Andrik Musfalri
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Ikan Laut Sebagai Objek Penciptaan Karya Seni Lukis Andrik Musfalri 1012126021
Saraswati Jurnal Mahasiswa Seni Murni
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.834

Abstract

Tugas Akhir ini mengangkat kehidupan bawah laut, khususnya ikan laut sebagai ide penciptaan seni lukis. Bentuk penciptaan lebih melukiskan ikan laut sebagai objek utama dan menambahkan terumbu karang dan tumbuhan laut sebagai objek pendukung baik dari segi konsep maupun keartistikan bentuk. Untuk memperluas ide penciptaan tidak hanya mengambil satu batas wilayah laut dangkal saja tetapi juga mengambil wilayah laut lainnya seperti wilayah laut tengah dan wilayah laut dalam beserta permasalahannya untuk dilukiskan dengan tujuan agar objek lukisan lebih kaya akan keanekaragaman ikan laut. Dengan cara menampilkan karakter dan keunikan bentuk ikan laut di setiap wilayah di dalam laut, dan juga menghadirka permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti ikan yang tertangkap jaring, ikan-ikan laut yang tercemari oleh limbah, dan ikan-ikan air laut yang di tangkap melalui berbagai cara tanpa memikirkan resiko yang terjadi ke depannya, sehingga mengancam populasi serta memungkinkan terjadinya kepunahan pada ikan laut dan kehidupan lainnya. untuk memperkuat ide penciptaan dikarenakan ikan laut memiliki banyak bentuk dan jenisnya sesuai dengan habitatnya, seperti ikan laut dangkal, laut tengah dan laut dalam, baik dari segi karakter warna, bentuk, dan kehidupannya. Ikan laut yang lebih banyak di ekspresikan adalah ikan yang hidup di laut dangkal, disamping warna-warni yang menarik dan gaya kehidupan yang menawan. Karakter bentuk, warna, dan kehidupan ikan laut merupakan hal yang istimewa untuk di ekspresikan. Kesan kedalaman laut dan terumbu karang memiliki peranan penting dalam visualnya karena untuk memberi pandangan akan luasnya laut dan memperkaya keindahan objek pendamping untuk di lihat selain ikan laut. Berbagai karakter bentuk dan variasi warna ikan laut memiliki ke khasan masing-masing sesuai dengan lingkungan di mana mereka hidup dan beradaptasi. Kata kunci : ikan laut, seni lukis, terumbu karang
EKSPLORASI MEDIA DAUN JATI KERING PADA KARYA ADEK DIMAS AJISAKA Andrik Musfalri
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 2, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.99 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v2i2.1866

Abstract

Eksplorasi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, yaitu memanfaatkan berbagai media ataupun bahan yang ada di sekitar seniman. Jadi, lingkungan menjadi ide dasar dalam menciptakan sebuah karya seni, khususnya seni lukis. Seperti halnya eksplorasi seni yang dilakukan oleh seniman Adek Dimas Ajisaka, mengeksplorasi alam sebagai sebuah karya seni, dimana eksplorasi menjadi suatu bentuk proses perjalanan berkeseniannya, sebab setiap seniman tentu memiliki cara sendiri untuk berdialog dengan karya seninya agar dapat menghasilkan karya yang menakjubkan. Tulisan ini mencoba untuk menampilkan bagaimana proses perjalanan seni Adek Dimas Ajisaka yang menjadikan eksplorasi sebagai petualangan berkeseniannya, dan salah satu karya fenomenal Adek Dimas Ajisaka saat ini ialah karya yang mengeksplorasi daun jati sebagai media lukisannya. Exploration is closely associated with the environment, which utilizes a variety of media and materials that exist around the artist. Thus, the environment is the basic idea of creating a work of art, particularly painting. As well as the exploration of art done by artists Ade Dimas Ajisaka, exploring nature as a work of art, where exploration becomes a form of travel process in art, because every artist of course has its own way to dialogue with his art in order to produce stunning works. This paper tries to show how the process of traveling art Adek Dimas Ajisaka which make exploration as petualagan in art, and one of the phenomenal work Adek Dimas Ajisaka this time to work mengeksplorasi teak leaves as media paintings.
METAMORFOSIS VISUAL: KAJIAN TRANSFORMATIF BLANGKON GAYA YOGYAKARTA BERBASIS APLIKASI MOTIF BATIK PADA KARYA NARDI DI BUGISAN YOGYAKARTA Sugiyamin; Moh. Rusnoto Susanto; Nugroho Heri Cahyono; Andrik Musfalri
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 10 No. 2 (2022): Metamorfosis
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/jsrw.v10i2.151

