton-etanol, n-butanol-etano kehilangan keakuratannya jika digunakan dalam memperkirakan kesetimbangan uap-cair sistem terner aseton-n-butanol-etanol. Parameter energi interaksi biner dari masing-masing persamaan Wilson, NR UNIQUAC ditentukan dari data kesetimbangan uap-cair sistem biner aseton-n-t aseton-etanol, n-butanol-etanol yang diperoleh secara percobaan. Berdasarkan par, parameter yang diperoleh dari data sistem biner tersebut selanjutnya diper kesetimbangan sistem terner aseton-n-butanol-etanol dan dilakukan evaluasi terhadi perkiraan dari ketiga persamaan tersebut. Hasil perkiraan kesetimbangan uap-cair sistem terner aseton-n-butanol-etar persamaan Wilson NRTL dan UNIQUAC berdasarkan parameter biner yang dipero masing-masing pasangan binernya tidak menunjiikkan perbedaan yang berarti. S< untuk perkiraan sistem terner tersebut disarankan menggunaan persamaan Wilson bentuk persamaannya lebih sederhana.
Urgensi Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak Suhadi Suhadi
Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol 15, No 2 (2020): June 2020
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26532/khaum.v15i2.2302

Abstract

There are some basic things in the child criminal justice system as stipulated by Law Number 11 Year 2012 on Child Criminal Justice System (hereinafter referred to as SPPA Law), among others are age limit of detention for children above 14 years, age limit of criminal responsibility of child of 14 years - 18 years and the adoption of a diversionary effort, namely the settlement of a Child case, especially a child in conflict with the law of the settlement through a criminal court, is diverted beyond the criminal court. Diversi is carried out at all levels of criminal justice at the stage of investigation, prosecution and examination in court.The Criminal Justice System of the Child is the whole process of settling the Child's case against the law, from the investigation stage to the guidance stage after the crime. The Criminal Justice System is specifically implemented under the SPPA Act. The Urgency Act of SPPA is mandated restorative justice (restorative justice) and the settlement of cases outside the court or called diversiatkan.The SPPA Act in its implementation in the field is still not supported by adequate infrastructure facilities and infrastructures as mentioned therein, such as the Provisional Child Care Institution (LPAS), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Penitentiary (BAPAS), Social Welfare Implementing Agency (LPKS) ). Ideally a legislation should be issued with adequate facilities and infrastructure, so the government should immediately improve the necessary facilities and infrastructure.Keywords: Urgency, Child Criminal Justice System
COMPENSATION SYSTEM OF WAQF LAND ACQUIRED FOR DEVELOPING PUBLIC INTEREST Rofi Wahanisa; Suhadi Suhadi; Aprila Niravita
Diponegoro Law Review Vol 7, No 1 (2022): Diponegoro Law Review April 2022
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.604 KB) | DOI: 10.14710/dilrev.7.1.2022.70-87

Abstract

A number of activities related to land acquisition for public interest use waqf. The principle of waqf is derived from Islamic Law in which wakif (the owner) donates waqf (in the form of land) to nazhir (the manager of the edified property) for worship purposes. The problems in this paper consist of whether there is a system regarding waqf land acquired for public interest, and how compensation and supervision are given regarding waqf land acquired for developing public interest. Using normative legal research with legislation and conceptual approach, this paper argues that acquisition of waqf land is regulated in Law No. 2/2012 on Land Acquisition for Developing Public Interest and Law No. 41/2004 on Waqf. it is regulated that compensation will be given to nazhir for waqf land acquired. It also regulates that the status of waqf land can be changed into non-waqf one for public interest through exchange mechanism. In order to provide legal certainty over waqf land acquired for public interest, legislation on land acquisition needs to be harmonized with legislation on waqf.
PERNIKAHAN DINI, PERCERAIAN, DAN PERNIKAHAN ULANG: SEBUAH TELAAH DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI -, Suhadi
Komunitas Vol 4, No 2 (2012): September 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v4i2.2412

