Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Perbandingan Metode Pretreatment Ozonasi Dan Pemanasan Uap Bertekanan Terhadap Polifenol Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Utama, Duhita Diantiparamudita; Djali, Mohammad; Cahyana, Yana
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.051 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v4i1.724

Abstract

Kulit biji kakao merupakan kulit tipis, lunak dan agak berlendir yang menyelubungi keping biji kakao yang dihasilkan dari sisa produksi pengolahan biji kakao. Keberadaan limbah kulit biji kakao sering kali dibiarkan begitu saja menjadi sampah industri pengolahan cokelat sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal kulit biji kakao diketahui masih mengandung senyawa aktif seperti polifenol dan antioksidan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai produk fungsional. Namun, komponen bioaktif dalam bahan berlignoselulosa sulit dipisahkan sehingga ekstrak bioaktif yang didapat kurang maksimal. Oleh karena itu dilakukan pretreatment delignifikasi dengan menggunakan metode ozonasi dan pemanasan uap bertekanan untuk mendegradasi komponen lignoselulosa yang mengikat senyawa bioaktif tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pretreatment ozonasi dengan pemanasan uap bertekanan dalam meningkatkan perolehan senyawa polifenol dan aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit biji kakao. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu tanpa pretreatment, pretreatment ozonasi (laju alir oksigen= 2L/menit, t= 1 menit, konsentrasi= 18 ppm) dan pretreatment pemanasan uap bertekanan (autoklaf, T=129oC, 2 atm, t= 5 menit). Parameter yang diukur meliputi total fenol dan aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian, metode pretreatment pemanasan uap bertekanan menunjukkan hasil terbaik dengan perolehan senyawa polifenol (GAE) 10,13 mg/g dan aktivitas antioksidan (IC50)277,14 ppm. Sedangkan pada metode pretreatment ozonasi menghasilkan perolehan senyawa polifenol (GAE) 7,62 mg/g dan aktivitas antioksidan (IC50) 559,24 ppm. Kedua metode pretreatment tersebut secara keseluruhan meningkatkan perolehan baik polifenol maupun aktivitas antioksidan dibandingkan dengan tanpa perlakuan (GAE 3,97 mg/g, IC50 1361,18 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pretreatment delignifikasi penting dilakukan untuk meningkatkan perolehan polifenol dan aktivitas antioksidan ekstrak kulit biji kakao.
Kajian Perbandingan Metode Pretreatment Ozonasi Dan Pemanasan Uap Bertekanan Terhadap Polifenol Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Duhita Diantiparamudita Utama; Mohammad Djali; Yana Cahyana
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.051 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v4i1.724

Abstract

Kulit biji kakao merupakan kulit tipis, lunak dan agak berlendir yang menyelubungi keping biji kakao yang dihasilkan dari sisa produksi pengolahan biji kakao. Keberadaan limbah kulit biji kakao sering kali dibiarkan begitu saja menjadi sampah industri pengolahan cokelat sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal kulit biji kakao diketahui masih mengandung senyawa aktif seperti polifenol dan antioksidan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai produk fungsional. Namun, komponen bioaktif dalam bahan berlignoselulosa sulit dipisahkan sehingga ekstrak bioaktif yang didapat kurang maksimal. Oleh karena itu dilakukan pretreatment delignifikasi dengan menggunakan metode ozonasi dan pemanasan uap bertekanan untuk mendegradasi komponen lignoselulosa yang mengikat senyawa bioaktif tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pretreatment ozonasi dengan pemanasan uap bertekanan dalam meningkatkan perolehan senyawa polifenol dan aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit biji kakao. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu tanpa pretreatment, pretreatment ozonasi (laju alir oksigen= 2L/menit, t= 1 menit, konsentrasi= 18 ppm) dan pretreatment pemanasan uap bertekanan (autoklaf, T=129oC, 2 atm, t= 5 menit). Parameter yang diukur meliputi total fenol dan aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian, metode pretreatment pemanasan uap bertekanan menunjukkan hasil terbaik dengan perolehan senyawa polifenol (GAE) 10,13 mg/g dan aktivitas antioksidan (IC50)277,14 ppm. Sedangkan pada metode pretreatment ozonasi menghasilkan perolehan senyawa polifenol (GAE) 7,62 mg/g dan aktivitas antioksidan (IC50) 559,24 ppm. Kedua metode pretreatment tersebut secara keseluruhan meningkatkan perolehan baik polifenol maupun aktivitas antioksidan dibandingkan dengan tanpa perlakuan (GAE 3,97 mg/g, IC50 1361,18 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pretreatment delignifikasi penting dilakukan untuk meningkatkan perolehan polifenol dan aktivitas antioksidan ekstrak kulit biji kakao.
Penambahan ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) cair terhadap karakteristik organoleptik dan kandungan antioksidan krispi bayam (crispy spinach) Hari Hariadi; Asysyifa Riana; Tisya Aisyah Chaerunnisa; Suseno Amien; Yusep Ikrawan; Triana Ulfah; Judiono Judiono; Cahya Edi Wahyu Anggara; Ilman Wibawa; Widiawati Widiawati; Duhita Diantiparamudita Utama
Composite : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5 No 2 (2023): Agustus
Publisher : University of Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/composite.v5i2.582

Abstract

The human immune system can protect the body from bacteria, viruses, and parasites that cause disease. The immune system becomes more active when enough amounts of macro and micro nutrients are consumed. Antioxidants can also guard against the attack of free radicals and radical chemicals found in the body, limiting the damage caused by the oxidation process. One of them is using turmeric and spinach extract as a supplement. Turmeric extract can be used in the production of crispy spinach cookies. The research was purposed to find out the effect of turmeric extract addition on organoleptic characteristics and antioxidant content crispy spinach. This research used a Experimental research design (Pre-Experimental Design) with three treatments consisting of the addition of 50 ml, 60 ml, and 70 ml of turmeric extract. All three formulations were conducted hedonic tests for know the best formulation, followed by antioxidant content (DPPH method), carbohydrate content (method by different), protein content (Kjedahl), and fat content (Soxhlet). Furthermore, economic analysis and product ranking are carried out. Formulation 3 was chosen because of the highest nutritional content. Keywords: crispy spinach, immunity, turmeric extract
Karakteristik Sifat Amilografi Tepung Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Atlantik Dan Hasil Modifikasi Heat Moisture Treatment Yang Ditanam Di Dataran Medium Ajijah, Melia Siti; Utama, Raden Duhita Diantiparamudita
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 19 No. 2 (2024): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v19i2.10211

Abstract

Potatoes grow optimally in highlands areas at an altitude of more than 1000 meters above sea level (masl) with an ideal temperature of 18°C. However, continuously for potato cultivation in highlands can have negative impacts such as deforestation, erosion, landslides and floods. Therefore, the development of medium plain potatoes (300-700 masl) is increasing. This research aims to identify the amylographic characteristics of Atlantic potato flour from the high plain and atlantic potato flour from medium plain and the effect of modified by Heat Moisture Treatment . This study used an experimental method with t-test analysis. The results showed significant differences between the flour from highlands and medium plains with parameters of amylose content, amylopectin content and gel strength levels. Based on the gel strength value, highland potato flour is more stable than medium plain flour. In HMT modified flour and natural flour from medium plains and highlands there are significant differences in amylose content,  amylopectin content and whiteness. Based on the gel strength value, HMT modified flour shows better stability compared to natural flour from medium plains.