Abstract

Bagi orang Jawa, salah satu kelengkapan berbusana adalah tutup kepala atau blangkon. Bentuk blangkon sangat sederhana.  Akan tetapi,  blangkon memiliki makna yang cukup tinggi. Makna estetika (keindahan, seni) tercermin dari bentuk blangkon yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan. Makna martabat tercermin dari kegunaan blangkon sebagai alat pembeda antara kaum ningrat Kraton dan rakyat jelata. Makna etika tercermin dari kehidupan dan kepribadian orang Jawa. Oleh karena itu, masalah ini menarik untuk diteliti dengan tujuan sebagai berikut. Pertama,  menjabarkan proses metamorfosis visual yang memengaruhi konsep dan hasil penciptaan blangkon gaya Yogyakarta dan ciri khasnya. Kedua, menjabarkan metamorfosis visual melalui eksplorasi aplikasi motif-motif batik sebagai elemen pokok dalam penciptaan blangkon gaya Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan karakteristik kerajinan batik secara jelas dan mendalam masalah blangkon yang diproduksi oleh Nardi di Bugisan Yogyakarta. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah menggambarkan hasil metamorfosis visual blangkon gaya Yogyakarta berciri khas dalam bentuk maupun nilai filosofis dan menggambarkan hasil metamorfosis visual melalui transformatif visual pengolahan dan ekplorasi motif-motif batik yang diterapkan pada blangkon khas dari keraton Yogyakarta.
APRESIASI SENI LUKIS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANDRIK MUSFALRI
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 7, No 1 (2017): HARMONI
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jh.v7i1.11703

Abstract

Fine art in Indonesia is growing quite well with Indonesian art to retain the title. In this development, the art does not look different every existing disciplines because it does not need the attitude of specialists to produce a masterpiece. With creativity honed, an art can be born without the need for attachment. The artists are free to express, sometimes tend to look to play around with experiments to produce a high-value art. Fourth view student of Institut Seni Indonesia Yogyakarta, that pure art in addition to the expression language can also provide real benefits to society, such as for example on their activities in SLB Yogyakarta, they not only appreciate about the world of children with special needs, but through their art able to give happiness, benefit personally as performers who falls spaciousness directly, that art is not pegged on acknowlege looking acknowlege collectors and art world, but art can appreciate significantly, the purpose and benefits of the artist to appreciate a problem through the arts.
Ekstrakurikuler Seni Batik Dalam Pewarisan Batik Tulis Di SD Negeri 2 Sentolo Andrik Musfalri; Sugiyamin, Sugiyamin; Rohmah, Okti Itsnaini; Fitriana, Zerisa
Elementary School: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran ke-SD-an Vol. 11 No. 1 (2024): ELEMENTARY SCHOOL (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/esjurnal.v11i1.4227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tahapan pembelajaran ekstrakurikuler seni batik di SD Negeri 2 Sentolo, (2) mengetahui produk pembelajaran ekstrakurikuler seni batik di SD Negeri 2 Sentolo, (3) mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung kegiatan ekstrakurikuler seni batik dalam pewarisan batik tulis di SD Negeri 2 Sentolo. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah : (1) proses pembelajaran ekstrakurikuler seni batik pada pewarisan batik tulis di SD Negeri 2 Sentolo dilaksanakan dalam tiga tahap. Langkah-langkah pembelajaran ekstrakurikuler seni batik adalah menyusun program kegiatan, melaksanakan kegiatan (teori dan praktek), dan evaluasi. Produk pembelajaran ekstrakurikuler seni batik siswa SD Negeri 2 Sentolo berupa sapu tangan, hiasan dinding, dan taplak meja. Faktor penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler seni batik adalah pada ketersediaan waktu dan sarana alat membatik. Faktor pendukung pelaksanaan ekstrakurikuler seni batik di SD Negeri 2 Sentolo meliputi sarana dan prasarana, kapasitas tenaga pengajar, minat siswa, dan apresiasi sekolah. Kata Kunci: ekstrakurikuler, seni batik, pewarisan, batik tulis
Tradisi Selasa Wage Di Malioboro Sebagai Sumber Ide Penciptaan Seni Lukis Kuswardana, Bima Arindra; Dewobroto, Bambang Trisilo; Musfalri, Andrik
CILPA Vol 8 No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/cilpa.v8i1.13935

