Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

“ANGGUN NAN TONGGA”, “MANDI ANGIN”, AND “WAYANG PADANG” AS INDONESIAN POSTMODERN THEATRICAL PRACTICES -, Syafril
E-Journal of Cultural Studies Volume 6, Number 2, Agustus 2013
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.664 KB)

Abstract

This study explored “Anggun Nan Tongga”, “MandiAngin”, and “Wayang Padang” which were produced by Bumi Theatre Padang Group and were regarded as the real Indonesian theatrical practice. The Indonesian postmodern theatrical practices, which are regarded as the real ones, are different from the previous Indonesian modern theatrical practices which are considered the pseudo and false ones, although they were accepted as the real ones. This study was intended to identify the form, the influential factors, and the meaning of the Indonesian postmodern practices produced by the Bumi Theatre Padang Group in the three theatres mentioned above.   The results of the study showed ANT, MA, and WP were in the forms of relative art and contextual aesthetic concept. They were decentrally and democratically created. The existence of the viewers was used as the subject. The management of the culture-oriented production activity, group and society.The professionalization of the group and members in the cultural quality and humanity. The influential factors included the ideology of power, hegemony, the failure of becoming the Indonesian theatre, the attempt made to develop Indonesian theatre, the reformation which tended to be postmodern in Indonesia, the change in global postmodern culture. These could be defined as identity, cultural defense, social plurality, the real democracy, the critical and creative productivity, and religiosity.
MASALAH IBU DALAM KUMPULAN CERPEN RUMAH IBU KARYA HARRIS EFFENDI THAHAR: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Try Julian Adi Putra; Syafril Syafril; Sudarmoko Sudarmoko
Puitika Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.17.2.23-35.2021

Abstract

Skripsi ini membahas tentang bentuk-bentuk masalah ibu dalam kumpulan cerpen “Rumah Ibu” karya Harris Effendi Thahar dengan tinjauan sosiologi sastra. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. yaitu pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya. Metode kualitatif digunakan dalam melakukan proses penyediaan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber dan data yang didapat dari kumpulan cerpen Rumah Ibu karya Harris Effendi Thahar. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap data yang telah didapat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk masalah ibu yang terdapat dalam kumpulan cerpen Rumah Ibu.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk masalah ibu dalam kumpulan cerpen Rumah Ibu karya Harris Effendi Thahar sebagai berikut: (1) Masalah ibu yang didurhakai anaknya, (2) Masalah ibu yang tidak disayangi oleh anaknya, (3) Masalah ibu yang anak-anaknya tidak mengerti situasi dan kondisi ibunya, (4) Masalah ibu yang dikecewakan oleh anaknya.
Adaptasi Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye ke Film Hafalan Shalat Delisa yang Disutradarai Sony Gaokasak Hanisa Prana Bella; M. Yusuf; Syafril Syafril
Puitika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.18.1.100-117.2022

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis dengan Novel dan Film Hafalan Shalat Delisa yang menggambarkan bagaimana ketegeran dan kesabaran anak kecil bernama Delisa yang berumur 6 tahun dalam menghadapi hidup setelah bencana tsunami yang menimpa kota tempat tinggalnya dan menewaskan Ibu beserta tiga orang kakaknya. Penelitian ini membahas tentang bagaimana adaptasi dari novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye ke film Hafalan Shalat Delisa yang disutradarai Sony Gaokasak. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana adaptasi novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye ke film Hafalan Shalat Delisa yang disutradarai Sony Gaokasak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon. Teori ini digunakan untuk menemukan dan menjelaskan dari adaptasi cerita dan adaptasi ideologi dari kedua media novel dan film. Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data tertulis dari teks yang mengacu pada permasalahan sosial. Teknik yang digunakan adalah pengumpulan data, analisis data, dan penyajian analisis data.Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa yang terjadi antara adaptasi dari novel Hafalan Shalat Delisa ke film Hafalan Shalat Delisa adalah pengurangan tokoh, pengurangan peristiwa, penambahan peristiwa, perubahan alur, perubahan yang divariasikan. Sedangkan adaptasi ideologinya dalam kedua karya yaitu ideologi sosial ke ideologi humanisme yang lebih relijius.
KEPRIBADIAN TOKOH AKU DALAM NOVEL TELEGRAM KARYA PUTU WIJAYA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Arinda Camelily Zamora; Syafril Syafril; Ivan Adilla
Puitika Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.17.2.45-70.2021

