M.Hum ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum
Unknown Affiliation

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMBELAJARAN BERPIDATO BAHASA BALI DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VIII B5 SMP N 4 SINGARAJA ., A.A. NGURAH SATRIA WIGUNA; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif, (2) pelaksanaan pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif, dan (3) evaluasi pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Bali yang mengajar di kelas VIII B5 SMP N 4 Singaraja dan objeknya adalah pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif di kelas VIII B5 SMP N 4 Singaraja. Metode dokumentasi digunakan untuk memeroleh data perencanaan pembelajaran, metode observasi digunakan untuk memeroleh data pelaksanaan pembelajaran, dan metode wawancara digunakan untuk memeroleh data tentang evaluasi pembelajaran. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru sudah mampu menyusun RPP dengan pendekatan komunikatif, (2) pelaksanaan pembelajaran komunikatif belum mampu dilaksanakan oleh guru secara maksimal. Hal tersebut terlihat dari situasi pembelajaran yang tidak kondusif, dan belum terlihat adanya pembelajaran yang komunikatif, (3) evaluasi pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan pendekatan komunikatif masih membingungkan bagi guru. Guru belum memahami tentang apa saja yang harus dinilai dalam pembelajaran, dan bagaimana cara menilai tingkat kekomunikatifan siswa dalam pembelajaran. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah untuk pemerintah dan guru bahasa Bali. Pemerintah seharusnya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung penerapan kurikulum pendidikan dan memberikan sosialisasi secara merata kepada guru. Saran untuk guru bahasa Bali agar meningkatkan kompetensinya dalam menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.Kata Kunci : pendekatan komunikatif, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi This study was aimed to describe (1) planning Balinese language speech learning by using the communicative approach, (2) implementation of Bali language speech learning by using the communicative approach, and (3) evaluation of the Balinese language speech learning by using the communicative approach. This study was designed by using descriptive qualitative research approach. Research subject in this study was the Balinese language teacher who teaches in class VIII SMP N 4 Singaraja B5 and the object of this research was the Balinese language speech learning by using the communicative approach in class VIII SMP N 4 Singaraja B5. Data was obtained through documentation, observation, and interviews. Data analysis method used was descriptive qualitative method. The results shows that (1) the teacher had prepared lesson plan using the communicative approach, but there were still many shortcomings in the formulation, such as the nations character educationhad not included yetand the allocation of instructional time had not adjusted yetto the level of difficulty of the material which was to be covered, (2) the implementation of communicativelearning was not yet being able to be implemented by the teacher. It was seen from the learning situation that was not conducive, and had not seen as a communicative class, (3) evaluation of learning speech Balinese language with a communicative approach was still confusing for teachers. Teachers did not understand about what needs to be assessed in the study, and how to assess the level of students’ communication in the learning process. Suggestions in this study were submitted for the government and the teachers of Balinese Language. The government should prepare everything that is required to support the implementation of the educational curriculum and provide socialization evenly to the teacher. An advice for teachers of Balinese Language is to improve the competence in planning, implementing, and evaluating the learning process.keyword : communicative approach, planning, implementation, evaluation
PEMBELAJARAN BERPIDATO BAHASA BALI DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VIII B5 SMP N 4 SINGARAJA ., A.A. NGURAH SATRIA WIGUNA; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.7 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif, (2) pelaksanaan pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif, dan (3) evaluasi pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Bali yang mengajar di kelas VIII B5 SMP N 4 Singaraja dan objeknya adalah pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan menggunakan pendekatan komunikatif di kelas VIII B5 SMP N 4 Singaraja. Metode dokumentasi digunakan untuk memeroleh data perencanaan pembelajaran, metode observasi digunakan untuk memeroleh data pelaksanaan pembelajaran, dan metode wawancara digunakan untuk memeroleh data tentang evaluasi pembelajaran. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru sudah mampu menyusun RPP dengan pendekatan komunikatif, (2) pelaksanaan pembelajaran komunikatif belum mampu dilaksanakan oleh guru secara maksimal. Hal tersebut terlihat dari situasi pembelajaran yang tidak kondusif, dan belum terlihat adanya pembelajaran yang komunikatif, (3) evaluasi pembelajaran berpidato bahasa Bali dengan pendekatan komunikatif masih membingungkan bagi guru. Guru belum memahami tentang apa saja yang harus dinilai dalam pembelajaran, dan bagaimana cara menilai tingkat kekomunikatifan siswa dalam pembelajaran. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah untuk pemerintah dan guru bahasa Bali. Pemerintah seharusnya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung penerapan kurikulum pendidikan dan memberikan sosialisasi secara merata kepada guru. Saran untuk guru bahasa Bali agar meningkatkan kompetensinya dalam menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.Kata Kunci : pendekatan komunikatif, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi This study was aimed to describe (1) planning Balinese language speech learning by using the communicative approach, (2) implementation of Bali language speech learning by using the communicative approach, and (3) evaluation of the Balinese language speech learning by using the communicative approach. This study was designed by using descriptive qualitative research approach. Research subject in this study was the Balinese language teacher who teaches in class VIII SMP N 4 Singaraja B5 and the object of this research was the Balinese language speech learning by using the communicative approach in class VIII SMP N 4 Singaraja B5. Data was obtained through documentation, observation, and interviews. Data analysis method used was descriptive qualitative method. The results shows that (1) the teacher had prepared lesson plan using the communicative approach, but there were still many shortcomings in the formulation, such as the nation's character educationhad not included yetand the allocation of instructional time had not adjusted yetto the level of difficulty of the material which was to be covered, (2) the implementation of communicativelearning was not yet being able to be implemented by the teacher. It was seen from the learning situation that was not conducive, and had not seen as a communicative class, (3) evaluation of learning speech Balinese language with a communicative approach was still confusing for teachers. Teachers did not understand about what needs to be assessed in the study, and how to assess the level of students? communication in the learning process. Suggestions in this study were submitted for the government and the teachers of Balinese Language. The government should prepare everything that is required to support the implementation of the educational curriculum and provide socialization evenly to the teacher. An advice for teachers of Balinese Language is to improve the competence in planning, implementing, and evaluating the learning process.keyword : communicative approach, planning, implementation, evaluation
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA BALI DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINGARAJA ., I KADEK MUSTIKA; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF.DR. I WAYAN RASNA, MPd.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mendeskripsikan pendidikan karakter bangsa dalam (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) evaluasi pelaksanaan pembelajaran bahasa Bali di kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran bahasa Bali kelas VIII A1 dan VIII A2. Objek penelitian ada tiga, yaitu (1) pendidikan karakter bangsa dalam perencanaan pembelajaran, (2) pendidikan karakter bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran, dan (3) pendidikan karakter bangsa dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran. Metode penelitian ada tiga, yaitu pencatatan dokumen observasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik analisis data model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendidikan karakter bangsa dalam perencanaan pembelajaran sudah diimplementasikan oleh guru dengan persentase kesesuaian sebesar 81% (sangat sesuai). Nilai yang direncanakan sebanyak empat belas, terletak pada komponen tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. (2) Pendidikan karakter bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran sudah diimplementasikan pada tiga kegiatan pokok pembelajaran dengan persentase kesesuaian sebesar 72% (sesuai). Ada empat belas nilai yang dilaksanakan, tetapi tidak sepenuhnya sesuai dengan perencanaan dan pedoman pengimplementasian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembentukan karakter yaitu keteladanan, penguatan secara verbal, motivasi, teguran, dan penugasan. (3) Pendidikan karakter bangsa dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran sudah diimplementasikan dengan persentase kesesuaian 85% (sangat sesuai). Guru melakukan penilaian sikap/karakter, pengetahuan, dan keterampilan. Nilai karakter yang dievaluasi sebanyak lima, yaitu mengacu dari indikator dan fokus nilai yang dikembangkan di sekolah. Teknik yang digunakan yaitu observasi dan penilaian yang dilakukan berupa penilaian proses dan produk. Jadi, dapat disimpulkan pendidikan karakter bangsa dalam pembelajaran bahasa Bali sudah diimplementasikan oleh guru. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu guru hendaknya lebih cermat dalam menyusun perencanaan khususnya komponen penilaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng hendaknya meningkatkan lagi pemberian pelatihan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter bangsa. Kata Kunci : karakter bangsa, pembelajaran bahasa Bali The study is aimed at describing the national character education in (1) planning, (2) implementation, and (3) evaluation of the implementation of the Balinese instruction in VIII grade of SMA Negeri 1 Singaraja. The subjects in this research were the Balinese language teachers in class VIII A1 and VIII A2. The objects of research were: (1) the national character education in the instruction planning of learning, (2) the national character education in the implementation of learning, and (3) the national character education in the evaluation of the implementation. There were three research methods, namely the recording of documents, observation, and interviews. The data were analyzed by using data analysis techniques model of Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and inference and verification. The conclusion of this study showed that (1) the national character education in the planning of learning has been implemented by teachers with conformity percentage of 81% (very appropriate). The planned score was fourteen, which lied in the components of learning objectives, learning activities, and assessment. (2) The national character education in the implementation of learning has been implemented in three main activities of learning with conformity percentage of 72% (appropriate). There were fourteen values which were implemented, but they were not fully comply with the planning and implementation guidelines. The instructional methods used in the character formation were exemplary, verbal reinforcement, motivation, instruction and assignments. (3) The national character education in the evaluation of the implementation has been implemented in conformity percentage of 85% (very appropriate). Teachers assessed the attitude/character, knowledge, and skills. There were five evaluated character values, which referred from the indicator and standard score developed at school. The techniques used in this study were observation and assessment which were conducted in the form of process and product assessment. Thus, we can conclude the national character education in Balinese instuction has been implemented by the teacher. The suggestion that can be given in this research is that the teachers should be more careful in planning particular components of the assessment. Moreover, Buleleng Education Office should improve the provision of training in implementing the national character education. keyword : national character, Balinese instruction
KOMPETENSI GRAMATIKAL DAN KOMPETENSI KEWACANAAN SISWA KELAS X SMAN 1 PRAYA (KAJIAN TERHADAP TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI) ., AGUS HARI WAHYUDI; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kompetensi gramatikal dan kompetensi wacana pada teks laporan hasil observasi siswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X9 SMAN 1 Praya yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah kompetensi gramatikal dan kompetensi wacana pada teks laporan hasil observasi. Data penelitian tentang kompetensi gramatikal dan kompetensi wacana dikumpulkan dengan tes membuat teks laporan hasil observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi gramatikal siswa yang terdapat pada teks laporan hasil observasi sudah sangat baik dengan perolehan skor 89. Perolehan skor tersebut apabila dikonversi ke dalam pedoman konversi skala lima, skor tersebut berada pada predikat sangat baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompetensi wacana siswa yang terdapat pada teks laporan hasil observasi juga sangat baik dengan perolehan skor 96,8. Apabila dikonversi menggunakan pedoman konversi skala lima, maka skor tersebut berada pada predikat sangat baik. Penentuan skor kompetensi gramatikal yang terkandung dalam teks laporan hasil observasi, dinilai dari dua kriteria yakni berupa morfologi dan sintaksis. Pada kompetensi morfologi, terdapat aspek pembentukan kata. Pada kompetensi sintaksis, terdapat aspek analisis kalimat berdasarkan struktur fungsi. Adapun penentuan skor dalam kompetensi wacana yang terdapat pada teks laporan hasil observasi siswa ditentukan atas aspek kohesi dan koherensi. Pada aspek kohesi terdapat kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Pada aspek koherensi terdapat kesatuan konsep dan relasi yang relevan, adanya perkembangan, tidak adanya kontradiksi, adanya identitas individual, dan adanya seleksi fakta. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi gramatikal dan kompetensi wacana pada teks laporan hasil observasi siswa kelas X9 SMAN 1 Praya sudah sangat baik. Berdasarkan simpulan ini, disarankan agar guru-guru bahasa Indonesia dalam usaha meningkatkan kompetensi menulis siswa agar dipertahankan dan jika mungkin ditingkatkan lagi. Kata Kunci : kompetensi gramatikal, kompetensi wacana, teks laporan hasil obeservasi This study aims to determine and describe the grammatical competence and the competence of the discourse on the text of the report on the observation of students. This research is quantitative descriptive. Subjects were students of SMAN 1 Praya X9 class numbering 25 students. The object of this study is the grammatical competence and the competence of the discourse on the text of the report on the observation. Data research on grammatical competence and discourse competence collected with assays create text reports on the results of observation. Data were analyzed using descriptive qualitative method. The results showed that the students' grammatical competence contained in the text of the report on