Abstract

Abstrak “Tradisi Selasa Wage” atau biasa masyarakat sekitar dan para pedagang kaki lima area Malioboro dengan julukan “Jogja Reresik Malioboro Selasa Wage”, salah satu aktivitas sosial dimana kendaraan umum tidak diperbolehkan untuk melintas atau melewati sepanjang Jalan Malioboro, sehingga para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara yang sedang berlibur di Malioboro sangat menikmati suasana tradisional tersebut.  Tujuan penciptaan ini adalah menjadikan sebuah media yang dapat mengembangkan sebuah ide, konsep, gagasan, dan teknik lukis dalam menciptakan suatu karya. Mengekspresikan sebuah konsep pada moment aktivitas “Tradisi Selasa Wage” dalam sajian karya lukis kontemporer. Menggali proses kreatif secara Teknik yang pada akhirnya dapat menemukan sebuah karakter yang khas dalam proses kreatifnya. Penciptaan karya ini yang terinspirasi dari aktivitas masyarakat Malioboro melakukan gotong royong, guna untuk menjaga kelestarian, kebersihan lingkungan sepanjang jalan Malioboro. Metode penciptaan dengan melakukan eksplorasi, dari segi eksplorasi visual, eksplorasi bentuk, eksplorasi konsep, eksplorasi teknik, dan analisis data yang meliputi data premier, data sekunder. Tema yang dipilih adalah pengenalan tradisi di daerah Yogyakarta. Hasil penelitian ini menggambarkan suasana kegiatan Tradisi Selasa Wage di Malioboro yang menjadi objek dalam membuat karya-Karya seni Lukis, yang menghasilkan sebanyak 7 karya lukisan dengan berbagai jenis ukuran dan teknik, diantaranya yang berjudul Gelap Malam Tengah Kota, Hiburan Jalanan, Guyup Rukun, Reresik Malioboro, Tarian Anak, Talk Show, dan Berjalan Bebas. Abstrak "Tuesday Wage Tradition" or commonly the local community and street vendors in the Malioboro area with the nickname "Jogja Reresik Malioboro Tuesday Wage", one of the social activities where public vehicles are not allowed to pass or pass along Jalan Malioboro, so tourists both local and foreigners who are on vacation in Malioboro really enjoy the atmosphere of this tradition. The purpose of this creation is to make a medium that can develop an idea, concept, ideas, and painting techniques in creating a work. Expressing a concept at the moment of the “Tuesday Wage Tradition” activity in the presentation of contemporary paintings. Exploring the creative process technically which in the end can find a specific characteristic in the creative process.The creation of this work was inspired by the activities of the Malioboro people doing mutual cooperation, in order to maintain sustainability, clean the environment along the Malioboro road. The creation method is by exploring, in terms of visual exploration, form exploration, concept exploration, technical exploration, and data analysis which includes premier data, secondary data. The chosen theme is the introduction of traditions in the Yogyakarta area, the atmosphere of the Tuesday Wage Tradition activities in Malioboro which are the objects in making works.7 painting works with various types of sizes, techniques, and creation of works in 2021 entitled Dark Midnight City, Street Entertainment, Guyup Rukun, Malioboro Rehearsal, Children's Dance, Talk Show, and Free Walking
Tradisi Selasa Wage Di Malioboro Sebagai Sumber Ide Penciptaan Seni Lukis Kuswardana, Bima Arindra; Dewobroto, Bambang Trisilo; Musfalri, Andrik
CILPA Vol 8 No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/cilpa.v8i1.13935

