Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peran Industri Pertahanan Dalam Meningkatkan Kemanan Maritim Guna Mendorong Visi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia Sholihah, Tyan Hidayatus; Waluyo, Dangan; Jupriyanto, Jupriyanto; Putro, Tri Guntoro Sukarno
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5115

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia dengan potensi ekonomi maritim mencapai 1.338 miliar dollar AS per tahun. Hal ini membuat Indonesia tidak lepas dari berbagai ancaman militer maupun non militer. Beberapa ancaman ini membuat kondisi keamanan Indonesia yang menjadi tidak stabil dan mengganggu upaya Indonesia dalam mewujudkan misi sebagai ”poros maritim dunia”. Potensi ancaman tersebut membutuhkan pertahanan negara yang kuat yang dapat mencakup seluruh wilayah secara maksimal. Sehingga diperlukan lembaga atau instansi yang bertujuan menjaga keamanan dan pertahanan maritim negara. Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI merupakan lembaga yang bertugas melakukan patroli keamanan dan keselamatan diwilayah yurisdriksi Indonesia. Namun saat ini kebutuhan kapal patroli Bakamla masih jauh dari ideal. Oleh karena itu dalam paper ini akan dibahas penyebab dari potensi ancaman keamanan maritim Indonesia dilihat dengan perspektif sytem thinking, serta bagaimana pengadaan alutsiskamla mempengaruhi keamanan maritim Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif untuk memahami ancaman keamanan maritim Indonesia dampak dari pengadaan alutsiskamla berupa kapal patroli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab potensi ancaman keamanan maritim Indonesia adalah kurang optimlanya kapal patroli Bakamla yang hanya memenuhi 53% kebutuhan kapal ideal, yang berdampak pada cakupan patroli area yaitu 51% dari total luas perairan dan yurisdiksi Indonesia. Langkah solutif untuk meningkatkan infrastruktur Bakamla adalah pengadaan kapal patroli baru. Solusi ini terbukti efektik karena berdasarkan perhitungan Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) dan Enternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) setelah dilakukan SWOT, edua faktor strategis, baik internal maupun eksternal, memiliki nilai solusi yang lebih tinggi secara total daripada ancaman keamanan maritim, yaitu faktor internal 4.1818 dibanding 4.52173 dan faktor internal yaitu 3.975 dibanding 4.225.
Kesenjangan Keamanan Maritim: Kontribusi Industri Pertahanan pada keamanan Maritim Putro, Tri Guntoro Sukarno; Putra, I Nengah; Sulistyadi, Edy; Sholihah, Tyan Hidayatus
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5116

Abstract

Isu keamanan maritim menjadi isu yang sangat strategis untuk diperhatikan saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan keamanan maritim yang mengancam sumber daya maritim kita dan kedaulatan negara, Indonesia memiliki kepentingan yang besar dikawasan Asean sebagai pemimpin dalam mewujudkan keamanan maritim dikawasan, mengingat potensi maritim kita karena diperkirakan sekitar 90% perdagangan global diangkut melalui laut, di mana 40% di antaranya melewati perairan Indonesia, akan tetapi Indonesia memiliki kesenjangan dalam melaksanakan kegiatan pengamanan wilayah maritim kita, kesenjangan itu timbul akibat tidak terpenuhinya referensi armada patroli baik udara maupun laut sehingga berdampakan pada cakupan area patroli diwilayah perairan Indonesia. Patroli yang dilakukan oleh unsur udara (pesawat) dan laut (kapal) bertujuan untuk mendukung pengawasan dan pengamanan Wilayah Perairan Indonesia dan Wilayah Yurisdiksi Indonesia dari pelanggaran dan kejahatan hukum di wilayah laut, rata – rata cakupan area patroli udara berkisar 62% sedangkan patroli laut di angka 60% dari total wilayah maritim dan yurisdikasi pada semua instansi yang berwewenang, kondisi ini diakibatkan dari tidak terpenuhinya referensi kebutuhan armada patroli dibeberapa instansi.
Kesenjangan Keamanan Maritim: Kontribusi Industri Pertahanan pada keamanan Maritim Putro, Tri Guntoro Sukarno; Putra, I Nengah; Sulistyadi, Edy; Sholihah, Tyan Hidayatus
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5116