the observation has been very good with the acquisition of a score of 89. The scores Obtaining when converted into a five-star scale conversion guidelines, the scores are in very good predicate. The results also showed that the competence of student discourse contained in the text of the report on the observation was also very good with the acquisition of a score of 96.8. When converted using a five-scale conversion guidelines, then the scores are in very good predicate. Scoring of grammatical competence contained in the text of the report on the observation, judged on two criteria in the form of morphology and syntax. On the competence of morphology, there are aspects of word formation. On syntactic competence, there are aspects of the analysis of the sentence based on the structure function. As for the scoring in the competence of the discourse contained in the text of the report on the observation of students determined on aspects of cohesion and coherence. In the aspect of cohesion there is cohesion lexical and grammatical cohesion. In the aspect of coherence there is unity of concepts and relationships that are relevant, their development, the absence of contradiction, their individual identity, and their selection of facts. Based on these findings, we can conclude that grammatical competence and the competence of the discourse on the text of the report on the observation X9 grade students of SMAN 1 Praya has been very good. Based on this conclusion, it is suggested that Indonesian teachers in an effort to improve students' writing competence to be maintained and if possible improved.keyword : grammatical competence, discourse competence, text reports of observation
ANALISIS WACANA KRITIS MODEL VAN DIJK TERHADAP PEMBERITAAN REKLAMASI TELUK BENOA PADA SURAT KABAR BALI POST DAN POS BALI ., GILANG PRATAMA Y.R.; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF. DR. I NENGAH MARTHA, M.Pd
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek suprastruktur, struktur makro, struktur mikro, dan kognisi sosial serta konteks sosial yang terdapat dalam teks berita reklamasi Teluk Benoa pada surat kabar harian Bali Post dan Pos Bali periode Juli 2013 sampai Januari 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pisau analisis wacana kritis model Teun A Van Dijk dengan sumber data pemberitaan reklamasi Teluk Benoa pada Bali Post dan Pos Bali periode Juli 2013 sampai Januari 2014, dan wartawan Bali Post dan Pos Bali yang menulis berita reklamasi Teluk Benoa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara dengan teknik analisis data menggunakan prosedur Van Dijk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi teks pada aspek suprastruktur, struktur makro, dan struktur mikro teks berita Bali Post cenderung berpihak pada gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa, sedangkan Pos Bali cenderung mendukung reklamasi Teluk Benoa. Ditemukan kognisi sosial wartawan Bali Post yang menolak reklamasi Teluk Benoa dengan tetap menjaga objektivitasnya sebagai wartawan, sedangkan kognisi sosial wartawan Pos Bali bersikap netral. Analisis konteks sosial menunjukkan keterlibatan pengusaha, penguasa, dan elemen masyarakat yang memengaruhi wacana reklamasi Teluk Benoa sesuai dengan akses yang dimiliki masing-masing pihak. Peneliti menyarankan agar surat kabar dapat memaksimalkan perannya sebagai agen pendidik masyarakat, bukan berpihak pada kelompok yang justru memberikan kemunduran bagi masyarakat, dan menyarankan agar masyarakat lebih kritis dalam menyerap informasi yang ada sehingga mampu mengambil keputusan yang terbaik dalam menghadapi permasalahan yang ada.Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis, Teun A. Van Dijk, Wacana Reklamasi Teluk Benoa The goals of the research are to describe the suprastructure, macrostructure, microstructure, and describing the social cognition dimension and social context in the text of the news of the reclamation of Benoa Bay in Bali Post and Pos Bali Daily Newspaper from period of July 2013 to January 2014. This research uses the approach of qualitative descriptive with the critical discourse analyze of Teun A. Van Dijk model from reclamation of Benoa Bay news on Bali Post and Pos Bali daily news period of July 2013 to January 2014 and also the journalists who wrote them. Documentation for suprastructural, macrostructure, microstructure, and social context, and interview for social cognition dimension. The results of the research the suprastructure, macrostructure, and microstructure of Bali Post are more on the side of the movement of against Benoa Bay reclamation, and the other hand Pos Bali supporting the project of Benoa Bay reclamation. The social cognition of Bali Post journalists are against Benoa Bay reclamation, while Pos Bali journalist try to be an netral person, and the social context shows the involvement of investors, government, and social elements that persuade the discourse according to the access they owned. The researcher recommends the newspapers to maximize their role as the society educator agent, not defended those who gave disadvantages to the society life.keyword : Critical Discourse Analysis, Teun A Van Dijk, Reclamation of Benoa Bay Discourse
