Polusi udara di Indonesia merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia, dengan dampaknya yang meliputi penyakit pernapasan, jantung, dan kematian dini. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai polutan udara yang berbahaya, termasuk debu diameter, sulfur dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan lainnya. Musim kemarau yang panjang sering kali memicu kebakaran hutan di berbagai daerah, termasuk Desa Bati-bati di Kalimantan Selatan. Kebakaran hutan menghasilkan asap yang menyebabkan polusi udara berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya mencapai angka sekitar 160 tergolong tidak sehat.  Untuk mengatasi masalah ini, peneliti telah mengembangkan sistem pemantauan kualitas udara berbasis Internet of Things (IoT) di beberapa titik rawan kebakaran hutan dan lahan. Sistem ini mendeteksi kadar polusi karbon monoksida (CO) dan metana di udara dan memberikan peringatan dini kepada pengguna melalui telegram jika kadar polusi melebihi atau mendekati batas yang ditetapkan. Dengan demikian, sistem ini membantu pengguna untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi kesehatan dari dampak polusi udara.