Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TREND BARU ISLAM AWAL ABAD 21 Arki Auliahadi; Mina Zahara
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 25 No 2 (2019): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v25i2.19

Abstract

Pembahasan dalam tulisan ini merupakan sebuah paparan tentang keadaan Islam di Indonesia awal abad ke 21 atau millenium ke 3. Pada waktu tersebut, keinginan umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam sudah sangat kuat sehingga muncul banyak pemikir Islam dan organisasi keislaman yang berdakwah mengajak masyarakat dengan paham keislamannya. Hal ini menimbulkan suatu dinamika tersendiri dalam perkembangan Islam di Indonesia. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan dan perkembangan Islam pada awal abad ke 21 di Indonesia, munculnya cendekiawan Muslim dan organisasi-organisasi keislaman. Mengetahui seluk beluk bagaimana organisasi itu muncul dan bagaimana pandanganya tentang islam saat ini. Karena minimnya masyarakat tentang Islam maka melalui organisasi inilah mereka membahas secara rinci perkembangan islam pada abad 21, walaupun dalam pembahasan mereka itu banyak konflik interen maupun eksteren. Tetapi tidak semua organisasi menimbulkan konflik terkadang ada diantara pendapat mereka yang membuat masyarakat ingin lebih memperdalam islam. Dan keinginan untuk mengembalikan Islam Sejati sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
PERKEMBANGAN AWAL ISLAM DI NUSANTARA DAN WACANA SUFISTIK TASAWUF FALSAFI PADA ABAD 17 Arki Auliahadi; Ariska Oktavia
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.859 KB) | DOI: 10.30983/it.v3i1.857

Abstract

Since the beginning of the archipelago, the archipelago has functioned as a cross-trade route for the West Asian, East Asian and South Asian regions. The arrival of Islam in the archipelago is full of debates, there are three main issues that historians debate. First, the place of origin of Islam. Second, the carriers. Third, the time of arrival. However, Islam has entered, grown and developed in the archipelago quite rapidly. Considering the arrival of Islam to the archipelago which at that time already had Hindu-Buddhist culture. So this is very encouraging because Islam is able to develop in the midst of the lives of people who already have strong and longstanding cultural roots. The arrival of Islam to the archipelago experienced various ways and dynamics, including trade, marriage, social culture, and so on. This causes the growth and development of Islam in this region has its own style. In addition, Ulama who came to the Nusantara region approached their people with an approach that tended to be gentle. In this case it is done with a philosophical approach to Sufism. This teaching is easily accepted and experiences rapid development in the midst of the Nusantara community so that Islam is more easily accepted. This paper uses a historical approach that emphasizes the aspects of time and chronology by using a heuristic approach, source criticism, synthesis and historiography which are characteristic of the final results of writing history.
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA DAN JAWA Arki Auliahadi; Doni Nofra
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.439 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.210

Abstract

Islam menjadi kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Masuknya Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran para ulama dan pedagang muslim hingga terbentuklah berbagai Kerajaan Islam di Indonesia. Jejak-jejak adanya persebaran Islam di tanah air pun sudah banyak kita jumpai, salah satunya yakni berbagai jejak Kerajaan Islam di Indonesia, khususnya yang terdapat di pulau Sumatera dan Jawa.
SEJARAH MELANGUN SUKU ANAK DALAM DESA MENTAWAK KECAMATAN NALO TANTAN KEBUPATEN MERANGIN Fikri Surya Pratama; Arki Auliahadi
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.892 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.241

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sejarah kehidupan melangun salah satu kelompok Suku Anak Dalam hingga menetap di Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi pada tahun 2011. Istilah melangun sendiri berasal dari nama adat istiadat Suku Anak Dalam, melangun didefenisikan sebagai kegiatan perpindahan tempat pemukiman kelompok Suku Anak Dalam dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan alasan tertentu serta waktu perpindahan dan menetap sesuai mengikuti situasi dan kondisi kehidupan yang dihadapi kelompok tersebut selama kegiatan berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok Suku Anak Dalam Desa Mentawak berasal dari Minangkabau, dengan kemiripan corak adat kebudayaan mereka, dekatnya dialek bahasa mereka yang merupakan dialek bahasa Melayu Minang, serta kesamaan mereka dalam sistem kekeluargaan yang dianut dimana Suku Anak Dalam menganut sistem matrilineal (garis keturunan dari ibu). Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan tetua kelompok Suku Anak Dalam Desa Mentawak sekaligus mantan tumenggung (kepala suku) mereka yakni Kitab, beliau menerangkan bahwa mereka adalah masyarakat yang melarikan diri dari konflik paderi dan penjajahan Belanda di Minangkabau. Mereka terus berpindah-pindah hingga akhirnya kelompok ini menetap di Desa Mentawak pada tahun 2011.
SEJARAH PERJUANGAN SHEIKH MUJIBURRAHMAN DAN LAHIRNYA NEGARA PAKISTAN Arki Auliahadi
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 8, No. 16, Juli-Desember 2018
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.085 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.v0i0.71