PEMBELAJARAN SASTRA BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SESUAI KURIKULUM 2013 DI KELAS VIII SMP TAWAKKAL ., IKA FEBRITA SARI; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF.DR. I NYOMAN SUDIANA, M.Pd.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran sastra berorientasi pendidikan karakter di kelas VIII SMP Tawakkal, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran sastra berorientasi pendidikan karakter di kelas VIII SMP Tawakkal, dan (3) mendeskripsikan evaluasi pembelajaran sastra berorientasi pendidikan karakter di kelas VIII SMP Tawakkal. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia dan siswa kelas VIII SMP Tawakkal. Objek Penelitian ini adalah pembelajaran sastra yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sastra berorientasi pendidikan karakter sesuai Kurikulum 2013 di kelas VIII SMP Tawakkal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini bagian perencanaan dan pelaksanaan sebagian besar terkandung adanya pendidikan karakter. Bagian evaluasi hanya pada bagian penilaian sikap. Pada perencanaan pertama dan kedua 70% terkandung adanya pendidikan karakter dan 30% tidak terkandung adanya pendidikan karakter. Pada pelaksanaan di antaranya bagian pertama 73,3% terkandung adanya pendidikan karakter dan 26,7% tidak terkandung adanya pendidikan karakter. Terakhir pada evaluasi 33,3% mengandung adanya pendidikan karakter dan 66,7% tidak mengandung adanya pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang tampak pada pembelajaran ini di antaranya adalah religius, santun, peduli, dan percaya diri, rasa ingin tahu, mandiri, kreatif, tanggung jawab, dan bersahabat/ komunikatif.Kata Kunci : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pendidikan karakter This study aims to (1) describe the learning plan literature oriented character education in class VIII SMP Tawakkal, (2) describe the implementation of learning literature oriented character education in class VIII SMP Tawakkal, and (3) describe the evaluation of learning literature oriented character education in class VIII SMP Tawakkal. This research uses descriptive qualitative research design. The subjects were Indonesian teachers and students of class VIII SMP Tawakkal. The object of this research is the study of literature that includes planning, implementation, and evaluation of learning-oriented literature appropriate character education curriculum in class VIII SMP 2013 Tawakkal. This research uses methods used are observation, documentation, and interviews. The results of this study planning and execution largely contained their character education. Part evaluations only on the attitude measures. In planning the first and the second 70% contained their character education and 30% are not contained their character education. On the implementation of which the first part contained the 73.3% and 26.7% of character education is not contained their character education. Recently Reviewed evaluation 33.3% contain their character education and 66.7% did not contain any character education. Education characters that appear on learning of them are religious, polite, caring, and confident, curiosity, independence, creativity, responsibility, and friends or communicative.keyword : planning, implementation, evaluation, character education
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI UPW SMK Wira Harapan Tegal Jaya, Dalung ., NI MADE DWI ARYASTINI; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI UPW SMK Wira Harapan, (2) pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI UPW SMK Wira Harapan, dan (3) penilaian pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI UPW SMK Wira Harapan. Rancangan penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI UPW SMK Wira Harapan berjumlah 40 orang. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah, khususnya perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan observasi. Data dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) perencanaan pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah disusun secara sistematis dan terorganisasi dengan baik sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran mengikuti sintak model pembelajaran berbasis masalah yaitu penyampaian konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan, serta penilaian dan ciri pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah adanya pemberian masalah kepada siswa kemudian masalah tersebut dihubungkan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, (3) penilaian pembelajaran dilakukan pada tiga aspek, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan pengolahan nilainya dilakukan dengan mencari nilai akhir pada setiap aspek kemudian dikonversikan untuk mendapatkan predikat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran terlaksana dengan baik serta sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah dan Kurikulum 2013.Kata Kunci : PBM, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran This study aimed at describing (1) the planning of problem-based learning in Indonesian lesson in class XI UPW student of SMK Wira Harapan, (2) the implementation of problem-based learning in Indonesian lesson in class XI UPW student of SMK Wira Harapan, and (3) the problem-based learning assessment in Indonesian lesson in class XI UPW student of SMK Wira Harapan. This study was designed in the form of descriptive qualitative research. The subjects of the study were an Indonesian teacher and 40 students of XI UPW at SMK Wira Harapan. The object of the study was a