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi untuk menemukan kepribadian tokoh Aku menggunakan analisis teori psikoanalisis Sigmund Freud, untuk mengetahui penyebab tokoh Aku mengalami gangguan pada kepribadiannya, dan juga untuk mengetahui dugaan gangguan yang terjadi pada tokoh Aku dalam novel Telegram karya Putu Wijaya. Penelitian ini menggunakan tinjauan Psikologi Sastra, dengan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan  data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tokoh Aku memiliki kepribadian suka menghayal dan memiliki gangguan kecemasan neurotik yang disebabkan lemahnya ego yang dimiliki dan id yang cenderung mendominasi. Gangguan kecemasan neurotik yang diderita oleh tokoh Aku disebabkan karena ia tidak dapat berfikir dengan jelas, sehingga ia sulit membedakan antara realita dengan khayalan. Maka sebab itulah fungsi ego sebagai pengambil kepurtusan menjadi lemah karena kebingungan yang diderita akibat terlalu sering menghayal.
Perilaku Sosial Anak Dalam Novel Garuda Gaganeswara Karya Ary Nilandari: Pendekatan Psikologi Sastra Tsabitah Dzahwa Ahmad; Syafril Syafril; Fadillah Fadillah
Puitika Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.17.1.84-97.2021

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bentuk perilaku sosial tokoh anak dan faktor yang mempengaruhinya yang terdapat di dalam novel Garuda Gaganeswara Teka-teki Jalan Lurus Melingkar. Analisis bentuk perilaku sosial tokoh anak dan faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini menggunakan teori Elizabeth B. Hurlock, yang membagi Pola perilaku sosial terbagi atas dua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan pola perilaku yang tidak sosial. Penelitian ini secara umum menggunakan, metode deskriptif. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan terdapat dua bentuk pola perilaku sosial tokoh anak. Pertama, pola perilaku sosial anak diantaranya ada: Kerja sama, Persaingan, Kemurahan hati dan Sifat ramah. Kedua, pola perilaku tidak sosial adalah perilaku yang menunjukkan: Negativisme, Pertengkaran, Perilaku sok kuasa, Egosentrisme, Prasangka, dan Antagonisme jenis kelamin.
Kemiskinan dalam Naskah Hah Karya Putu Wijaya (Tinjauan Sosiologi Sastra) Yessi Andriani; Syafril Syafril; Noni Sukmawati
Puitika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.18.1.76-88.2022

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis dengan naskah HAH karya Putu Wijaya yang mengangkat tentang permasalahan sosial yang sering terjadi dilingkungan masyarakat. Pada akhirnya memfokuskan penelitian pada masalah sosial yaitu kemiskinan dalam naskah HAH ini.Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Landasan teori yang digunakan adalah teori kemiskinan yang dikemukakan oleh Chambers, yang menjelaskan kemiskinan dibagi menjadi empat jenis, yaitu kemiskinan absolut, relatif, kultural dan struktural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang menghasilkan data tertulis dari teks yang mengacu pada masalah sosial. Teknik yang digunakan yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.                Setelah dilakukan penelitian ditarik kesimpulan, bahwa jenis kemiskinan yang ada dalam naskah HAH karya Putu Wijaya ini yaitu berupa kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Penyebab terjadinya kemiskinan dalam naskah HAH karya Putu Wijaya ini terdapat beberapa faktor. Yang pertama yaitu disfungsi keluarga, dan tingkat pendidikan yang rendah. Kemudian terdapat beberapa masalah atau akibat yang ditimbulkan oleh kemiskinan tersebut, seperti putus asa dan ingin bunuh diri, dan dikucilkan oleh lingkungan sekitar. Juga terdapat beberapa bentuk kemiskinan dalam naskah HAH karya Putu Wijaya, yaitu miskin materi, miskin hati, miskin agama, dan miskin ilmu.
Adaptasi Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer Ke Film Bumi Manusia Sutradara Hanung Bramantyo Jenefri Mardianti; Syafril Syafril; Ivan Adilla
Puitika Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.v19i2.225