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan penelitian sosiologis dan antropologis tentang pernikahan dan perceraian dengan menggunakan perspektif komprehensif. Penelitian yang sudah ada tentang pernikahan dini, perceraian, dan pernikahan ulang dianalisi dan dikelompokkan dalam perpektif fungsional, perspektif konflik, dan perspektif interaksionisme simbolik ini.Penelitian dilakukan terhadap 12 judul penelitian pernikahan dini, 10 judul penelitian perceraian, dan 3 judul penelitian pernikahan ulang. Fenomena pernikahan dini, perceraian dan nikah ulang ternyata memiliki relasi kompleks terhadap kehidupan sosial. Relasi tersebut diantaranya; beragamnya realitas sosial yang melahirkan perceraian, perceraian untuk meraih kekuasaan, terdapat redefinisi bahwa perceraian itu pilihan rasional. Perpektif sosiologi yang sering digunakan dalam penelitian perkawinan dan perceraian adalah perspektif fungsional dan perspektif konflik, diperlukan kajian dengan pendekatan interaksionisme simbolik untuk menghasilkan nuansa baru dalam kajian perkawinan.The objective of this study is to map the existing sociological and anthropological researches about marriage and divorce using a comprehensive perspective. Existing research on early marriage, divorce, and remarriage are analyzed and grouped into functional perspective,  conflict perspective and  symbolic interactionist perspective. Twelve research reports on early marriage, 10 research  titles on divorce and 3  titles on remarriage are analysed. The phenomenon of early marriage, divorce and re-marriage appears to have a complex relationship to social life. The relationship for exampple include the diverse factors that contribute to divorce, the use of divorce to gain power, the redefinition of divorce as rational choice and so on. Sociological perspective often used in the study of marriage and divorce is a functional and conflict perspective. It is necessary to study the symbolic interactionism approach to produce a new nuance in the study of marriage.
ETIKA MASYARAKAT BADUY SEBAGAI INSPIRASI PEMBANGUNAN -, Suhadi
Komunitas Vol 4, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v4i1.2397

Abstract

Krisis multidimensional yang termasuk di antaranya adalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol, polusi udara, krisis air, pemanasan global, tekanan hidup merupakan simbol masalah sosial dari proses pembangunan. Kita perlu merefleksikan secara kritis tentang tujuan dan nilai dalam pembangunan yang menghambat pembangunan. Dalam penelitian ini, penulis menggali nilai-nilai etika masyarakat pedalaman yang dapat digunakan sebagai inspirasi untuk menerapkan nilai-nilai dalam pembangunan sehingga dapat meminimalisir masalah-masalah yang muncul dari proses pembangunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelompokan masyarakat pedalaman secara etika dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur mentalitas pembangunan di Indonesia. Sebagai contoh etika Baduy, mencerminkan karakter sosial untuk mengembangkan pilar-pilar nilai budaya nasional, skenario pembangunan teknologi, keamanan pangan, kemerdekaan, gaya hidup, mengangkat ketertarikan masyarakat, fokus pada  program prioritas dan bangkit dari politik transaksi ekonomi dan kekuatan dalam pembangunan. Di sisi lain ada hal-hal yang bersifat merusak bagi etika masyarakat pedalaman di bawah tekanan atas lingkungan yang nyaman dan itu datang dari dalam maupun luar. The multi-dimentional crisis which includes the uncontrolled population explosion, the more dense settlement, the amount of pollutants in the earth, water crisis, global warming, and a lot of life pressure / stress are signs of the social problems of the development process. That is why, we need to reflect critically on the goals of development and values that discourage development. In this article, the author seeks to explore ethical values in traditional Baduy society which can be used as inspiration in applying development values that can minimize the problem raised by development. This research used qualitative approach. Research results show that community grouping in isolated community can be used ethically as a means to measure mentality of Indonesian development. For example the ethics of Baduy reflects social character to develop the pillars for national cultural values, technological development scenario, food security, independence, lifestyle, promoting the interests of society, focus on running projects, and away from the politics of economic transactions and power in development. On the other hand there are symptoms of the destruction of isolated communities ethics under the pretext of environmentally friendly development that comes from inside and outside.
Community Involvement in Spatial Planning: A Study of Public Participation in Lerep Tourism Village Perspective of Indonesian Spatial Planning Law Aprila Niravita; Rofi Wahanisa; Suhadi Suhadi; Rahayu Fery Anitasari; Bayangsari Wedhatami
Unnes Law Journal Vol 7 No 2 (2021): Unnes L.J. (October, 2021)
Publisher : Faculty of Law Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ulj.v7i2.45745

Abstract

Lerep village is one of the villages which is promoted as a tourism village according to Regent Decree No. 556/0424/2015 on the Establishment of a Tourism Village in Semarang Regency. The implementation is encouraged by Regulation of Lerep Village No. 4/2015 on the 2016 Working Plan of the Village Government. The development of a village as a tourism village brings positive and negative impacts. The positive impact is that the village can be more advanced and developed by utilizing its natural and cultural potential. The negative impact arising is that there is a significant development of the tourism locations, especially from outside parties. The negative impact that concerns society greatly is the allegation of irregularities or violation of spatial planning. The development will be carried out thoroughly to realize Lerep as a tourism village in terms of its human resources and the infrastructure supporting the tourism activities. The infrastructure development must be well-planned and able to optimize space use. The spatial planning must be able to provide safe, comfortable, productive, and sustainable space for all stakeholders. The realization of spatial planning is carried out by the central and regional governments by involving the society. Society plays a role in controlling space use based on functions and planning in order to realize Lerep tourism village which has awareness of spatial planning.