model of problem-based learning, especially lesson plan, activity, and assessment. The data were collected by using documentation method and classroom observation. The data were analyzed by using the steps of data reduction, data presentation, and inference. The results showed that (1) planning problem-based learning in subjects Indonesian already arranged in a systematic and well organized in accordance with the guidelines for instructional planning, (2) the implementation of learning follow the syntax problem-based learning models: the basic concept, defining the problem, independent learning, exchange of knowledge, also the assessment and learning characteristics of problem-based learning model was the grant of a problem to the students and then the problems associated with knowledge and skills in Indonesian subject, (3) the assessment of learning was done in three aspects, namely the attitude, knowledge, and skills and processing the value was done by looking at every aspect of the final value then converted to obtain the predicate. Based on these results it can be concluded that the planning, implementation, and assessment of learning were performing well and appropriate with the model of problem-based learning and the Curriculum 2013.keyword : PBL, lesson plan, activity, and assessment of learning
Analisis Framing Pemberitaan Kaum Migran dalam Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas serta Efeknya bagi Pembaca ., TITAN RATIH BESTARI; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF. DR. I MADE SUTAMA, M.Pd.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 6, No 1 (2017):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan framing pemberitaan kaum migran dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas dan (2) mendeskripsikan efek framing bagi pembaca surat kabar tersebut. Subjek penelitian ini menggunakan berita seputar kaum migran yang dimuat Jawa Pos dan Kompas sejak Mei hingga Oktober 2015 serta para narasumber (pelanggan harian tersebut) yang diwawancarai. Sementara itu, objek penelitian ini adalah framing pemberitaan kaum migran dalam harian Jawa Pos dan Kompas serta efek framing bagi pembaca kedua media tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunaan teknik analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data (penyaringan berita yang tidak representatif terhadap tujuan penelitian), penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) berita-berita kaum migran dalam Jawa Pos dan Kompas mengandung strategi framing dilihat dari unsur: (a) struktur sintaksis, meliputi unit headline; lead; latar informasi; dan kutipan sumber; (b) struktur skrip, meliputi unsur 5W+1H; (c) struktur tematik, meliputi unit detail informasi; koherensi; bentuk kalimat, dan kata ganti; (d) struktur retoris, meliputi unit leksikon, metafora, dan grafis; serta (2) framing memberikan efek bagi pembaca, yaitu memobilisasi massa; menggiring pembaca pada ingatan tertentu; serta membentuk perasaan, pendapat, sikap, dan penawaran solusi dari diri pembaca. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Jawa Pos maupun Kompas terbukti benar telah membuat framing dalam pemberitaannya terkait kaum migran melalui struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris; dan framing memberikan efek bagi para pembaca kedua harian tersebut. Peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) peneliti lain perlu mengadakan penelitian lanjutan terkait strategi atau pendekatan dari model lain yang belum dikaji dalam penelitian ini; (2) peneliti lain dapat melakukan penelitian sejenis pada media lain, baik media cetak atau elektronik, maupun media lokal atau nasional, dan juga terhadap fokus pemberitaan yang lain; (3) akan lebih baik jika penelitian pada masa mendatang dilakukan oleh berbagai pihak dari berbagai lintas ilmu disipliner sehingga analisis dan hasil penelitian yang diperoleh bisa lebih akurat, tajam, dan mendalam.Kata Kunci : framing, efek, berita kaum migran This study aimed at (1) describe the framing technique in reporting news about migrants in Jawa Pos and Kompas newspaper, and (2) describe the effect of framing technique for readers of Jawa Pos and Kompas newspaper. The subject of the study used the news of migrants which were published in Jawa Pos and Kompas newspaper from May until October 2015, and the sources (the regulars of Jawa Pos and Kompas) who were interviewed. Meanwhile, the object of this study was the framing technique in reporting the news of migrants in Jawa Pos and Kompas newspaper and also the impact of this framing technique for the regulars of these two newspapers. The data were collected by using the documentation method and interview method. The collected data then were analyzed by using a qualitative descriptive analysis technique that includes the reduction of data (filtering news that is not representative of the purpose of the study), data presentation, and drawing the conclusions. The results of this study indicate that (1) the news of migrants in Jawa Pos and Kompas contains strategies of framing which can be seen from elements: (a) the syntax structure, involve the unit of headline; lead; information background; and sources of; (b) the script structure, involve the elements of 5W+1H; (c) the thematic structure, involve the unit of information detail; coherence; sentences form; and the pronoun; (d) the rhetorical