Abstract

This research was motivated by the author’s interest in the novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer, which was previously banned, then in 2019 it was filmed with the same title, namely Bumi Manusia, directed by Hanung Bramantyo. The activity of adapting a novel to a film will cause a change. These changes concern a number of ideological elements in each work. This research discusses how the ideology of the novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer was adapted to the film Bumi Manusia directed by Hanung Bramantyo. This research objective  to explain how the ideological adaptation of the novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer was adapted to the film Bumi Manusia directed by Hanung Bramantyo. This research was conducted using Linda Hutcheon's theory. This theory is used to discover and explain story adaptations and ideological adaptations from novels and films. This research uses qualitative methods by obtaining written data from both novel and film media that refer to social problems. The techniques used are data collection, data analysis, and presentation of data analysis results.From the research carried out, it was concluded that in the adaptation of the novel Bumi Manusia to the film Bumi Manusia, changes occurred which included reducing and adding characters, eliminating several events, changing the setting and storyline. Meanwhile, the ideological adaptation is that the novel Bumi Manusia is based on political and social ideology, while the film Bumi Manusia is based on economic ideology.
Partisipasi Pemuda pada Perjuangan PRRI dalam Novel Bergolak: Derita Anak Negeri karya Armini Arbain dan Ronidin Vinta Nafila Khairil Putri; Syafril Syafril
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbs.v11i3.126550

Abstract

This research examines social reflection in the novel Bergolak: Derita Anak Negeri by Armini Arbain and Ronidin, focusing on the forms and motives of youth participation in the PRRI events (1958-1961). The descriptive qualitative method and the Sociology of Literature approach are used to analyze the text of the novel. Data were analyzed by data reduction, classification of forms and motives of participation, and review of social reality with Ningrum's theory. The results showed that the youth and students, represented by Bahar, Sarman, and Karman, joined PRRI for various reasons. Their forms of participation included becoming spies, soldiers, and guerrillas. This participation comes without coercion, and the motives vary between characters. The social reality depicted in the novel is in line with the PRRI events written in historical documents. In conclusion, the novel Bergolak: Derita Anak Negeri presents a strong social reflection of the PRRI event through the forms and motives of youth participation.
Komodifikasi Tato Mentawai dalam Praktik Pariwisata di Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Fadli, Muhammad; Syafril, Syafril; Pramono, Pramono
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 4 (2025): November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i4.2025.2072-2080

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komodifikasi tato Mentawai dalam praktik pariwisata di kecamatan Siberut Selatan. Dilakukan di tiga desa yaitu (1) Maileppet, (2) Muntei, dan (3) Matotonan. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan bentuk komodifikasi tato Mentawai yang terjadi dalam praktik pariwisata, (2) menganalisis faktor penyebab terjadinya komodifikasi tato Mentawai, dan (3) menganalisis makna serta dampak komodifikasi tato Mentawai. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan menggunakan teori komodifikasi berdasarkan pandangan kapital oleh Karl Marx dan komoditas oleh Arjun Appadurai. Penelitian ini menemukan bahwa komodifikasi tato Mentawai dalam praktik pariwisata di kecamatan Siberut Selatan terjadi dalam bentuk perubahan fungsi dan makna, tujuan pembuatan, dan ragam variasi motif serta dalam bentuk atraksi wisata. Adapun faktor penyebab terjadinya komodifikasi tato Mentawai adalah (1) kebutuhan representasi identitas, (2) globalisasi dan (3) ekomomi wisata sebagai bentuk kapitalisme. Ditemukan makna komodifikasi tato Mentawai dalam bentuk variasi motif, perubahan makna dan fungsi, serta komersialisasi pertunjukan mentato. Dampak positif komodifikasi tato Mentawai yaitu memberikan pemasukan kepada pelaku wisata, pelestarian tato Mentawai, dan meningkatkan aktivitas wisata. Dampak negatifnya ialah komodifikasi telah mengkomersialisasi tato Mentawai dan meleburkan makna filosofisnya. Secara sosial budaya, komodifikasi tato Mentawai telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap tato Mentawai baik secara fungsi maupun maknanya. Pariwisata telah membuat masyarakat tradisi bersifat pragmatis, menilai sesuatu degan materi
Resistensi Masyarakat Rempang Atas Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City Dalam Wilayah Batam, Provinsi Kepulauan Riau Rizkiani, Fadhilah; Syafril, Syafril; Nopriyasman, Nopriyasman
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 6 No. 4 (2025): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v6i4.4502

Abstract

The Rempang community's resistance to the Rempang Eco City National Strategic Project (PSN) is not just a simple rejection, but rather a resistance to fight for and defend the basic rights, cultural identity, and legality of the village they have occupied for generations from generation to generation which certainly has the history and culture of the village. Development for the progress that brings prosperity to the community should be built on a foundation of justice and community participation, especially those directly affected by the development, not the sacrifice and eviction of villages that have been occupied for a long time and have a cultural identity and history within them. The Rempang community supports development if the development does not harm the community, for example, development that can advance Rempang Island by utilizing and advancing the natural environment that makes Rempang Island more famous for its local wisdom.