Ni Luh Ariastini .
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Realisasi Kesantunan Berbahasa antara Siswa dan Warga Sekolah Lainnya di SMA Negeri 3 Singaraja ., NI LUH ARIASTINI; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan siswa, siswa dan guru, serta siswa dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja dan (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami oleh siswa dan warga sekolah lainnya di SMA Negeri 3 Singaraja dalam dalam merealisasi kesantunan berbahasa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja yang ditentukan dengan teknik accidental sampling, sedangkan objek penelitian yang digunakan adalah kesantunan berbahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan siswa di SMA Negeri 3 Singaraja belum baik karena terdapat 11 tuturan yang melanggar kaidah-kaidah maksim, baik maksim kesantunan Leech maupun maksim kerja sama Grice; (2) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan guru di SMA Negeri 3 Singaraja belum baik karena terdapat 11 tuturan yang melanggar kaidah-kaidah maksim kesantunan Leech maupun maksim kerja sama Grice; (3) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja juga belumditerapkan dengan baik karena ada satu dari 22 tuturan yang melanggar maksim, yaitu maksim kualitas; serta (4) terdapat delapan kendala yang dialami oleh siswa, guru, dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja dalam merealisasi kesantunan berbahasa, yaitu sudah terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari yang cenderung kurang mematuhi teori kesantunan; adanya pengaruh dari teman; kurangnya penguasaan kosa kata yang santun; gugup berbicara dengan santun; kurangnya lingkungan yang mendukung untuk berbahasa dengan santun; susah berbicara santun dengan orang yang kali pertama diajak bertemu; sikap yang acuh tak acuh dengan orang yang diajak berbicara; serta kadang membuat penutur kesulitan menyampaikan sesuatu. Dengan demikian, peneliti menyarankan kepada guru dan pegawai hendaknya membimbing para siswa agar mereka memahami kesantunan dalam berbahasa.Kata Kunci : realisasi kesantunan berbahasa, maksim kesantunan Leech, maksim kerja sama Grice, kendala-kendala, tuturan siswa, guru, dan pegawai This study intended to (1) describe the realization of polite speech between students and students, students and teachers, and students and staff of SMA Negeri 3 Singaraja; (2) describe obstacles experienced by students and other school communities of SMA Negeri 3 Singaraja which is defined by accidental sampling, meanwhile the object of this study was polite speech. Method which is used to analyze data was descriptive analysis method. Findings of this study showed that (1) realization of politeness in speaking among the students of SMA N 3 Singaraja is not good enough. There were 11 utterances of 59 utterances researcher analyzed that violate the rules of maxims of Leech politeness and Grice cooperation; (2) realization of politeness between students and teachers of SMA Negeri 3 Singaraja is not good enough. There were 11 utterances of 88 utterances researcher analyzed that violates the rules of maxims of Leech politeness and Grice cooperation ; (3) realization of politeness in speaking between the students and staff of SMA Negeri 3 Singaraja is also not good enough because there are some irregularities of maxim in speech that violates the maxim of quality which is based on the teory of Grice; and (4) There were eight obstacles experienced by students, teachers and staff of SMA Negeri 3 Singaraja in realizing politeness of speaking that is familiarity in using daily language which is not appropriate with the theory of politeness; influence of fellow; limitation of maintaining politeness vocabularies; nervousness of polite speech; lack of supporting environment to speak politely; difficulty in speaking politely to people for the first meeting; indifference towards people who are talking with; and sometimes makes speakers hard to convey something. Therefore, researcher suggests teachers and staffs to guide the students to comprehend politeness in speaking.keyword : The realization of polite speech, maxim of Lech politeness, maxim of Grice Cooperation, obstacles, utterance of students, teachers and staff
KAJIAN FEMINISME TERHADAP NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA ., Ni Luh Ariastini; ., Drs.Gde Artawan,M.Pd; ., Ida Ayu Made Darmayanti, S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v2i1.3871

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) unsur-unsur struktural dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini; (2) perjuangan tokoh perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini; dan (3) kesesuaian materi perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Subjek penelitian ini adalah novel Tempurung karya Oka Rusmini, sedangkan objek penelitiannya adalah feminisme dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini dan kesesuaiannya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Unsur-unsur struktural yang dianalisis dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini adalah tema, penokohan atau perwatakan, amanat, latar, dan alur. Tema yang diangkat dalam Tempurung adalah perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Tokoh yang digambarkan dalam Tempurung terdiri atas sembilan belas tokoh dengan latar belakang yang hampir sama. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui novel ini supaya tidak ada diskriminasi terhadap perempuan. Latar dalam novel menceritakan bahwa peristiwa terjadi di Bali. Alur yang digunakan adalah alur mundur. (2) Perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini dilakukan dalam empat bidang, yaitu bidang pendidikan ditandai dengan kegigihan seorang perempuan menuntut ilmu, ekonomi ditandai dengan usaha keras perempuan merintis usaha dari kegemarannya, keluarga ditandai dengan kesabaran seorang istri menyikapi sikap suami yang tidak bertanggung jawab, dan sosial ditandai dengan usaha seorang perempuan membuktikkan bahwa perempuan mampu melahirkan ide-ide mutakhir. (3) Materi perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini memiliki kesesuaian sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA sesuai dengan kriteria pemilihan materi pelajaran yang diuji secara internal. Berdasarkan penelitian ini, peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian secara internal dan eksternal.Kata Kunci : kajian feminisme, perjuangan perempuan, kesesuaian