Abstract

Isu keamanan maritim menjadi isu yang sangat strategis untuk diperhatikan saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan keamanan maritim yang mengancam sumber daya maritim kita dan kedaulatan negara, Indonesia memiliki kepentingan yang besar dikawasan Asean sebagai pemimpin dalam mewujudkan keamanan maritim dikawasan, mengingat potensi maritim kita karena diperkirakan sekitar 90% perdagangan global diangkut melalui laut, di mana 40% di antaranya melewati perairan Indonesia, akan tetapi Indonesia memiliki kesenjangan dalam melaksanakan kegiatan pengamanan wilayah maritim kita, kesenjangan itu timbul akibat tidak terpenuhinya referensi armada patroli baik udara maupun laut sehingga berdampakan pada cakupan area patroli diwilayah perairan Indonesia. Patroli yang dilakukan oleh unsur udara (pesawat) dan laut (kapal) bertujuan untuk mendukung pengawasan dan pengamanan Wilayah Perairan Indonesia dan Wilayah Yurisdiksi Indonesia dari pelanggaran dan kejahatan hukum di wilayah laut, rata – rata cakupan area patroli udara berkisar 62% sedangkan patroli laut di angka 60% dari total wilayah maritim dan yurisdikasi pada semua instansi yang berwewenang, kondisi ini diakibatkan dari tidak terpenuhinya referensi kebutuhan armada patroli dibeberapa instansi.
Peran Industri Pertahanan Dalam Meningkatkan Kemanan Maritim Guna Mendorong Visi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia Sholihah, Tyan Hidayatus; Waluyo, Dangan; Jupriyanto, Jupriyanto; Putro, Tri Guntoro Sukarno
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5115

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia dengan potensi ekonomi maritim mencapai 1.338 miliar dollar AS per tahun. Hal ini membuat Indonesia tidak lepas dari berbagai ancaman militer maupun non militer. Beberapa ancaman ini membuat kondisi keamanan Indonesia yang menjadi tidak stabil dan mengganggu upaya Indonesia dalam mewujudkan misi sebagai ”poros maritim dunia”. Potensi ancaman tersebut membutuhkan pertahanan negara yang kuat yang dapat mencakup seluruh wilayah secara maksimal. Sehingga diperlukan lembaga atau instansi yang bertujuan menjaga keamanan dan pertahanan maritim negara. Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI merupakan lembaga yang bertugas melakukan patroli keamanan dan keselamatan diwilayah yurisdriksi Indonesia. Namun saat ini kebutuhan kapal patroli Bakamla masih jauh dari ideal. Oleh karena itu dalam paper ini akan dibahas penyebab dari potensi ancaman keamanan maritim Indonesia dilihat dengan perspektif sytem thinking, serta bagaimana pengadaan alutsiskamla mempengaruhi keamanan maritim Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif untuk memahami ancaman keamanan maritim Indonesia dampak dari pengadaan alutsiskamla berupa kapal patroli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab potensi ancaman keamanan maritim Indonesia adalah kurang optimlanya kapal patroli Bakamla yang hanya memenuhi 53% kebutuhan kapal ideal, yang berdampak pada cakupan patroli area yaitu 51% dari total luas perairan dan yurisdiksi Indonesia. Langkah solutif untuk meningkatkan infrastruktur Bakamla adalah pengadaan kapal patroli baru. Solusi ini terbukti efektik karena berdasarkan perhitungan Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) dan Enternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) setelah dilakukan SWOT, edua faktor strategis, baik internal maupun eksternal, memiliki nilai solusi yang lebih tinggi secara total daripada ancaman keamanan maritim, yaitu faktor internal 4.1818 dibanding 4.52173 dan faktor internal yaitu 3.975 dibanding 4.225.