Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye: Kajian Formula Cawelti Delfiya Rahayu; Noni Sukmawati; Zurmailis Zurmailis
Puitika Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.17.1.15-32.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula yang ada didalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye, sehingga teori sastra formula digunakan untuk mengetahui hal tersebut. Kata, frasa, kalimat, paragraf, dan peristiwa yang ada dalam novel merupakan data utama. Metode kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis formula menjadi dua rumusan yaitu karakteristik yang terdiri dari mitos dan simbol yang membentuk pola besar dan ketertarikan artistik dan kultural untuk menciptakan formula. Hasil kajian memperlihatkan formula yang terdapat dalam novel Tentang Kamu terdiri dari formula melodrama sosial.Karakterisktik utama melodrama sosial adalah kombinasi sejumlah aksi dan latar untuk membangun pandangan dunia imajinasi seperti benar atau salah, baik atau benar. Arketipe melodrama sosial merupakan latar sosial yang dikembangkan secara terperinci yang menciptakan pemuasaan emosional dengan ketertarikan yang melekat dalam analisis fenomena sosial secara detail. Alur utama melodrama yang layak dikokohkan adalah setelah adanya kesengsaraan dan penderitaan, adanya kebahagiaan dan kemenangan.Formula detektif klasik Cerita detektif klasik dapat dilihat dari pahlwan dan individu yang mengatasi halangan dan bahaya untuk memenuhi beberapa misi yang penting. Fokus ketertarikan utama cerita detektif adalah tokoh pahlawan dan halangannya harus diatasi. Eskapisme sebagai daya tarik novel Tentang Kamu. Formula dalam eskapisme adalah formula dalam karya sastra hanya bisa diungkapkan dengan eskapisme. Pelarian pembaca dari dunia nyata merupakan konsep dari eskapisme. Eskapismes memiliki kaitan dengan sastra formula. Bentuk-bentuk formula yang ada dalam isi cerita memancing daya tarik pembaca. Dasar-dasar yang menimbulkan pembaca ingin tahu adalah adanya petualangan-petualangan yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Tentang Kamu. Petualangan ini mengungkapkan teka-teki yang mendasarkan pada formula melodrama sosial dan detektif klasik yang telah mengajak pembaca untuk berpetualang dalam dunia imajinasi membuat mereka ingin tahu, dan tidak berhenti bila belum menemukan hasil akhir cerita.Menjadi daya tarik dalam novel Tentang Kamu adalah cerita, latar dan tokoh sesuai dengan peran yang dimiliki tokoh dan isi cerita yang sesuai dengan latar terjadinya cerita. Adanya unsur petualangan, mengungkapkan teka-teki, dan mistersi yang membuat pembaca terus membaca hingga ahkir cerita dalam novel Tentang Kamu. Proses membaca merupakan proses melarikan diri untuk membuat perasaan lega bagi diri pembaca. Aktualisasi proses pembaca yang ditemukan unsur eskapisme .
Kemiskinan dalam Naskah Hah Karya Putu Wijaya (Tinjauan Sosiologi Sastra) Yessi Andriani; Syafril Syafril; Noni Sukmawati
Puitika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.18.1.76-88.2022

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis dengan naskah HAH karya Putu Wijaya yang mengangkat tentang permasalahan sosial yang sering terjadi dilingkungan masyarakat. Pada akhirnya memfokuskan penelitian pada masalah sosial yaitu kemiskinan dalam naskah HAH ini.Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Landasan teori yang digunakan adalah teori kemiskinan yang dikemukakan oleh Chambers, yang menjelaskan kemiskinan dibagi menjadi empat jenis, yaitu kemiskinan absolut, relatif, kultural dan struktural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang menghasilkan data tertulis dari teks yang mengacu pada masalah sosial. Teknik yang digunakan yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.                Setelah dilakukan penelitian ditarik kesimpulan, bahwa jenis kemiskinan yang ada dalam naskah HAH karya Putu Wijaya ini yaitu berupa kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Penyebab terjadinya kemiskinan dalam naskah HAH karya Putu Wijaya ini terdapat beberapa faktor. Yang pertama yaitu disfungsi keluarga, dan tingkat pendidikan yang rendah. Kemudian terdapat beberapa masalah atau akibat yang ditimbulkan oleh kemiskinan tersebut, seperti putus asa dan ingin bunuh diri, dan dikucilkan oleh lingkungan sekitar. Juga terdapat beberapa bentuk kemiskinan dalam naskah HAH karya Putu Wijaya, yaitu miskin materi, miskin hati, miskin agama, dan miskin ilmu.
Seni Tradisi di Pasaman: Yang Hilang dan Yang Bertahan Noni Sukmawati; Zaiyardam Zubir
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.631 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v4i2.1311

