Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kebijakan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia: Sebuah Fakta di Indonesia A, Arliansyah; F, Fuadi; W, Wardhiah; Pasarela, Husni; Juanda, Reza
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 1 (2024): Agustus
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13314063

Abstract

This study aims to analyze policies in poverty alleviation in Indonesia. The background of this study covers various aspects of policies implemented by the government in overcoming poverty. Although various programs and policies have been implemented, poverty in Indonesia is still a serious problem. This study uses a qualitative approach by collecting primary and secondary data. Secondary data is used as a reference from previous studies. While primary data is obtained through observations of government poverty alleviation policies. The discussion and analysis involve the concept of poverty, dimensions of poverty, and indicators of poverty. The results of this study are expected to provide a better understanding and insight into poverty alleviation policies in Indonesia and provide input for improving more effective policies.
Optimalisasi Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia: Analisis Risiko dan Strategi Mitigasi Pasarela, Husni
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 3 No 1 (2025): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol31.2025.136-147

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji risiko-risiko yang terkait dengan pembiayaan mudharabah pada lembaga perbankan syariah. Bank syariah diharapkan menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam (syariah) dalam transaksi keuangannya, terutama melalui sistem bagi hasil, salah satunya melalui akad mudharabah. Namun, dalam praktiknya, penggunaan pembiayaan mudharabah masih tergolong rendah dibandingkan dengan jenis pembiayaan lainnya seperti murabahah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya penyaluran pembiayaan mudharabah disebabkan oleh tingginya tingkat risiko yang harus ditanggung oleh bank, termasuk penyimpangan penggunaan dana (side streaming), kurangnya transparansi dari nasabah (asimetri informasi), dan terjadinya wanprestasi. Penelitian ini juga menunjukkan bagaimana bank syariah mengelola risiko tersebut melalui mekanisme restrukturisasi, penjadwalan ulang, dan reconditioning, serta penggunaan agunan sebagai bentuk jaminan apabila terjadi kelalaian atau pelanggaran akad oleh nasabah. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa meskipun mudharabah sangat sesuai dengan prinsip dasar keuangan syariah, profil risikonya yang tinggi memerlukan manajemen risiko yang cermat untuk melindungi dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank syariah. Kata Kunci: Mudharabah; Pembiayaan Syariah; Risiko Pembiayaan; Perbankan Syariah; Manajemen Risiko. ABSTRACT This study aims to examine the risks associated with mudharabah financing in Islamic banking institutions. Islamic banks are expected to uphold the principles of Islamic law (Sharia) in their financial transactions, particularly through profit-and-loss sharing systems, one of which is the mudharabah contract. However, in practice, the application of mudharabah financing remains limited compared to other financing instruments such as murabahah. This research employs a qualitative approach through field observations and interviews with several Islamic banks. The findings indicate that the limited distribution of mudharabah financing is attributed to the high level of risk borne by the bank, including fund misappropriation (side streaming), lack of transparency from customers (information asymmetry), and defaults. The study also highlights how Islamic banks manage these risks through mechanisms such as restructuring, rescheduling, and reconditioning, as well as the use of collateral as a safeguard in cases of negligence or contract breaches by customers. The study concludes that although mudharabah aligns closely with core Islamic financial principles, its high-risk profile necessitates prudent risk management to safeguard public funds entrusted to Islamic banks. Keywords: Mudharabah; Islamic Financing, Financing Risk, Islamic Banking, Risk Management  
Analisis Peran Sukuk dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Nasional Pasarela, Husni; Fakhrurradhi, Fakhrurradhi
Mubeza Vol. 11 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v11i1.57

Abstract

Di Indonesia perkembangan sukuk/ obligasi syariah terbilang cukup lambat dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Meskipun sukuk memiliki fungsi yang strategis dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan studi kepustakaan ini diketahui bahwa peran fungsi sukuk dalam pembangunan ekonomi nasional ada 6 yaitu: (1) Mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah nasional, (2) Membantu BI dalam melakukan Open Market Operation (OMO), (3) Menambah alternatif instrumen investasi bagi masyarakat, (4) Meningkatkan porsi pembiayaan infrastruktur, (5) Mendorong tertib pengelolaan BMN, (6) Mendorong tertib pengelolaan proyek infrastruktur Pemerintah.
Prospects for Gampong-Based Halal Tourism Development in Aceh: An ANP Study Pasarela, Husni; Sukiman, Sukiman; Batubara, Chuzaimah
Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam Vol. 14 No. 2 (2025): IN PROGRESS
Publisher : Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/share.29688

Abstract

Halal tourism is increasingly recognized as a strategic sector in the global travel industry, particularly in regions that integrate Islamic values with community-based development. In Aceh Province, where Islamic law is formally applied, the potential of gampong (village)-based halal tourism is substantial but faces persistent structural challenges. This study aims to identify key obstacles to its development and provide policy insights for sustainable growth. A mixed-methods case study was conducted through literature review and in-depth interviews with stakeholders, including the Aceh Tourism Office, DPR Aceh, MPU, academics, business actors, and local communities. The Analytic Network Process (ANP) was employed to prioritize issues using pairwise comparison questionnaires. The findings indicate three major barriers. First, from the regulatory aspect, the absence of standardized halal tourism guidelines is the most critical challenge (33.27%). Second, under destination factors, inadequate infrastructure and accessibility represent the dominant issue (33.71%). Third, on the social side, limited government support, weak promotion, and neglected historical sites remain significant obstacles (23.99%). These results highlight the urgent need for cross-sector collaboration, improved infrastructure, and inclusive promotional strategies. Strengthening local stakeholder capacity is essential to accelerate sustainable halal tourism and support the Islamic economy in rural Aceh. Abstrak Prospek Wisata Halal Berbasis Gampong Di Aceh: Suatu Kajian dengan Metode ANP. Wisata halal semakin menjadi sektor strategis dalam industri pariwisata global, terutama di wilayah yang memadukan nilai Islam dengan pembangunan berbasis masyarakat. Di Provinsi Aceh, yang secara formal menerapkan syariat Islam, potensi wisata halal berbasis gampong (desa) sangat besar, tetapi dalam dalam implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tantangan utama dalam pengembangan wisata halal berbasis gampong di Aceh dan memberikan masukan kebijakan untuk pertumbuhan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan desain studi kasus, melalui studi literatur dan wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan seperti Dinas Pariwisata Aceh, DPR Aceh, MPU, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat lokal. Metode Analytic Network Process (ANP) digunakan untuk memprioritaskan masalah melalui kuesioner perbandingan berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga hambatan utama. Pertama, pada aspek regulasi, ketiadaan standar baku wisata halal menjadi masalah paling krusial (33,27%). Kedua, pada aspek destinasi, infrastruktur dan aksesibilitas yang belum memadai merupakan tantangan utama (33,71%). Ketiga, pada aspek sosial, minimnya dukungan pemerintah, lemahnya promosi, serta terbengkalainya situs sejarah menjadi hambatan signifikan (23,99%). Implikasi penelitian menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, peningkatan infrastruktur, dan strategi promosi inklusif. Penguatan kapasitas masyarakat lokal sangat diperlukan untuk mempercepat pengembangan wisata halal berkelanjutan dan mendukung ekonomi syariah di pedesaan Aceh