Abstract

Semenjak Pakistan resmi merdeka, negara tersebut dilanda krisis, antara lain peperangan dan pertiakaian. Pakistan yang muncul dalam keadaan terbagi dua yaitu Pakistan Barat dan Pakistan Timur dengan pusat kekuasaan berada di Pakistan Barat. Hal inilah yang menjadi pemicu terjadinya krisis di antara kedua wilayah tersebut. Melalui usaha yang keras dan gigih, Pakistan Timur mendapatkan kemerdekaannya dari Pakistan Barat, yaitu dengan resmi berdirinya negara Bangladesh. Kemerdekaan dan pendirian Negara Bangladesh tersebut tidak terlepas dari perjuangan para tokoh Bangladesh, di antaranya adalah Sheikh Mujiburrahman, yang kemudian hari menjadi tokoh penting dalam sejarah tokoh kemerdekaan Bangladesh. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang Sheikh Mujiburrahman dan perjuangannya, serta membahas mengenai kondisi umat Islam Bangladesh hari ini. Oleh karena itu, penulis akan memfokuskan dan mengkaji keterkaitan antara dua pembahasan tersebut.
ORGANISASI PITI DALAM MEMPERCEPAT PEMBAURAN ETNIS TIONGHOA MUSLIM DI KOTAPADANG Doni Nofra; Arki Auliahadi
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 9, No. 17, Januari-Juni 2019
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.972 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.v0i0.189

Abstract

Penelitian ini menggunakanpendekatan organisasi dan sosiologi yaitu Toleratin merupakan bagian dari Akomudasi, (Sebagai suatu usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu untuk mencapai kestabilan). pendekatanyang digunakan adalah analisis historis yang bertujuan untuk melihat sejarah berdiri danperananorganisasi PITI Padang dalam mempercepat pembauran. Penulis mewawancarai informan dan mencaridokumentasi lainnya yang mendukung untuk sumber data.Peran PITI Padang sangat diperlukan oleh etnis Tionghoa baik yang muslimmaupun non-muslim. Bagi Muslim Tionghoa, PITI sebagai wadahsilaturrahmi, untuk saling memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam. Bagi etnis Tionghoa non-Muslim,PITI menjadi jembatan antara mereka dengan umat Islam.Bagi pemerintah, PITIsebagai komponen bangsa yang berperan strategis sebagai jembatanpenghubung antar suku dan etnis,untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara KesatuanRepublik Indonesia. Usaha pembauran yang dilakukan PITIdalam kalangan etnis Tionghoa Muslim di Kota Padang, seperti jalur Kontak kerjasama, perdagangan, keagamaan, pola pemukiman, organisasi, perpolitikan, berganti nama atau tukar identitas, seni, budaya, penggunaan bahasa, pendidikan, dan pernikahan.
Islamisasi Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi (2005-2013) Muhammad Ahat; Arki Auliahadi
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 9, No. 18, Juli-Desember 2019
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.275 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.vi.237

Abstract

Bukit Duabelas berada di bagian tengah Propinsi Jambi antara jalur-jalur perhubungan darat, yaitu antara lintas tengah dan timur Sumatera, serta lintas tengah Jambi. Posisi Bukit Duabelas juga berada diantara empat sungai yang cukup besar, yaitu; Sungai Batang Hari berada di bagian Utara, Sungai Tabir berada di bagian Barat, Sungai Tembesi berada di bagian Timur dan Sungai Merangin berada di bagian Selatan.Kebudayaan yang dimiliki oleh suku, etnis dan agama turut mempengaruhi gaya komunikasi, sehingga budaya dapat menjadi sebuah rintangan dalam berintegrasi satu sama lain, rintangan budaya dalam berintegrasi ini disebabkan oleh perbedaan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak yang terlibat dalam berkomunikasi.Suku Anak Dalam adalah salah satu Komunitas Adat Terpencil yang mendiami pedalaman Propinsi Jambi,seperti yang terdapat di Kabupaten Merangin dan Sarolangun.Semenjak 8 tahun terakhir Komunitas Adat Terpencil atau lebih dikenal dengan Suku Anak Dalam, sudah mulai mengalami perubahan sosial cara berpakaian, pendidikan dan agama. Suku Anak Dalam juga sudah mulai beradaptasi dengan masyarakat luar (OrangDesa).Akhir-akhir ini Suku Anak Dalam sudah banyak yang berangsur meninggalkan keyakinan leluhurnya dan memeluk agama Islam.
PROBLEM MANAJEMEN PENGEMBANGAN KOLEKSI DI MUSEUM KERINCI Arki Auliahadi
Shaut Al-Maktabah : Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Vol. 12 No. 1 (2020): Shaut Al-Maktabah
Publisher : Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/shaut.v12i1.306