sebagai bahan pembelajaran sastra, novel Tempurung This study aimed to describe (1) structural elements in a novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini; (2) women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini; (3) and appropriateness of the material of the women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini as a material in teaching literatures in senior high school. The subject of this study was the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini, while the objects of this study were feminism and its appropriateness as a material in teaching literatures in senior high school. The data collection method used in this study was documentation method. The data were analysed by using descriptive qualitative technique. Here are the results of the study. (1) The structural elements analysed in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini were theme, characterization, message, setting, and plot. The theme of the novel was right difference between men and women. The characters illustrated in the novel consisted of nineteen characters with settings that were almost similar. The message that was conveyed by the author through the novel was that there should be no discrimination towards women. The settings of the novel illustrated that the incidents were occurred in Bali. The plot used was flash back. (2) The women’s struggles were done in four fields including education showed by the persistence of a woman to study, economy showed by the efforts of a woman in working based on her passion, family showed by the patience of a wife facing her husband who was irresponsible, and social showed by the efforts of a woman to prove that women were able to generate advanced ideas. (3) The material of the women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini had appropriateness as a material in teaching literatures in senior high school which was suitable with the criteria of the teaching material selection internally examined.keyword : feminism analysis, women’s struggles, appropriateness as a material in teaching literatures, novel Tempurung
KAJIAN FEMINISME TERHADAP NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Ni Luh Ariastini .; Drs.Gde Artawan,M.Pd .; Ida Ayu Made Darmayanti, S.Pd. .
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v2i1.3871

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) unsur-unsur struktural dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini; (2) perjuangan tokoh perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini; dan (3) kesesuaian materi perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Subjek penelitian ini adalah novel Tempurung karya Oka Rusmini, sedangkan objek penelitiannya adalah feminisme dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini dan kesesuaiannya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Unsur-unsur struktural yang dianalisis dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini adalah tema, penokohan atau perwatakan, amanat, latar, dan alur. Tema yang diangkat dalam Tempurung adalah perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Tokoh yang digambarkan dalam Tempurung terdiri atas sembilan belas tokoh dengan latar belakang yang hampir sama. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui novel ini supaya tidak ada diskriminasi terhadap perempuan. Latar dalam novel menceritakan bahwa peristiwa terjadi di Bali. Alur yang digunakan adalah alur mundur. (2) Perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini dilakukan dalam empat bidang, yaitu bidang pendidikan ditandai dengan kegigihan seorang perempuan menuntut ilmu, ekonomi ditandai dengan usaha keras perempuan merintis usaha dari kegemarannya, keluarga ditandai dengan kesabaran seorang istri menyikapi sikap suami yang tidak bertanggung jawab, dan sosial ditandai dengan usaha seorang perempuan membuktikkan bahwa perempuan mampu melahirkan ide-ide mutakhir. (3) Materi perjuangan perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini memiliki kesesuaian sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA sesuai dengan kriteria pemilihan materi pelajaran yang diuji secara internal. Berdasarkan penelitian ini, peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian secara internal dan eksternal.Kata Kunci : kajian feminisme, perjuangan perempuan, kesesuaian sebagai bahan pembelajaran sastra, novel Tempurung This study aimed to describe (1) structural elements in a novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini; (2) women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini; (3) and appropriateness of the material of the women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini as a material in teaching literatures in senior high school. The subject of this study was the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini, while the objects of this study were feminism and its appropriateness as a material in teaching literatures in senior high school. The data collection method used in this study was documentation method. The data were analysed by using descriptive qualitative technique. Here are the results of the study. (1) The structural elements analysed in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini were theme, characterization, message, setting, and plot. The theme of the novel was right difference between men and women. The characters illustrated in the novel consisted of nineteen characters with settings that were almost similar. The message that was conveyed by the author through the novel was that there should be no discrimination towards women. The settings of the novel illustrated that the incidents were occurred in Bali. The plot used was flash back. (2) The women’s struggles were done in four fields including education showed by the persistence of a woman to study, economy showed by the efforts of a woman in working based on her passion, family showed by the patience of a wife facing her husband who was irresponsible, and social showed by the efforts of a woman to prove that women were able to generate advanced ideas. (3) The material of the women’s struggles in the novel entitled Tempurung written by Oka Rusmini had appropriateness as a material in teaching literatures in senior high school which was suitable with the criteria of the teaching material selection internally examined.keyword : feminism analysis, women’s struggles, appropriateness as a material in teaching literatures, novel Tempurung