structure, involve the lexicon unit; methapora; and graphics; and (2) the framing gives effects to the reader, which is mobilizing the masses or readers; lead the reader to a specific memory; and forming feelings, opinions, attitudes, and the solution offer from the reader. Based on these findings, we can conclude that the Jawa Pos and Kompas have been proved to use the framing technique in reporting the news related to migrants through the structure of the syntax, script, thematic, and rhetorical; and the framing technique surely give effects to the reader of these two newspapers. The researcher expresses some suggestions as follows: (1) other researchers need to conduct an advanced research in regards to the strategies or approaches of the other models that have not been examined in this study; (2) other researchers can conduct similar research on other media, whether printed or electronic media, as well as either the local or national media, and also focus on the other news; (3) it would be better if the future studies conducted by various parties of various cross-disciplinary sciences that the analysis and the obtained study results can be more accurate, sharp and deep.keyword : framing, effect, news of migrants
PENGARUH MINAT, MOTIVASI, SIKAP, DAN INTELEGENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS AKSARA BALI PADA SISWA KELAS X BAHASA SMA NEGERI 4 SINGARAJA ., NI LUH RASMINI; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum; ., PROF. DR. I NENGAH MARTHA, M.Pd
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 4, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat, motivasi, sikap, dan inteligensi terhadap hasil belajar menulis aksara Bali pada siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja. Penelitian ini adalah penelitian ?ex-post facto? dengan jumlah sampel 64 orang. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakanmetode kuesioner (angket), dan metode tes. Data minat belajar, motivasi siswa, dan sikap siswa dikumpulkan dengan metode kuesioner. Sedangkan inteligensi dan hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes.Data dianalisis dengan teknik regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang signifikan antara minat terhadap hasil belajar menulis aksara Bali siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,569 dan sumbangan efektifnya sebesar 13,94%, 2) terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar menulis aksara Bali siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,568 dan sumbangan efektifnya sebesar 16,17%, 3) terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap Hasil belajar menulis aksara Bali SMA Negeri 4 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,579 dan sumbangan efektifnya sebesar 13,05%, 4) terdapat pengaruh yang signifikan antara inteligensi terhadap hasil belajar menulis aksara Bali SMA Negeri 4 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,549 dan sumbangan efektifnya sebesar 16,08%, 5) secara bersama sama, terdapat pengaruh yang signifikan antara minat, motivasi, sikap dan inteligensi terhadap hasil belajar menulis aksara Bali siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,770 dan kontribusinya sebesar 59,2% terhadap hasil belajar menulis aksara Bali siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja.Simpulanpenelitianiniadalahadanyapengaruh yang signifikan antara minat, motivasi, sikap, daninteligensiterhadaphasilbelajarmenulisaksara Bali padasiswakelas X Bahasa SMA Negeri 4 Singaraja.Denganadanyapenelitianini diharapkan agar siswa bisa mempertahankanbahkanlebihmeningkatkanlagiminat, motivasi, sikap, dan inteligensinyadalampembelajaranmenulisaksara Bali. Bagi guru dengan adanya penelitian ini bisa menunjukan pentingnya menulis aksara Bali di dalam masyarakat dan bisa menentukan media dan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran menulis aksara Bali.Kata Kunci : minat, motivasi, sikap, inteligensi, hasil belajar This research aimed at knowing the enfluence of interest, motivation, attitude, and intelligence to the achievement of writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja. This research belongs to ?ex-post facto? consisted of 64 students as the sample. The data was gathered through questionnaire and test. The data of the students interest, motivation, and attitude in learning were gathered through questionnaire, while the intelligence and learning achievement were gathered through test or post test. The data was analyzed by using simple regretion technique, double regretion and partial corelation. The result of the research showed that 1) there was a significance influence between interest and the achievement in writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja with corelation coeffitient 0,569 and the efective contribution 13, 94%, 2) there was a significance influence between motivation and the achievement in writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja with corelation coeffitient 0,568 and the efective contribution 16, 17%, 3) there was a significance influence between attitude and the achievement in writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja with corelation coeffitient 0,579 and the efective contribution 13, 05%, 4) there was a significance influence between intelligence and the achievement in writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja with corelation