Abstract

Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana problem yang terjadi dalam manajemen pengembangan koleksi di Museum Kerinci. Problem tersebut terkait dengan minimnya koleksi pada Museum Kerinci, sulitnya pihak pengelola museum untuk mendapatkan koleksi yang menjadi jantung bagi sebuah museum. Museum Kerinci merupakan salah satu museum yang terdapat di Prop. Jambi merupakan sebuah museum negeri yang lokasinya berada di luar ibu kota propinsi Jambi, tepatnya di Kab. Kerinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Museum Kerinci dibangun untuk mempertahankan nilai dan budaya masyarakat Kerinci, baik berupa Benda Cagar Budaya (BCB) maupun adat dan tradisi. Museum Kerinci sejauh ini mengalami problem seperti sangat minim koleksi disebabkan karena pihak pengelola museum masih kesulitan dalam mencari dan mendapatkan Benda Cagar Budaya (BCB) untuk dijadikan koleksi. Beberapa koleksi yang terdapat di Museum Kerinci masih berupa replika. Selain itu, disebabkan oleh minimnya pengetahuan pengelola tentang koleksi dan manajemen koleksi, sehingga koleksi Museum Kerinci masih jauh dari kata layak.   Kata kunci: Museum, Kerinci, Koleksi Abstract This paper aims to explain how the problems that occur in the management of collection development in the Kerinci Museum. The problem is related to the lack of collections at the Kerinci Museum, the difficulty of the museum manager to get a collection that is the heart of a museum. The Kerinci Museum is one of the museums in Prop. Jambi is a state museum located outside the capital city of Jambi province, precisely in Kab. Kerinci. The results showed that the Kerinci Museum was built to maintain the values ??and culture of the Kerinci community, both in the form of Cultural Heritage Objects (BCB) as well as customs and traditions. Kerinci Museum has so far experienced problems such as very minimal collection because the museum manager is still having difficulty in finding and getting Cultural Heritage Objects (BCB) to be used as collections. Some collections contained in the Kerinci Museum are still in the form of replicas. In addition, due to the lack of knowledge of managers about collection and collection management, so that the collection of the Kerinci Museum is far from feasible. Keywords: Museum, Kerinci, Collection
Perkembangan Museum Kerinci (Tinjauan Historis) Arki Aulia Hadi; Jamal Mirdad
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 3 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v3i1.65

Abstract

This paper aims to explain the history and development of the Kerinci Museum. Kerinci Museum is one of the museums on the prop. Jambi and is a state museum which is located outside the capital city of Jambi province, precisely in Kab. Kerinci. The research method in this paper uses historical research methods, namely heuristics (source collection), source criticism, synthesis (data analysis), historiography (writing). The results showed that the Kerinci Museum was built to maintain the values ​​and culture of the Kerinci community, both in the form of Cultural Heritage Objects (BCB) as well as customs and traditions. The early Kerinci Museum was founded and experienced obstacles, such as conflicts over land which still belonged to residents and the construction site. The Kerinci Museum construction process went through three stages. After being founded, this museum experienced another problem, namely the very minimal collection. Until this research was completed, the Kerinci Museum was still looking for objects suspected of being cultural heritage to be used as collections.
DINAMIKA PERJUANGAN MUSLIM PATANI (TINJAUAN HISTORIS) Arki Auliahadi
Tamaddun Vol 1, No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.038 KB) | DOI: 10.30983/fuaduna.v1i1.438

Abstract

The expalanation of this paper is about a discussion of the conflict between Muslim Patani and the Thai government. Since Patani became a Thai colony, Muslims were required to be noticed and obedient to the Thai rulers. Since Patani is integrated into the country of Thailand, Muslims face various challenges from the Thai government. Because of those unworthy treatment, the Patani Muslims are fighting against the Thai government. This resistance is intended to gain their rights as Malays and Muslims. The discussion of this paper aims to describe the socio-historic of Patani, describe the forms of struggle, describe the organization's struggles and the gait of that organization. Paparan tulisan ini merupakan sebuah pembahasan mengenai konflik yang terjadi antara Muslim Patani dengan pemerintah Thailand. Semenjak Patani menjadi jajahan Thai, umat lslam diharuskan tunduk dan patuh kepada kekuasaan Thai. Sejak Patani diintegrasikan ke dalam negara Thailand, umat Islam menghadapi berbagai tantangan dari pihak pemerintah Thai. Oleh karena mereka mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, maka umat Islam Patani melakukan perlawanan terhadap pemerintah Thai. Perlawanan ini bertujuan untuk memperoleh hak-hak mereka sebagai orang Melayu dan Islam. Pembahasan tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan sosio histroris Patani, mendeskripsikan bentuk-bentuk perjuangan, mendeskripsikan organisasi-organisasi perjuangan serta kiprah organisasi itu.