Abstract

Abstrak “Tradisi Selasa Wage” atau biasa masyarakat sekitar dan para pedagang kaki lima area Malioboro dengan julukan “Jogja Reresik Malioboro Selasa Wage”, salah satu aktivitas sosial dimana kendaraan umum tidak diperbolehkan untuk melintas atau melewati sepanjang Jalan Malioboro, sehingga para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara yang sedang berlibur di Malioboro sangat menikmati suasana tradisional tersebut.  Tujuan penciptaan ini adalah menjadikan sebuah media yang dapat mengembangkan sebuah ide, konsep, gagasan, dan teknik lukis dalam menciptakan suatu karya. Mengekspresikan sebuah konsep pada moment aktivitas “Tradisi Selasa Wage” dalam sajian karya lukis kontemporer. Menggali proses kreatif secara Teknik yang pada akhirnya dapat menemukan sebuah karakter yang khas dalam proses kreatifnya. Penciptaan karya ini yang terinspirasi dari aktivitas masyarakat Malioboro melakukan gotong royong, guna untuk menjaga kelestarian, kebersihan lingkungan sepanjang jalan Malioboro. Metode penciptaan dengan melakukan eksplorasi, dari segi eksplorasi visual, eksplorasi bentuk, eksplorasi konsep, eksplorasi teknik, dan analisis data yang meliputi data premier, data sekunder. Tema yang dipilih adalah pengenalan tradisi di daerah Yogyakarta. Hasil penelitian ini menggambarkan suasana kegiatan Tradisi Selasa Wage di Malioboro yang menjadi objek dalam membuat karya-Karya seni Lukis, yang menghasilkan sebanyak 7 karya lukisan dengan berbagai jenis ukuran dan teknik, diantaranya yang berjudul Gelap Malam Tengah Kota, Hiburan Jalanan, Guyup Rukun, Reresik Malioboro, Tarian Anak, Talk Show, dan Berjalan Bebas. Abstrak "Tuesday Wage Tradition" or commonly the local community and street vendors in the Malioboro area with the nickname "Jogja Reresik Malioboro Tuesday Wage", one of the social activities where public vehicles are not allowed to pass or pass along Jalan Malioboro, so tourists both local and foreigners who are on vacation in Malioboro really enjoy the atmosphere of this tradition. The purpose of this creation is to make a medium that can develop an idea, concept, ideas, and painting techniques in creating a work. Expressing a concept at the moment of the “Tuesday Wage Tradition” activity in the presentation of contemporary paintings. Exploring the creative process technically which in the end can find a specific characteristic in the creative process.The creation of this work was inspired by the activities of the Malioboro people doing mutual cooperation, in order to maintain sustainability, clean the environment along the Malioboro road. The creation method is by exploring, in terms of visual exploration, form exploration, concept exploration, technical exploration, and data analysis which includes premier data, secondary data. The chosen theme is the introduction of traditions in the Yogyakarta area, the atmosphere of the Tuesday Wage Tradition activities in Malioboro which are the objects in making works.7 painting works with various types of sizes, techniques, and creation of works in 2021 entitled Dark Midnight City, Street Entertainment, Guyup Rukun, Malioboro Rehearsal, Children's Dance, Talk Show, and Free Walking