Rusli, Ris’an
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Indonesian Exegetists and Multiculturalism: Study about Hamka and Muhammad Quraish Shihabs Idea on Multiculturalism Abdillah, Syaik; Rusli, Ris’an
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol. 7 No. 2 (2023): July-December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/it.v7i2.7341

Abstract

Abstract This article aims to discuss the idea of multiculturalism from the views of two Indonesian figures, Hamka and Quraish Shihab. Dawam Rahardjo (2010) argues that the principle of multiculturalism in Indonesia has not been properly understood because it is littered with mutual suspicion and concern, especially among majority and minority groups. In real terms, the idea of multiculturalism has not been received by Muslims in general. Firmly, the MUI and Kisdi (Indonesian Committee for Islamic World Solidarity) reject pluralism (2005); Multiculturalism as a pluralistic perspective is not only about recognizing and respecting the plurality of realities but also paying attention to aspects of interaction and the existence of each culture as equal entities. Based on the author's observations, the Qur'an contains many verses that can be used as a basis for building cooperation, mutual respect, tolerance and appreciation, a willingness to accept diversity, reconciliation between people, and peaceful coexistence between cultural groups, based on the principle of justice and equality,  and others multiculturalism principles. The methods used in this article are the content analysis method and the comparative method. Furthermore, this research uses historical and sociological approaches. Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang gagasan multikulturalisme dari pandangan dua tokoh Indonesia, yaitu Hamka dan Quraish Shihab.  Dawam Rahardjo (2010), melihat bahwa prinsip multikulturalisme di Indonesia belum dipahami secara benar, karena dikotori oleh sikap saling curiga dan kekhawatiran, terutama kelompok mayoritas dan minoritas. Secara riel, gagasan tentang multikulturalisme belum mendapat penerimaan yang memadai dari umat Islam pada umumnya. Secara tegas, MUI dan Kisdi (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) menolak paham pluralisme (2005); Multikulturalisme sebagai cara pandang kemajemukan bukan hanya sekedar mengakui dan menghormati kemajemukan realitas, tapi juga  memperhatikan aspek interaksi dan keberadaan setiap kebudayaan  sebagai entitas yang setara dan memiliki hak yang setara pula di tengah masyarakat. Berdasarkan pengamatan penulis, Al-Qur'an banyak memuat ayat yang bisa dijadikan asas untuk membangun kerjasama, saling menghormati, toleransi dan penghargaan, kesediaan untuk menerima keragaman, rekonsilidasi antarmanusia, dan hidup berdampingan secara damai antarkelompok budaya, berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan prinsip multikulturalisme lainnya. Metode yang akan digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah metode analisis isi (content analysis)dan metode komparatif. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan sosiologis.
Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang Azmi, Fuadi; Rusli, Ris’an; Badaruddin, Kemas
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 12 No. 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.4773

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar  di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kualitas dari kemampuan guru PAI sekolah dasar dalam mengembangkan potensinya. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan cara menggali makna dibalik teks yang didapat melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Lokasi dan fokus penelitian ada di SD Negeri, 26, 27 dan 28 di Kecamatan Ilir Barat I Palembang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwaDari hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan kompetensi guru PAI yang ada di SD Negeri 26, 27, 28 masih belum maksimal dan perlu ada pengembangan yang lebih lanjut dan komprehensif. Beberapa problem yang dihadapi guru PAI yang menyebabkan lemahnya kompetensi guru PAI yaitu minimnya jam mengajar, kemudian pola pembelajaran PAI yang masih menggunakan pola lama yang menakutkan bagi siswa dengan hafalan dan praktek materi yang di ajarkan, kemudian dari sisi lain guru tidak menempatkan guru PAI sebagai contoh atau teladan dan memiliki brand imej yang menyenangkan bagi siswa, hal ini tentu kemampuan guru PAI perlu dikembangkan dan ditingkatkan lagi, khsusunya dalam pengembangan karakter guru dan membangun imej guru PAI sebagai guru yang menyenangkan, maka pengembangan kompetensi individu perlu lebih dikembangkan. Adapun strategi atau cara yang diupayakan pihak Lembaga untuk mengembangkan SDM guru yaitu dengan memfasilitasi para guru untuk ikut kegiatan workshop, pelatihan, diklat dan pengembangan diri, sehingga standar kompetensi tenaga pendidik dari pedagogig, professional, kepribadian dan sosial bisa lebih dikembangkan.