Abstract

There are five characters or area of art and culture live in Pasaman, generally. (1), art tradition in Minangkabau society; (2) Art and cultural traditions in society Tapanuli; (3) art and cultural traditions caused by cultural interaction between Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling; (4) art and cultural traditions caused by influence of Islamic culture; and (5) new cultural art that is modern. Four characters and territory cultural art (except orgen tunggal), can live side by side in harmony until now, even for a few cases were found acculturation extraordinarily interesting, for example Ronggeng in District Duo Koto that live in both of Minangkabau and Mandahiling culture. In everyday life, the two major ethnic groups in Pasaman, the Minangkabau and Tapanuli / Mandahiling, also looks harmonious and culture can be considered harmonious. Start marginalization of various forms of traditional arts, in addition due to the onslaught of modern art or urban as a single organ, also due to the control of the religious values of IslamSecara garis besar ada lima karakter atau wilayah seni budaya yang hidup di Kabupaten Pasaman, yakni (1), seni tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Minangkabau; (2) seni budaya tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat Tapanuli; (3) seni budaya tradisi yang tumbuh karena interaksi budaya Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling; (4) seni budaya tradisi yang tumbuh karena pengaruh budaya Islam; dan (5) seni budaya baru yang bersifat modern. Empat karakter dan wilayah seni budaya ini (minus seni budaya orgen tunggal), sampai sejauh ini terlihat bisa hidup saling berdampingan dengan harmonis, bahkan untuk beberapa kasus ditemukan bentuk-bentuk akulturasi budaya yang luar biasa menariknya, misalnya pada seni budaya ronggeng di Kecamatan Duo Koto, merupakan masyarakat yang hidup dalam dua dimensi kebudayaan, yakni Minangkabau dan Mandahiling. Dalam keseharian, dua kelompok etnik besar yang di Kabupaten Pasaman, yakni Minangkabau dan Tapanuli/Mandahiling, juga terlihat serasi dan secara kebudayaan bisa dianggap harmonis. Mulai terpinggirkannya berbagai bentuk kesenian tradisi tersebut, selain akibat gempuran seni modern atau urban seperti orgen tunggal, juga disebabkan adanya kontrol dari nilai-nilai keagamaan Islam
A Phenomenological and Stylistic Review of the Anthology of Penunggu Makam Poetry Roma Kyo Kae Saniro; Noni Sukmawati
Andalas International Journal of Socio-Humanities Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aijosh.v5i2.51

Abstract

The purpose of this study is to reveal the phenomenological and stylistic aspects of the Penunggu Makam (Grave Keeper) poetry anthology. The study in this study is based on the theory of phenomenology or stratum norms and stylistic theory. This study uses a qualitative approach. The method used is descriptive qualitative method, namely by describing and analyzing poetry from phenomenological aspects or normative and stylistic strata. The phenomenological aspect of the poems in the anthology of Penunggu Makam is thematically colored by the issue of death which is colored by sadness, sadness and loneliness. The problem of death is also a general concept of human life that all of them will surely die. In the stylistic aspect, there are several language explorations. Exploration of natural images appears in most of the poems. Figure of speech also appears in this poem with dominant personification figure of speech wrapped in natural images. At the level of diction, there is also an exploration of concrete dictions with their inherent characteristics. The words used in this poem are widely known by the public. Nevertheless, the diction used by the poet makes this poem have such a deep meaning and makes the reader immersed in the atmosphere and feelings felt by the poet in line after line of his poem or poem.
Nilai Religiositas pada Naskah Buku Kulit Kayu Koleksi Museum Lampung No. 2476 sebagai Media Pembelajaran Roma Kyo Kae Saniro; M. Yusuf; Andina Meutia Hawa; Noni Sukmawati
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Lampung 2025: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Lampung
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai religiositas yang terkandung dalam naskah Buku Kulit Kayu koleksi Museum Lampung no. 2476. Naskah ini terdiri atas 2 bagian, muka A dan muka B. Namun, penelitian ini menekankan pada muka A. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan filologi dan semiotik untuk membongkar makna yang terkandung di dalam naskah sebagai makna religiositasnya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa adanya masyarakat Lampung bersifat religius yang ditandai melalui doa dan mantra di dalam naskah. Doa yang terdapat di dalamnya adalah doa untuk pengharapan keselamatan dan rezeki. Selain itu, mantra di dalam naskah berisi mengenai mantra penolak setan, menangkal fitnah, dengki, dan perbuatan jahat. Nilai-nilai religiositas yang terkandung dalam naskah ini tidak hanya merefleksikan karakter spiritual masyarakat Lampung, tetapi juga memiliki relevansi sebagai sumber pendidikan karakter. Naskah ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai moral, spiritualitas, dan budaya kepada generasi muda sehingga memperkuat pemahaman mereka terhadap warisan budaya lokal yang sarat makna edukatif.