coeffitient 0,549 and the efective contribution 16,08%, 5) there was a significance influence between interest, motivation, attitude, and intelligence and the achievement in writing balinese transcript of the tenth grade language students of SMA 4 Singaraja with corelation coeffitient 0,770 and the efective contribution 59,2%. So from the research it could be concluded that there was a significance influence among the interest, motivation, attitude, and intelligence in writing balinese transcript achievement of the tenth grade language students of SMAN 4 Singaraja. Based on the result of this research it was hoped that the students could maintain even improve much more the interest, motivation, attitude, and intelligence in writing balinese transcript. Further more by this research the teachers can indicate the importance of writing balinese transcript activity in the society and determine the appropriate teaching and learning programme used specially in the activity of writing balinese transcript.keyword : Interest, Motivation, Attitude, Intelligence, Achievement
Realisasi Kesantunan Berbahasa antara Siswa dan Warga Sekolah Lainnya di SMA Negeri 3 Singaraja ., NI LUH ARIASTINI; ., PROF.DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.Pd; ., PROF.DR. I NENGAH SUANDI, M.Hum
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan siswa, siswa dan guru, serta siswa dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja dan (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami oleh siswa dan warga sekolah lainnya di SMA Negeri 3 Singaraja dalam dalam merealisasi kesantunan berbahasa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja yang ditentukan dengan teknik accidental sampling, sedangkan objek penelitian yang digunakan adalah kesantunan berbahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan siswa di SMA Negeri 3 Singaraja belum baik karena terdapat 11 tuturan yang melanggar kaidah-kaidah maksim, baik maksim kesantunan Leech maupun maksim kerja sama Grice; (2) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan guru di SMA Negeri 3 Singaraja belum baik karena terdapat 11 tuturan yang melanggar kaidah-kaidah maksim kesantunan Leech maupun maksim kerja sama Grice; (3) realisasi kesantunan berbahasa antara siswa dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja juga belumditerapkan dengan baik karena ada satu dari 22 tuturan yang melanggar maksim, yaitu maksim kualitas; serta (4) terdapat delapan kendala yang dialami oleh siswa, guru, dan pegawai di SMA Negeri 3 Singaraja dalam merealisasi kesantunan berbahasa, yaitu sudah terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari yang cenderung kurang mematuhi teori kesantunan; adanya pengaruh dari teman; kurangnya penguasaan kosa kata yang santun; gugup berbicara dengan santun; kurangnya lingkungan yang mendukung untuk berbahasa dengan santun; susah berbicara santun dengan orang yang kali pertama diajak bertemu; sikap yang acuh tak acuh dengan orang yang diajak berbicara; serta kadang membuat penutur kesulitan menyampaikan sesuatu. Dengan demikian, peneliti menyarankan kepada guru dan pegawai hendaknya membimbing para siswa agar mereka memahami kesantunan dalam berbahasa.Kata Kunci : realisasi kesantunan berbahasa, maksim kesantunan Leech, maksim kerja sama Grice, kendala-kendala, tuturan siswa, guru, dan pegawai This study intended to (1) describe the realization of polite speech between students and students, students and teachers, and students and staff of SMA Negeri 3 Singaraja; (2) describe obstacles experienced by students and other school communities of SMA Negeri 3 Singaraja which is defined by accidental sampling, meanwhile the object of this study was polite speech. Method which is used to analyze data was descriptive analysis method. Findings of this study showed that (1) realization of politeness in speaking among the students of SMA N 3 Singaraja is not good enough. There were 11 utterances of 59 utterances researcher analyzed that violate the rules of maxims of Leech politeness and Grice cooperation; (2) realization of politeness between students and teachers of SMA Negeri 3 Singaraja is not good enough. There were 11 utterances of 88 utterances researcher analyzed that violates the rules of maxims of Leech politeness and Grice cooperation ; (3) realization of politeness in speaking between the students and staff of SMA Negeri 3 Singaraja is also not good enough because there are some irregularities of maxim in speech that violates the maxim of quality which is based on the teory of Grice; and (4) There were eight obstacles experienced by students, teachers and staff of SMA Negeri 3 Singaraja in realizing politeness of speaking that is familiarity in using daily language which is not appropriate with the theory of politeness; influence of fellow; limitation of maintaining politeness vocabularies; nervousness of polite speech; lack of supporting environment to speak politely; difficulty in speaking politely to people for the first meeting; indifference towards people who are talking with; and sometimes makes speakers hard to convey something. Therefore, researcher suggests teachers and staffs to guide the students to comprehend politeness in speaking.keyword : The realization of polite speech, maxim of Lech politeness, maxim of Grice Cooperation, obstacles, utterance of students, teachers and staff